03-Weird

10.4K 478 0
                                    

Berubah-ubah layaknya bunglon.
Bersifat leleh lalu membeku kembali layaknya es batu.
Dasar Aneh
-Felicia-

❄️❄️❄️

Elios Pov

Pagi ini aku sudah bersiap siap menuju kerumah sakit milikku, bisa saja jika diriku hanya santai santai saja tapi aku tidak mau karena menyembuhkan orang orang yang sakit dan melihat senyum mereka mengembang itu sangatlah penting bagiku.

Mereka yang selalu berharap dapat sembuh dari penyakit penyakit yang mereka derita membuat senyuman dari mereka mengembang adalah hal bahagia untukku. Aku juga yakin jika mereka akan sembuh, walau sebagian dari mereka pasti akan pergi meninggalkan dunia ketika penyakit sudah semakin memburuk.

Setiap ada pasien yang meninggal aku selalu menyalahkan para dokter lainnya dan berakhir memecat mereka dengan alasan pekerja yang tidak becus.

Katakan aku egois karena bertindak seenaknya saja. Tapi mereka selalu saja menganggap remeh nyawa seseorang. Yang hanya didapat sekali seumur hidup dalam kehidupan seseorang.

Aku sudah sampai dirumah sakit, banyak yang menyapaku dan aku hanya membalas mereka dengan deheman saja untuk sekedar menghormati. Walaupun aku malas menanggapinya.

Langkahku terhenti ketika melihat seorang gadis yang mampu membuatku gila kini tengah beradu mulut didekat tangga dengan seorang pasien lelaki yang aku ketahui ia adalah tanggung jawabnya.

Aku melihat mereka dengan tatapan tajam dan cemburu, bagaimana tidak? Lelaki itu mengusap puncak kepala gadisku dengan mesra. Apa apaan itu?! Tidak ada yang boleh menyentuh gadisku! Hanya aku saja yang boleh menyentuhnya.

Aku lihat gadis itu berkali kali menepis tangan pasien lelaki itu dengan kasar, tapi lelaki itu terus saja mengulangi perbuatannya.

Jika saja pasien lelaki itu bukan seorang pasien, sudah bisa kupungkiri bahwa aku akan berniat membunuhnya.

Aku mendekati mereka dengan alibiku yang akan menaiki tangga, untuk sekedar menguping pembicaraan mereka.

Saat aku berada didekat mereka, gadisku itu seperti biasa memberi hormat padaku. Tapi aku tak peduli dan tetap lanjut menaiki tangga. Nampak ku lihat ia berdecak sebal karena sapaannya tak ku tanggapi. Disinilah aku bisa mendengarnya dengan jelas.

"Jangan cemberut dong, nanti kalau kita ke KUA apa dokter bakal cemberut juga?"ujar pasien lelaki itu yang mampu membuat amarahku memuncak. Dan lagi-lagi pasien lelaki itu mengusap puncak kepala gadisku.

"Ish Erland! Kau itu kalau bicara gak disaring dulu apa?!"balas gadisku yang juga marah dan kembali menepis kasar tangan milik pasien lelaki itu.

Dan yang aku ketahui dari Cia, pasien lelaki itu bernama Erland. Seorang bocah SMA yang tengilnya tingkat akut.

Erland tertawa renyah dan aku tak suka melihatnya. Bagaimana jika nanti gadisku akan terpesona? Tidak akan pernah!

"Ish! Kau memang pasienku yang paling menyebalkan!"ucap gadisku yang tak lain adalah Cia.

"Kenapa kau tak meminum obat mu Erland!"geram Cia.

"Hahaha aku sengaja dokter, agar aku bisa lebih lama sembuh dan aku bisa lebih lama bersama mu."dengan genit si lelaki sialan bernama Erland itu mengedipkan sebelah matanya kepada Cia.

Protective Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang