"Duh maaf ya guys, ini si bekicot mobilnya pake acara pecah ban segala." ujar Doyeon setelah turun dari mobil.
"Iya gapapa kok, ini kita juga belum lama." ujar Sohye, yang baru saja datang 15 menit yang lalu bersama Woojin, Jihoon, Mina, dan Jiwon.
"Iya, lo sih belom lama. Gue nih udah gosong gini dari pagi nungguin lo pada." Ujar Yeri.
"Udah lengkap kan?" Tanya Mark. Lalu ia menghitung semua yang sudah datang. Ganjil, kurang satu orang lagi, tapi siapa?
"Guys, kurang satu lagi. Siapa ya?" Tanyanya.
"Oh, Yuqi masih kejebak macet. Tapi katanya udah deket kok Mark." Ujar Tzuyu.
Iya udah deket katanya, nyatanya 30 menit kemudian baru terlihat sebuah mobil putih memasuki pekarangan guesthouse, lalu seorang gadis turun dari mobil itu.
Merasa dilihat, ia menoleh kepada seluruh pasang mata yang menatapnya kesal. "Udah nyampe kan gue? Ayo masuk." ujarnya.
"Ini barangnya mau dibawain masuk kedalam neng?" Tanya supirnya.
Gadis itu menepuk jidatnya lalu berbalik, "Gak usah aku angkat sendiri aja." ujarnya. Lalu ia mengangkat 1 ransel besar dan 1 koper.
"Makasih pak." Ujarnya berpamitan pada sang supir.
Semuanya masih menunggu diluar, Mark mencoba menghubungi pemilik guesthouse dan katanya ia akan datang 10 menit lagi.
"Aduh ramai betul, ini sudah semuanya kan? Coba saya hitung dulu." Pemilik guesthouse yang baru datang itu mengagetkan mereka yang sudah benar-benar letih.
"Oke sudah lengkap, ini ya kuncinya. Kamu nak Mark kan?" Tanyanya sambil memberi kunci tadi ke Dejun.
Dejun menerima kuncinya, "Aduh bukan tante, Mark yang didepan pintu." ujarnya.
"Aduh jangan dipanggil tante, panggil mami Sunny aja." ujar pemilik guesthouse itu.
"Eh iya tan-mami Sunny." ujar Dejun yang mengundang gelak tawa semua orang yang ada disana.
"Mami permisi dulu ya kalau gitu, kalau butuh sesuatu telfon aja nomor mami ada sama Mark." Ujarnya lalu meninggalkan mereka semua.
Baru masuk, yang mereka incar pertama adalah kasur. Namun karena kamar belum ditentukan, mereka akhirnya berkumpul dulu diruang tengah untuk memilih kamar.
Setelah itu diputuskan bahwa kamar 1 di lantai bawah akan diisi oleh Mark, Lucas, Dejun, Yohan, Hangyul, dan Sihoon.
Kamar 2 di lantai bawah akan diisi oleh Yena, Hyewon, Sian, Sihyun, Yuqi, dan Tzuyu.
Sedangkan untuk di lantai atas, kamar pertama di dekat tangga akan diisi oleh Yeri, Doyeon, Arin, Sohye, Mina, dan Jiwon.
Kamar keduanya yang terletak di dekat balkon akan diisi oleh Woojin, Jihoon, Changbin, Hyunsuk, Yeonjun dan Wooyoung.
Setelah penentuan kamar, mereka pun isrirahat di kamar masing masing.
☁️☁️☁️
"Yen, temenin ke toilet dong." Waktu menunjukkan pukul 11 malam, dan Hyewon benci saat saat ia ingin buang air kecil di jam seperti ini, takut soalnya.
"Duh, sama yang lain dulu kenapa sih Hye. Sama Sian apa Sihyun kek." Ujar Yena masih setengah tidur.
"Susah Yen dibanguninnya mending lo aja, yuk." Hyewon tak tahan lagi, dengan cepat ia menarik paksa Yena untuk bangun.
Yena sebenarnya tidak menemani Hyewon pas didepan pintu, ia hanya menemani sampai di ruang tengah saja, sambil duduk disofa.
Belum 2 menit ia duduk, ia melihat Yohan turun dari lantai atas. Rasa kantuknya mendadak hilang.
"H-hai Han." ujarnya.
Yohan yang tampak baru sadar kehadirannya terlihat kaget, lalu membalas sapaannya, "Hai juga Yen."
Yena kira Yohan akan berlalu saja melewatinya lalu masuk kedalam kamarnya yang memang dilantai bawah. Namun dugaannya salah, Yohan malah memilih untuk ikut duduk di sofa sebelah Yena.
"Gak masuk?" Tanya Yena.
"Lo ngapain?" yang ditanya malah balik nanya.
"Nungguin Hye,
Udah lama ya Han." ujar Yena."Apanya? Eh iya udah lama. Lo sama Jihoon kan?" ujar Yohan.
"Hah? Apaan sih? Gue sama dia udah putus 3 bulan yang lalu." Ujar Yena.
"Kenapa?" Tanya Yohan.
"Gak cocok Han, dia bukan tipe gue sebenarnya." Jawab Yena.
"Bukan itu yang gue tanya. Kenapa yen? Kenapa lo milih buat ninggalin gue? Gue langsung mikir apa gue pernah buat salah ke lo? Apa gue gak pernah bahagiain lo?" Ujar Yohan, pelan. Ia takut suaranya akan membangunkan yang lain.
"Maaf Han. Itu pure kesalahan gue, seratus persen. Lo orang baik, cowok baik, bisa banget ambil hati cewe, sumpah orang yang jadi cewe lo pasti bakal ngerasa paling bahagia sedunia. Gue aja yang bego, lebih milih buat ninggalin lo tanpa kejelasan." Jelas Yena.
Yena sebenarnya ingin menangis saat ini juga, tapi ia tahan. Dia gak mau dibilang akal-akalannya aja biar dikasihani Yohan. Nggak. Bukan itu tujuannya.
Yohan baru saja akan membalas ucapan Yena, tapi Hyewon dengan santainya keluar dari kamar mandi dan menarik lengan Yena untuk masuk ke kamar.
"EH ADA YOHAN." ujarnya ketika tak sengaja matanya melihat Yohan duduk disebelah Yena.
"Punten deh. Lanjutin aja mangga mangga." Ujar Hyewon.
"Gak usah, lo balik tidur aja Yen." Ujar Yohan.
"Yaudah, good night Han." Ujar Yena yang hanya dibalas senyuman tipis oleh Yohan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fancy Things ㅡ99l
Fanfictionits a fancy things that you will meet up here! wanna join? cast: 99line ⓒaraaanc