Author's POV
Sesuai dengan kontrak tidak tertulis yang disampaikan oleh Seungwoo pada Wooseok kemarin, ia harus berada di ruangan Seungwoo tepat jam 5.
"Sial. Kurang dari 2 menit lagi dan ruangan Han-saem masih jauh.", Wooseok berlari melewati koridor kampusnya yang panjang dan besar, berharap kakinya bisa segera membuatnya sampai ke ruangan dosennya yang dingin itu.
"Eo, Wooseok-ie~", seseorang menghentikan Wooseok di tengah jalan.
"Eo, Seungyoun-ie hyung, maaf aku sedang buru-buru. Nanti saja bicaranya.", kata Wooseok pada sosok tak lain tak bukan adalah seniornya dari jurusan DKV, Cho Seungyoun. Setelah berkata seperti itu Wooseok kembali berlari dengan cepat menuju ruangan Seungwoo.
"Apa yang membuatnya begitu terburu-buru?", gumam Seungyoun yang hanya melihat bingung pria mungil yang sedang berlari semakin jauh darinya itu.
Wooseok akhirnya tiba di depan ruangan Seungwoo, lalu mengetuk pintunya dan tanpa dipersilahkan langsung masuk begitu saja. Ia melihat Seungwoo yang duduk pada meja kerjanya dengan kacamatanya, fokus memeriksa pekerjaan mahasiswanya.
"Maafkan a...", baru saja Wooseok ingin meminta maaf, ia dipotong oleh Seungwoo.
"Aturan pertama, kau tidak boleh terlambat. Aturan kedua, aku belum mempersilahkanmu masuk tadi, sopanlah sedikit."
Wooseok hanya terdiam, lagi-lagi ia dipotong sebelum selesai berbicara. Wooseok hanya bisa pasrah menerima nasibnya sampai akhir semester nanti, atau mungkin, hingga akhir masa kuliahnya nanti. Ia hanya menghela napas, tapi ruangan yang begitu tenang itu membuat Seungwoo dapat mendengar helaan napas Wooseok.
"Aturan ketiga, jangan pernah menghela napas di hadapanku. Aku benci orang muda yang menghela napas. Duduk disana. Pekerjaan untukmu sudah kutaruh di atas meja.", Seungwoo berkata sambil menunjuk meja kerja yang akan digunakan Wooseok mulai hari ini.
Wooseok hanya berjalan ke meja yang ditunjuk Seungwoo tadi dan melihat semua lembaran yang berhamburan di atas meja tersebut. Baru melihatnya saja sudah membuat matanya sakit. Ia kemudian melepaskan tasnya, dan duduk disana.
"Selesaikan itu sebelum kau pulang.", kata Seungwoo lagi, yang malah membuat Wooseok menatapnya tak percaya.
"Semua ini?", tanya Wooseok dengan mata yang sudah membesar.
"Iya. Semuanya.", jawab Seungwoo menatap Wooseok datar.
"Tapi..."
"Kau ingat perjanjian kita kemarin? Kau tidak boleh protes dengan pekerjaan yang kuberikan padamu.", lagi dan lagi Seungwoo memotong Wooseok sebelum Wooseok menyelesaikan kalimatnya.
Wooseok benar-benar kesal. Ia memasang wajah cemberutnya lalu kembali melihat semua lembaran di atas meja yang kini sudah menjadi miliknya itu. Ia lalu mulai melakukan pekerjaannya dengan perasaan kesal di hatinya.
Kenapa Wooseok? Kenapa?? Kenapa kau bisa menyukai orang seperti dia?!
Sepertinya Wooseok menyesal telah memberikan hatinya pada Han Seungwoo. Persetan dengan Seungwoo yang peduli dengan kucing-kucing jalanan. Ia tetaplah Seungwoo yang tidak memiliki emosi terhadap sesamanya. Begitulah kira-kira yang dikeluhkan Wooseok dalam hatinya.
Wooseok mengerjakan tugas yang diberikan dan sesekali mengecek ponselnya. Ia melihat waktu pada layar ponselnya yang telah menunjukkan pukul 20.05. Dan sialnya, pekerjaannya belum selesai.
Dengan cepat Wooseok mulai menambah kecepatannya agar bisa segera menyelesaikan tugas yang diberikan padanya itu.
"Kau belum selesai?", tanya Seungwoo tiba-tiba, membuat Wooseok menatap dosennya itu yang sudah mengenakan mantelnya dan mejanya sudah tertata rapih, menunjukkan ia akan segera pulang.
YOU ARE READING
[✔] Love Chemistry [Han Seungwoo x Kim Wooseok] Seunseok AU
Fiksi PenggemarApa jadinya jika Kim Wooseok harus menjadi asisten dosen dari Profesor muda Han Seungwoo? Pria yang dikaguminya dan telah mencuri hatinya. Pria yang biasanya dingin di depan mahasiswanya, tetapi perlahan berubah karena Kim Wooseok. Ini adalah sebuah...