☁01

2.9K 215 17
                                    

Yeri sudah menelepon seorang temannya untuk menemaninya berbelanja kebutuhan untuk pergi, namun sudah ditunggu hampir satu jam tak ada tanda-tanda yang menandakan temannya akan datang dalam waktu dekat.

Yeri sekarang berada di sebuah cafe suatu mall. Sendirian. Yeri melihat sekeliling, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam yang tandanya mall akan ditutup sebentar lagi.

"Yer!" Yeri menoleh, mendapati Arin melambaikan tangan padanya. Dengan langkah cepat, Yeri menghampiri temannya itu.

"Ngaret banget, udah ah besok-besok gue cari temen lain aja." ujar Yeri kesal.

"Tadi Lissy sakit Yer, gue harus anterin dia dulu ke dokter." iya Lissy, salah satu kucing yang dipelihara Arin. "Yaudah, sekarang lo mau kemana? H&M? Zara?" tanya Arin.

Yeri tak langsung menjawab, ia memegang kepala Arin lalu memutarnya kearah seisi mall. "Apanya yang mau kemana? Orang udah tutup gitu." ujarnya.

"Hehe, sorry Yer. Gue gak nyangka juga bakal se-ngaret ini." ujar Arin dengan perasaan bersalahnya.

"Besok balik lagi kesini, gue aja. Nanti lo send aja baju apa yang mau dibeli biar gue yang beliin. Tapi duitnya tetep punya lo ya." ujar Arin lagi.

"Okay. Deal." ujar Yeri tersenyum.

☁☁☁

"Han, yang booking siapa sih emang? Kenapa gak jadi tuh apartment?" ujar Hangyul, teman sehidup sematinya Yohan.

"Mark. Dia bilang apartment gak bakal muat untuk kita ber-dua puluh empat." ujar Yohan, lalu menyesap vape miliknya.

"Lah? Kok makin banyak? Kemaren perasaan gue cuma 13 orang." ujar Hangyul.

"Si Woojin ngajakin temennya lagi 5 orang. Terus cewenya juga ngajakin anak geng-nya ikutan, makanya rame."

"Woojin punya cewe? Siapa?"

"Sohye."

"Anak fisip?"

"Iya, kok lo tau Gyul?"

"ANJIR BENERAN LO?" Hangyul heboh.

"Iya, kenapa sih?"

"Gebetan gue anak fisip, temennya si Sohye sohye itu. Diajak gak ya Han kira-kira?" tanya Hangyul.

"Kagak dah kayanya." ujar Yohan.

"Lah? Kenapa?" Mood Hangyul seketika turun.

"Ntar lo enakan, liburan bareng gebetan. Gue yang jomblo gini lo tinggal." ujar Yohan.

"Najis Han. Gue juga butuh cewe, gak sudi homoan sama lo. Lo cari cewe aja gih, kan banyak tuh yang ikutan ntar." ujar Hangyul.

Hangyul kira Yohan ingin membantah perkataannya namun apa yang terjadi malah sebaliknya, Yohan hanya diam dan termenung setelah mendengar perkataan Hangyul.

"Han?" Hangyul mengguncang bahu Yohan.

"Hmm?"

"JANGAN JANGAN LO MASIH BELOM BISA MOVE ON DARI YENA YA ANJIR?" tebak Hangyul, ngasal, tapi Yohan beneran ngangguk tanda setuju dengan apa yang barusan Hangyul ucapkan.

"Han, No. Cari cewe baru, gak gini, gue gak suka lo masih berharap lagi sama Yena."

"Tapi Yena bakalan ikut Gyul."

"Move on Han."

"Lo bego? Siapa emang yang malem-malem ke kostan gue galau karena Yena putusin terus janji gak bakal pengen balikan lagi?"

"Itu kan udah lama, sepuluh bulan yang lalu. Yena khilaf mungkin bisa main dibelakang gue sama si Jihoon."

"Gue gak ngerti otak lo setengah apa gimana, tapi Han you are stupid as fuck. Kelewatan tololnya. Lo tau? Jihoon juga bakalan ikut liburan. Lo mau apa? Liatin Yena sama si Jihoon itu lagi?"

"Hahah, gak tau dah Gyul. Pusing gue, dah ah gue balik." Yohan lalu meninggalkan Hangyul sendirian di kostnya.

Drrrtt

HP Hangyul yang bergetar mengalihkan perhatian Hangyul, terlihat nomor tak dikenal menghubunginya.

Hangyul lalu mengangkatnya,
"Halo."

"Halo Gyul, ini gue Yena."

Fancy Things ㅡ99lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang