2

26 7 2
                                    

Beberapa tahun yang lalu


     Hari mulai petang, hampir semua siswa sudah kembali kerumahnya. Mungkin hanya beberapa siswa saja yang masih bertahan di sekolahan. Itupun hanya karena keperluan dan ekstrakulikuler.

     Seorang gadis berseragam putih abu-abu, masuk ke dalam gudang sekolah dengan diikuti dua orang temannya. Nabila adalah nama yang tertera di seragamnya, Ia tersenyum saat melihat seorang gadis yang telah diikat disebuah kursi tua. Nabila mulai mendekat dan menyiramkan seember air supaya membangunkan gadis berkacamata itu.

" Uhuk..uhuk",

"Bangun juga lo, enak kan tidur disini", ucap Nabila sambal tersenyum sinis.

"Lepasin aku, aku mau pulang", kata gadis itu seraya memberontak.

"Percuma lo berontak kayak gini, kalau lo nggak mau berurusan sama kita. Makanya jadi orang itu jangan sok kecantikan. Muka biaa aja, ditambah ini nih kacamata buluk", ucap Nabila mengambil kacamata itu lalu membuangnya entah kemana.

"Bener banget Bil, semua cowok disekolah ini dirayu dengan tampang polos ini", sambung Sekar sambul memegang muka gadis itu dan menghempaskannya dengan kasar.

"Kita apain dia nih?", sahut gadis lain bernama Sahar.

     Nabila mengambil sebuah gunting berkarat yang tergeletak di atas meja, kemudian ia mendekati gadis berkacamata itu kembali. Nabila menarik surai gadis itu dan kedua temannya memegangi tangan mangsanya.

"Brak"

     Bunyi dobrakan yang dilakukan seorang lelaki. Kemudian dia berjalan mendekati keempat gadis tersebut. Siswa itu menatap ketiga gadis yang menggunakan seragam yang cukup ketat.

"Eh lepasin dia, atau kalian gue laporin ke kepala sekolah", ancam cowok tersebut.

     Hanya dengan hitungan detik Nabila bersama teman-temannya berjalan meninggalkan gudang itu, dengan umpatan untuk lelaki itu. Siapa yang berani melawan laki-laki itu, dia merupakan anak dari salah satu donatur untuk sekolahan ini. Laki-laki itu berjalan mendekati gadis berkacamata itu. Ia menunduk dan melepaskan ikatan yang membelitnya.

"Kamu nggak papa kan", ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

"Nggak papa kok, makasih ya udah nolongin aku", katanya sambil tersenyum manis.

" Oh iya. Nama kamu siapa?",

"Namaku Pelangi Amadia Zahra, panggil aja pelangi kak",

"Namaku Abizar Bima Nugraha, panggil aja Bima. Ayo aku anterin pulang, lagian ini udah malem. Gak baik pulang sendirian", tawarnya.

"Nggak usah kak, Aku bisa pulang sendiri kok",

"Nggak ada penolakan", ucap Bima seraya menarik tangan Pelangi menuju parkiran.


Pelangi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang