3. Pulang Sekolah

20 11 1
                                        


                Andre sebenarnya tidak pusing dengan kelakuan aneh Nurmala barusan, tapi ia tetap merasa bahwa anak baru itu memiliki suatu keunikan yang tidak pernah dijumpai sebelumnya. Baru kali ini Andre bertemu orang yang mengucapkan hal-hal sembrono, punya wajah datar dengan kesan dingin, disertai rambut panjang hitam bak kuntilanak.

Sekilas, Andre berfikir bahwa Nurmala sama halnya dengan murid perempuan lainnya disekolah. Ia bersikap seolah sok dekat untuk mendekati Andre dengan maksud tertentu. Dalam artian, Nurmala memiliki rasa ketertarikan berlanjut pada Andre.

Bukan berarti Andre terlalu pede dan ketinggian, tapi sudah banyak murid perempuan yang coba untuk mendekati Andre dengan berbagai cara, untuk bisa mengenal lebih dekat sosok idola sekolah tersebut. Dan hal itu akan berakhir dengan Andre yang merespon cuek tidak peduli.

Sama seperti yang Nurmala lakukan. Andre rasa ia mengatakan hal aneh dan sok dekat di kantin tadi, dengan motif yang sama seperti kebanyakan murid lainnya. Bedanya, Nurmala punya kecenderungan ajaib yang aneh daripada orang lain. Ia punya kepribadian yang jarang ditemui.

Apapun itu, Andre mencoba tidak peduli dan berusaha untuk membersihkan semua kejadian barusan dari otaknya. Ia akan melupakan semua hal yang Nurmala katakan dikantin, termasuk kata terakhir sebelum ia pergi. Dan untuk kedepannya, Andre pikir ia akan menghindari Nurmala dan segala keanehannya.

~*~

Tidak terasa jam sekolah sudah usai, matahari menunjukkan terik yang cerah diatas kepala. Jam menunjukkan pukul 13:45 menandakan pelajaran sekolah hari ini telah berakhir. Bel sekolah telah berdering, dengan murid-murid yang sedang sibuk merapikan segala macam alat belajar mereka kedalam tas.

Begitu pula dengan Andre, ia memasukkan buku pelajaran kedalam tas dan memunggunginya siap untuk pulang.

"Bro, lu mau ikutan main nggak?" Itu Bagas disebelahnya, yang sudah mendesaki Andre dengan sebuah ajakan untuk ikut bermain.

"Nggak, gue mager". Tapi, Andre menolak ajakan tersebut bernada dingin, dan seperti biasa dengan ekspresi cuek yang terlihat malas.

Bagas memang seringkali, saat pulang sekolah akan langsung pergi ke warnet bersama gerombolannya yang lain, dan bermain bermain game online sampai sore. Itu adalah salah satu hobi yang ia sukai sekarang, menghabiskan waktu untuk sekedar melakukan permanan teknologi. Masa bodoh jika sepulang kerumah nanti, ibunya akan memarahi dengan mimik wajah memerah dan mengeluarkan semua omelan dari a sampai z. Yang penting adalah, ia bisa puas bermain seharian penuh.

Bagas juga akan mengajak Andre terlebih dulu untuk ikut bermain game online, namun akan ditolak oleh Andre mentah-mentah. Bukan karena apa, tapi Andre tidak begitu tertarik dengan salah satu kecanggihan teknologi modern tersebut. Selain tidak betah lama-lama diwarnet, Andre juga sebenarnya tidak terlalu mahir bermain game. Ia akan kalah dalam permainan model apapun, dan terus saja berakhir dengan Bagas yang akan meledeknya merasa menang. Pernah Andre mengikuti mereka untuk bermain game, dan Andre akan dijadikan sasaran empuk ejekan teman-temannya karena tidak paham apa yang sedang ia perbuat. Itu adalah terakhir kalinya, dan Andre tidak akan pernah ikut lagi untuk bermain game online.

Apapun itu, yang jelas game bukanlah hobi Andre, sekalipun dia seorang yang pendiam dan berada di jaman yang sudah terlalu canggih ini. Andre tidak akan pernah cocok akan hal itu.

"Yaelah, anak rumahan banget. Yaudah, kalau gitu, gua cabut dulu yah. Bye bro". Tidak ingin berlama lagi, Bagas lalu buru-buru pamit untuk segera pergi bersama temannya yang lain. Dasar Bagas.

Andre cuma manggut saja dengan tingkah temannya yang satu itu, setidaknya Bagas adalah salah satu orang yang peduli padanya, bahkan sedingin apapun sifat Andre. Apapun itu, sekarang Andre akan bergegas untuk pulang ke rumah, mengistirahatkan pikirannya, atau mungkin ia akan bermain gitar nanti.

Demoniac GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang