Suasana pagi kota Bandung yang cukup cerah, matahari bersinar menunjukkan kilau cantiknya, burung-burung liar saling berkicau merdu menyahut satu sama lain, orang-orang mulai berlalu lalang mengisi sunyi, siap untuk memulai aktifitas. Ada yang pergi untuk bekerja, melakukan pekerjaan rumah, atau bahkan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Tak terkecuali untuk Andre Pangawan, seharusnya ia sudah bangun setelah jam alarm berbunyi dari tadi. Namun, sepertinya ia begitu malas dan lebih memilih untuk tetap bergumul dalam selimut. Mungkin ia terlalu kelelahan karena semalam sukses memenangkan pertandingan basket bersama timnya melawan sekolah lain. Tapi itu bukan alasan, apapun kegiatan lain yang kau lakukan, sekolah adalah kewajiban yang tidak bisa ditunda-tunda.“Andre!! Bangun atau mamah bakal bakar kaset-kaset kamu?!” Terdengar dari luar kamar, teriakan nyaring seorang ibu yang jengkel karena kewalahan mengurus rumah. Anak tunggal satu-satunya, Andre, benar-benar membuat habis batas kesabarannya.
“hhheughh.. benter lagi mah…” Andre benar-benar tidak menggrubis teriakan ibunya dan malah menjawab cuek, menantang.
“Owh, kalau gitu, mamah nggak bakal tunggu benter lagi buat bakar kaset kamu!”. Sejurus kemudian, ibunda Andre membuka pintu kamarnya kasar, lalu menatap jengkel siap mengangkut satu dos penuh berisikan koleksi disk lagu milik Andre.
Andre yang akhirnya sadar sepenuhnya dari tidur, memaksa matanya terbuka lebar, lalu bangun dari tidur, berusaha menghentikan aksi anarkis ibunya.
“Iya mah, Ndre dah bangun nih..”
“Yaudah, cepet mandi terus sarapan! Bentar lagi kamu terlambat tuh”.
Andre mengiyakan dalam hati perintah-perintah klise dari ibunya, lalu bergegas mengambil handuk untuk mandi.
Ia paling tahu bahwa ibunya itu sangat sayang padanya, apalagi semenjak kepergian almarhum ayahanda Andre tujuh tahun lalu karena kecelakaan kerja. Jadi kini, ia hanya hidup berdua dengan ibunya. Andre paham betul bahwa ibunya bukan seringkali marah karena kelakuan Andre yang kadang susah diatur, malah seharusnya ibunda sangat bangga memiliki anak seperti Andre, mewarisi wajah rupawan ayahnya, peragai yang tenang, juga punya segudang prestasi dalam bidang basket. Sang ibu sehari-hari bekerja menjadi asisten penjaga bayi di rumah bu Eko. Walaupun mereka hidup berkekurangan, setidaknya Andre serta ibunya masih bisa bertahan dan menjaga satu sama lain. Andre selalu bersyukur akan hal itu, ia selalu bertekad akan berusaha dengan giat untuk mengubah status derajat mereka menjadi lebih baik. Karenanya ia tidak terlalu sering bergaul, dan lebih memilih membuka buku. Walaupun dengan otak alakadarnya, dan akan berakhir dengan buku yang penuh air liur. Selalu begitu karena Andre akan ketiduran saat ia punya niat belajar.
Dalam singkat waktu, Andre telah selesai mandi dan mengenakan seragam putih abu-abunya. Rumah menjadi sepi, tidak ada suara apapun yang terdengar. Sepertinya, ibunda Andre sudah berangkat ke rumah bu Eko untuk bekerja, meninggalkan Andre sendiri dirumah. Yah, itu adalah rutinitas sehari-hari yang mereka lakukan, ibu Andre akan berangkat kerja dari pagi hingga sore, dan Andre pergi sekolah hingga pulang saat siang. Andre yang akan membantu mengurus rumah, memasak seadanya, dan kalau ada waktu kosong ia akan bermain gitar sambil menyanyi, mendengarkan koleksi lagu-lagu klasiknya, atau kalau ada yang mengajaknya bermain basket, Andre akan turut serta berpartisipasi jika moodnya sedang bagus. Andre bukan anak yang banyak mau dan selalu menurut pada kemauan ibunya, walaupun kadang juga susah diatur dan bikin jengkel.
Andre menuju ke belakang dan menyantap sarapannya hingga habis. Setelah itu, ia mengenakan sepatunya dan memunggungi tas ranselnya yang terlihat cukup usang itu. Jam menunjukkan pukul tujuh lebih empat menit, masih ada beberapa waktu hingga sampai ke sekolah sebelum terlambat. Andre lalu menutup serta tak lupa mengunci pintu rumahnya aman, segera siap untuk berangkat sekolah. Andre berangkat sekolah dengan menaiki transportasi umum, ia tidak memiliki kendaraan pribadi karena tidak punya uang yang cukup. Namun Andre tetap bersyukur, ia masih bisa sekolah dan masih bisa sampai dengan selamat. Kadangkala ia akan mendapati temannya dijalan dengan motor atau mobil, lalu mereka akan pergi kesekolah sama-sama dengan Andre yang menebeng. Walaupun merupakan sosok yang pendiam nan jarang bicara, Andre disegani oleh teman-temannya disekolah. Selain memiliki wajah yang dipuja-puja murid perempuan, Andre memiliki sifat yang peduli sesama. Ia akan dengan senang hati menolong siapapun yang butuh bantuannya walaupun dengan nada bicara yang dingin. Ia juga merupakan sosok yang tidak terlalu pusing dengan urusan orang lain, jadi Andre adalah teman yang enak dijadikan teman curhat walau ia agak acuh dan ogah-ogahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Demoniac Girl
RomanceNurmala Purnamasari : gadis misterius yang besar di Amerika, ia kembali pulang kekampung halamannya, Indonesia, untuk menyelesaikan satu misi khusus yang sangat sakral. Pendiam, tertutup, dan penuh dengan misteri. Andre Panggawan : cowok berkepriba...