part 3

6.1K 333 4
                                    

Dua hari berikutnya.

Raga Benar-benar gelisah selama dua hari terakhir, setelah pertemuan nya kembali dengan Zia perempuan yang ia tabrak waktu lal, membuat hidupnya gelisah.

Raga tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya. raga pun tidak bisa berpikir jernih dan sering kali uring-uringan tentang hal yang tidak penting.

Ia selalu memikirkan tentang Zia, Zia dan Zia si perempuan itu. Sebenarnya apa yang membuat ia begitu penasaran tentang si zia ini. Perempuan itu bahkan tidak pernah menggodanya sedikitpun. melirik sekalipun tidak pernah.

Jadi apa alasan Dirinya sehingga menjadi sebegitu penasarannya pada Zia.

"Arghhhhh SIAL....." Erang Raga membanting berkasnya ke atas meja dengan kasar.

Ia meremas Rambutnya kemudian meremas pinggiran punggung kursi dari atas dengan tangannya. Masa bodoh lah, ia harus menemui perempuan itu lagi. Lirih raga di dalam hatinya.

Ia bangun dari kursinya dan menyambar jasnya kemudian keluar dari ruangannya.

----------------------------

Zia Menatap Terkejut kearah Raga yang tiba-tiba datang dan langsung berdiri dengan tegak di hadapanya.

"Ada yang bisa saya bantu kak! atau kakak ingin memakan sesuatu?" Tanya Zia dengan sopan.

Raga Menggeleng Tapi kemudian ia mengganggukan kepalanya. "Berikan saya hidangan paling enak disini." Ucapnya kemudian duduk di atas kursi kayu.

Zia Mengangguk dan Pamit kebelakang untuk memesankan hidangan makanan nya.

Raga Menatap Intens Zia yang bergerak kesana kemari mencatat pesanan dari pelanggan yang baru datang dan bolak balik menuju dapur terus menerus.

Apa perempuan itu tidak lelah!!.

Zia Merasakan dirinya seperti di perhatikan dengan tajam oleh seseorang. ia pun menolehkan kepalanya dan tertegun menatap raga yang menatap dangat terang-terangan padanya.

"Kenapa laki-laki itu Menatapku seperti itu!!" Gumam nya pada dirinya sendiri.

"Zia...." Panggil Rara.

"Ia ra, Kenapa?" Jawab Zia cepat dan dengan perlahan meghampiri Sahabatnya.

Rara menujuk Raga dan kembali lagi menatap kearahnya. "Laki-laki itu, dia ingin makan. tapi harus ada kamu yang menemani dia makan katanya. jadi kamu segera temani dia sana. biar yang mencatat pesanan yang lain si selly saja.." Ucap Rara pada Zia.

Zia mengerutkan keningnya dengan kentara. "Kenapa harus saya!" Tanya Zia bingung.

Rara Mendelikan Bahunya tidak tahu."Sudah cepat. cuma menemani makan ini. ingat dia tetap pelanggan kita." Ucap Rara

Zia Menggigit bibirnya dan menganggukan kepalanya. ia perlahan mulai berjalan dan kembali menghampiri raga yang sudah duduk di hadapan berbagai menu hidangan yang tersedia tapi belum di sentuh sedikitpun oleh laki-laki itu.

"Apa Ada Yang bisa saya bantu kak?" Tanya Zia sekali lagi.

"Temani saya makan. Tenang saja, saya tidak akan macam-macam selain meminta kamu untuk menemani saya makan." Jawab Raga dan menyuh Zia untuk duduk. Zia pun mengangguk dan duduk di hadapan raga dan melihat laki-laki itu yang mulai menyendokkan makanan nya kedalam piring.

"Apa kamu juga mau ikut makan? Saya memesan banyak makanan disini!" Tawar raga Kepada Zia.

Zia Menggeleng dan tersenyum sopan." Tidak kak, terimakasih. saya Hanya akan menemani kakak saja." Tolaknya sopan. Raga mengangguk.

Dia benar-benar berbeda dari perempuan lainnya. Batin Raga berbisik.

------------------------

Satu bulan kemudian.

Raga Sekarang jadi sering banget Makan di restoran tempat zia bejerja. dan setiap ia makan pasti ia akan meminta pemilik restoran itu untuk menyuruh zia menemaninya makan atau hanya untuk menemaninya mengobrol.

Zia pun sekarang sudah mulai tidak kaku dan sudah mulai santai padanya. cara bicaranya pun sudah aku kamu, bukan saya anda lagi. sudah terlihat sedikit akrab dan sedikit membuka diri. tidak seperti awal pertama ia menyuruhnya untuk menemaninya makan siang waktu itu.

Zia benar-benar kaku dan bersikap terlalu sopan padanya.

Raga Tersenyum ketika membayangkan Senyuman Zia terakhir kali ia datang ke restoran waktu sore kemarin. Dan hari ini ia sudah tidak sabar untuk datang lagi ke restoran itu untuk bertemu dengan Zia.

---------------------------

Zia Tertawa saat Raga Menampilkan wajah bodohnya saat laki-laki itu menceritakan bagaimana saat ia sma dulu dan di katakan culun oleh sahabat-sahabatnya.

"Kamu yakin mereka mengatakan itu.."Tanya zia masih dengan ekspresi gelinya menatap raga.

Raga Mengangguk cepat dan Kembali bercerita tentang masa Sma nya dulu. Zia pun terus tertawa dan Kadang menutup bibirnya rapat-rapat saat ia ingin terbahak kencang di hadapan raga.

Raga Tersenyum di dalam hati saat melihat Zia tertawa lepas karena dirinya. Jantung nya kian berdetak semakin kencang saat Menatap intens Wajah cantik Zia dan Melihat senyuman manis perempuan itu.

Apa aku mulai jatuh cinta pada dia.


*******************







enibahri
29-10-19


Why? loving you hurts! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang