☁06

1.7K 144 21
                                    

Agenda mereka hari ini sebenarnya adalah ke taman bunga, namun terpaksa gagal karena hujan deras disertai petir.

"Sumpah gue laper, tapi gak bisa makan apa-apa. Stok makanan di kulkas juga udah abis." ujar Mina.

"Getfood aja Min." ujar Sohye.

"Yakali Hye, kasian dong mas mas Getfoodnya basah kehujanan." jawab Mina.

"Duh iya nih, gue laper banget. Hujan gini pengen makan mie tau gak sih." ujar Hyewon.

"Ambil gih diatas, di koper gue ada noodle cup." ujar Yeri.

"Oke Yeri, thanks." Mina dan Hyewon segera berjalan cepat keatas untuk mengambil mi gelas.

Baru beberapa langkah, mereka dikejutkan oleh suara petir yang disertai mati listrik.

"AAAAAAH," hampir seisi rumah teriak karena terkejut dengan mati listrik yang tiba-tiba.

Ternyata mati listrik yang dikira hanya beberapa menit, sampai sekarang yang kira-kira jika dihitung hampir satu setengah jam belum juga nyala kembali.

Dan mereka dengan otomatis berkumpul di ruang tengah lantai bawah karena takut gelap. Semuanya duduk disini tanpa terkecuali.

"Bosen ah, kapan sih ini listriknya nyala?" ujar Doyeon memecah keheningan sambil mematikan flashlight dari HPnya.

"DOYYY AH JANGAN DIMATIIN DONG, GELAP." ujar Hyewon.
Mau tak mau Doyeon menyalakan flashlightnya kembali, karena satu-satunya HP yang baterainya masih diatas 85% cuma HPnya saja.

"Guys gue punya ide, biar gak bosen. Mau main truth or dare gak?" saran Yuqi.

"No, gue gak ikutan. Lo tau film 'Truth or Dare' kan? Gue gak mau ya itu juga kejadian sama gue." ujar Mina.

"Jadi lo gak mau main? Gak seru ah," ujar Hyunsuk.

"Main ajalah Min, kan kita juga gak melibatkan pihak dunia lain di permainan kita." sambung Yena.

"Oke, iya gue main." ujar Mina.

Lalu, Yuqi mengambil botol didekatnya dan menyuruh mereka semua untuk duduk melingkar.

Botol tadi Yuqi putarkan dan tutup botolnya mengarah kepada Dejun. Korban pertama.

"TOD Jun?" tanya Yuqi.

"Truth" jawab Dejun.

"Ada yang mau ngasih pertanyaan? Kalau gak ada berarti gue yang nanya," ujar Yuqi.

Mereka semua diam, tanda  mempersilahkan Yuqi memberikan pertanyaan.

"Oke gue ya berarti. Dejun, coba jujur lo sekarang lagi deketin temen gue kan?" tanya Yuqi to the point. Membuat semuanya noleh ke Tzuyu, ya siapa lagi temen terdekat Yuqi kalau bukan Tzuyu?

"Ya." Dejun jujur. Suasana jadi heboh karena teriakan 'cie' dari mereka ke Tzuyu dan Dejun.

"Oke, lo yang muter Jun." Yuqi melempar botol tadi kearah Dejun.

Selanjutnya arah tutup botol berhenti di Mark.

"Lo yang kasih question atau darenya ya Jun." ujar Yuqi.

"Oke, choose one, Mark. Truth or dare?" tanya Dejun.

"Dare." ujar Mark.

Dejun sebenarnya belum kepikiran mau ngasih dare apa, tapi tiba-tiba aja ini terlintas di otaknya.

"'Coz you sit beside Yeri. Can you just made an eye contact with her for ten seconds?" ujar Dejun.

"NO! Dejun, lo gila ya?" Yeri membantah.

"Yer, ini dare gue dari Dejun, and i'll accept it, can you?" balas Mark.

Ruangan itu kembali heboh karena perkataan Mark barusan. Namun ada satu orang yang tampak tak suka dengan adegan itu, ia berusaha menutupi hal itu dengan ikut bersorak menggoda Mark dan Yeri. Miris.

☁☁☁

"Ji, gue boleh minta tolong panggilin Hangyul gak?" tanya Wooyoung pada Jiwon yang baru saja lewat di depannya.

"Dimana Hangyul?" tanya Jiwon.

"Teras bawah kayanya, bilangin ya gue nungguin diatas." ujar Wooyoung.

"Oke."
Jiwon lalu turun ke lantai bawah, mencari Hangyul.

"Gyul, tadi lo dicariin Wooyoung diatas." ujar Jiwon.

"Oke." Hangyul lalu naik keatas, tapi turun lagi.

"Nama lo siapa?" tanya Hangyul pada Jiwon yang masih di tempat semula.

"Jiwon," jawab gadis itu.

"Itu, tangan lo kenapa?" tanya Hangyul. Jiwon kaget, Hangyul kalau lihat orang emang detail banget sampai luka di tangan Jiwon-pun terlihat.

"Ah, ini tadi kena gores pintu balkon." jawab Jiwon, lalu melihat tangannya yang luka.

Hangyul lalu menarik tangan Jiwon ke lantai atas.

"Eh gyul," Wooyoung baru aja manggil tapi Hangyul malah kasih isyarat tangan untuk diam.

"Si, tolongin nih temen gue tangannya luka."
Hangyul membawa Jiwon ke balkon tempat bersantai yang saat itu diisi oleh Sian, Sihyun, Yena, Hyewon, dan Doyeon.

"'Si' siapa?" tanya Sihyun. Soalnya disini yang dipanggil 'Si' ada dua, dia dan Sian.

"Ya elo lah, kan cuma lo yang dulunya anak kesehatan, Sian gak bakal ngerti cara ngobatin luka gimana." ucapan Hangyul malah memancing emosi Sian.

"Kata siapa? Gue juga bisa kok." balas Sian.

"Apaan, dulu aja yang luka gede siapa yang ngobatin?" tanya Yena.

Serentak Hyewon dan Sihyun menjawab "Hangyuuul."

Dulunya Sian dan Hangyul pernah resmi berpacaran sebelum kandas ditengah jalan karena hadirnya orang ketiga. Kalau dihitung lamanya, mungkin sudah 2 tahun yang lalu mereka putus.

"Eh by the way Gyul, kok perhatian banget ke Jiwon sampai manggil gue buat ngobatin Jiwon?" tanya Sihyun.

Hangyul salting, telinganya memerah.

"Gyul, lo naksir Jiwon?" tebak Hyewon.

Lalu Hangyul pergi saja meninggalkan mereka, termasuk Jiwon.

Iya kayanya Hye, gue naksir pada pandangan pertama —hangyul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fancy Things ㅡ99lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang