Part 1

3.7K 180 23
                                    

Dor ... Dor ....

Suara tembakan bersahutan terdengar nyaring, diiringi teriakan panik pengunjung cafe yang berhamburan menyelamatkan diri. Termasuk Mike, yang kini tengah bersembunyi di balik tong sampah dekat tembok di sebuah gang kecil—dengan penuh umpatan.

Mike terpaksa keluar dari pintu belakang setelah kegaduhan yang dibuat Eliza—mantan pacarnya—di tengah perbincangan santai antara dirinya dengan rekan kerjanya—Jacob.

Dengan sadisnya Eliza menciptakan drama sembari merekam aksinya. Mike yakin drama itu akan menjadi tranding topik dalam sekejap. Membayangkan keselamatan hidupnya akan berakhir di tangan sang ayah, Mike memilih menjadi pengecut dengan melarikan diri.

Naas, detik selanjutnya Mike ragu dengan keselamatan hidupnya saat tembakan membabi buta mulai melesat ke segala arah.

Sialan ...! Mike mengumpat saat tembakan itu tepat mengarah pada dirinya. Tidak ada yang bisa Mike lakukan selain bersembunyi. Mengingat Mike tidak memiliki satu pun senjata selain keberanian—yang mulai menciut.

Mike mulai was-was saat ia mendengar langkah kaki mulai mendekatinya, bersamaan dengan suara ponselnya yang berbunyi.

Mike dengan cepat menekan tombol hijau saat nama Daniel terpampang. Sungguh, Mike terharu dengan kepeekaan sahabatnya itu saat dia butuh pertolongan.

"Hal—."

"Mike bertahanlah, aku segera ke sana," ujar Daniel dengan cepat sebelum sambungan mereka terputus.

Mike mendengus kesal dengan kecepatan Daniel. Dirinya bahkan belum sempat menyelesaiakan satu kata pun.

Dari kepanikan Daniel, Mike menyadari jika dirinya adalah target serangan.

"Shit ...." Terdengar umpatan yang begitu nyaring tepat di belakang Mike. Mike menoleh penuh waspada. Sedikit tersentak saat menemukan seorang wanita—dengan wajah tertutup masker dan topi hitam—memegangi lengan kirinya yang tengah berlumuran darah.

Mike melirik sebalok kayu tidak jauh dari dirinya. Dengan gerakan hati- hati Mike mengambil balok itu sebagai senjata pertahan diri terakhir.

Brengsek ...! Mike kembali mengumpat karena harus menghadapi wanita dengan sebalok kayu. Semoga saja Mike tidak berdosa mengingat ajaran ibunya untuk tidak menyakiti wanita. Masa bodoh dengan hal itu, nyawa dirinya menjadi prioritas saat ini.

Mike tersentak saat balok di tangannya terlepas begitu saja disusul suara pecahan kaca.

Wanita itu dengan sengaja memecahkan jendela kaca di sampingnya, lantas menarik dirinya masuk ke dalam bangunan diiringi suara tembakan.

Dor ... Dor ...

Mike manatap penuh waspada saat wanita di hadapannya mengeluarkan pisau dari balik paha.

Sial ... harusnya Mike tidak membiarkan balok kayu terlepas dari tangannya.

Krek ....
Suara sobekan terdengar. Rupanya wanita itu mengoyak bagian bawah celananya dengan pisau.
Wait ...! Celananya? Mike melihat arah salah satu celananya yang terkoyak. Mike terbengong. Apalagi saat menyaksikan bagaimana wanita itu mengikat luka dengan satu tangan dan mulutnya.

"What the hell are you doing?!" tanya Mike penuh emosi. Bersiap mencekik wanita di hadapannya.

"Aku di sini atas perintah Daniel! Jangan banyak bertanya! Dan bantu ikat! Jangan hanya melihat!"

Mike menghela napas penuh kelegaan karena bantuan datang, namun kesal juga karena pihak yang seharusnya membantunya justru terluka. Lantas bagaimana nasibnya. Mike sedikit bergidik ngeri.

Being in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang