1. LM : Pertemuan

131 39 17
                                    

"Seluas apa pun dunia, kurasa waktu lebih cerdas, sehingga kau dan aku tanpa sengaja bertemu, disini," _Calya Dyra Xaquila

Pernah gak sih kalian ngerasa hidup itu sepi dan membosankan. Semuanya gelap tanpa cahaya maupun suara, setidaknya itulah yang dirasakan oleh seorang Calya Dyra Xaquila atau biasa dipanggil Lya. Kini ia menjalani masa-masa akhir kehidupan SMAnya sebagai kelas XII. Gadis polos yang memiliki kepribadian ganda. Ceria saat di sekolah dan terpuruk dalam kesunyian ketika sudah berada di rumah.

"Disini kau dan aku...
Terbiasa bersama...
Menjalani kasih sayang...
Bahagia ku denganmu... "

Lagu berjudul my heart mengingatkan Calya tentang masa lalunya bersama seseorang. Kenangan yang indah tetapi juga menyakitkan. Memberikan rasa nyaman serta memberi luka.

Memikirkan semua itu membuat Calya termenung, sampai tetesan air hujan pertama mendarat mengenai tubuhnya dan membuyarkan lamunan yang daritadi tak kunjung usai.

"Haduh pake acara hujan segala," gerutu Calya yang sedang gugup menurunkan jemuran supaya tidak basah terkena hujan.

Setelah semua tugas selesai, Calya kembali ke kamar kesayangannya dan jarinya mulai memetik gitar sembari melantunkan lagu-lagu yang mewakili perasaannya saat ini. Sampai akhirnya ia terlelap tanpa sadar dan tidur dalam keadaan masih memegang gitar.

***

"Pagi Calya," sapa teman sepantarannya.

"Pagiii," sahut Calya seramah mungkin.

"Hai Lya," ucap temannya lagi.

"Hai juga," jawabnya.

Hampir setiap hari Calya mendapat sapaan hangat dari teman sekolahnya. Begitu juga sebaliknya Calya selalu membalas sapaan mereka dengan tulus dan seramah mungkin.

"Hoii Calya darimana aja lo?" tanya Dara teman sebangku Calya.
"Woy kalo ditanya tuh dijawab eneng syantik. Lo darimana aja tinggal 5 menit bel lo tau gk sih?"

"Iya iya mangap abis tadi macet parah, jadi Mang Ujang puter balik deh," jawab Calya dengan tenang, karena teman sebangkunya ini kalo masalah kedisiplinan cerewetnya minta ampun.

"Yaudah untung pak satpam belom nutup gerbang dan lo gak telat coba tadi lo telat gimana kalo lo dihukum berdiri di tengah lapangan basket lo mau hah? Terus kalo misalnya lo disuruh ngepel kamar mandi atau nyapu halaman emang nya lo mau besok-besok ka... ," ceramah Dara terhenti karena Calya segera membungkam mulutnya.

"Kalo ngomong tuh pake koma. Inget tu!" ujar Calya sambil melepas bungkamannya pada Dara karena guru kelas mereka sudah datang.

Bu Rini berjalan dengan diikuti seorang siswa laki-laki di belakangnya. Hal tersebut tentu mengundang tanya bagi seisi kelas. Tidak hanya satu dari mereka juga ikut bersiul-siul jail.

"Selamat pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan diri kamu, " sapa sekaligus penjelasan Bu Rini kepada seluruh siswa.

"Whatt itu kan Rafka. Waduh mampushh gue. Kenapa sih dia bisa sekolah disini, " gumam Calya dalam hati.

"Perkenalkan nama saya Rafka Adiputra, biasa dipanggil Rafka. Ada yang ditanyakan? "

Seluruh siswa hening dan hanya menatap Rafka maupun sibuk dengan urusan mereka sendiri. Kecuali Calya, ia sibuk menutupi mukanya supaya tidak terlihat oleh Rafka.

"Baik kalau tidak ada yang bertanya, Rafka silahkan kamu duduk dibangku... Nah di depan Calya," timpal Bu Rini. Calya yang mendengar pun terkejut sampai membuka wajah dan menatap ke depan persis tempat Rafka berdiri. Dalam hatinya ia ingin protes tapi dalam logikanya tidak ada alasan yang mendukung untuk disampaikan.

Rafka pun sama terkejutnya seperti Calya, tapi ia bisa mengontrol gerakan tubuh dan ekspresi nya supaya tidak terlihat gugup. Setelah menerima perintah Rafka pun duduk sesuai perintah Bu Rini.

Sebelum Rafka duduk ia mengulurkan tangan kepada Dara, "Rafka," ucap Rafka halus.

"Oh iya salam kenal gue Dara dan ini temen gue Calya, " jawab Dara. Calya hanya tersenyum dengan sedikit terpaksa pada Rafka kemudian melotot kepada Dara.

***

"Lo kenapa sih dari tadi liat sana liat sini, lagi dicariin bank lo? " tanya Dara yang bingung dengan sikap Calya yang celingukan.

"E e eng enggak kok Dar gapapa," sanggah Calya dengan terbata-bata.

"Bener lo gak kenapa-kenapa? "

"Heem," jawab Calya dengan singkat. Kemudian ia kembali sibuk dengan makanan di depannya.

"Boleh gabung gak? " izin Rafka pada Dara dan Calya karena keadaan kantin sudah penuh dan hanya tinggal tempat duduk di sebelah Calya saja yang tersisa.

"Oh boleh dong. Sini gabung aja, " jawab Dara dengan humble.

Rafka pun duduk dan mulai menikmati makanannya. Sedangkan yang disampingnya hanya diam tak berkutik dan tak berani membuka suara. Rafka juga menyadari hal tersebut sehingga ia mempercepat makannya dan berpamitan kepada Dara dan Calya.

"Uhhh lega" gumam Calya lirih nyaris tak terdengar. Sedangkan sahabatnya hanya menatap Calya dengan ekspresi bertanya-tanya.

Setelah makanan mereka habis, Dara izin ke toilet dan akhirnya Calya yang harus membayar makanan mereka. Sekembalinya Calya dari kantin, tanpa sengaja ia menabrak...

"Aduhhh lo gimana sih, liat dulu dong ada orang apa eng.. ," ucapannya terhenti setelah ia mengangkat kepalanya dan mengetahui siapa yang menabraknya.

"Ehh"

***


Terima kasih telah membaca,
Menerima kritik dan saran
Silahkan tinggalkan vote dan komen
Maap kalo masih kaku;-)

Happy Reading.

Lost MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang