Semesta tau kepada siapa ia akan membisu, akupun tau kepada siapa hati ini luluh. Kamu.
"mama, calya," seru pak Brata, ayah Calya.
"nih mas, anak kamu. Urusin yang bener. Ajarin biar tau diri," sarkas Shinta, mama Calya.
Setelah Shinta pergi, pak Brata berjalan mendekati Calya yang jatuh tersungkur karena terdorong. Pak Brata memandang Calya dengan wajah prihatin. Hatinya pilu. Tapi ia tak berdaya.
Ketika pak Brata hendak mengusap punggung Calya, dengan gerakan cepat Calya langsung menghempaskan tangan pak Brata. Kemudian ia berlari ke kamarnya dan langsung mengunci pintu.
"Calya," suara pak Brata lirih, sudah tidak dihiraukan lagi oleh Calya. Hal tersebut membuatnya murung.
***
Nada-nada lembut mulai mengalun sendu dalam heningnya malam. Sepoi angin menambah sayu dinginnya petang. Bahkan matahari telah tertidur, yang ada hanyalah bulan. Dan air matanya bak hujan deras yang mengguyur pipi lembut gadis itu. Calya.Kenapa sih idup gue gini-gini amat. Masa sih stok bahagia di dunia ini sold out. Gumam Calya dalam hati.
Setelah merenung beberapa saat, ia memutuskan untuk mengambil secarik kertas dan bolpoin. Ia mulai menuliskan untaian puisi dari kata perkata.
Untuk pagi yang hilang ketika panas...
Siang yang sirna di kala senja...
Malam yang tenggelam seiring munculnya fajar...
Tetapi dia yang tetap abadi...
Meski bumi ini telah berevolusi..."ih apaansih ini gue nulis kok gak jelas sendiri, " ucap Calya yang bingung dengan tulisannya sendiri. Kemudian ia merobek dan meremas kertas tersebut untuk dibuang ke tempat sampah. Ia mulai menulis kembali.
Semesta itu indah...
Seperti bunga merekah...
Layaknya juga langit yang cerah...
Kecuali aku yang gundah....Menariknya kupu juga berawal dari kotornya ulat...
Datangnya pelangi pun setelah adanya kilat...
Semua yang indah selalu tiba...
Setelah adanya petaka...
Tapi tidak pada ku..."kek nya daritadi puisi gue ambyar semua deh, masa kata-kata suram mulu yang muncul di otak gue. Apalagi puisi pertama tadi, cielah seolah gue ngarepin seseorang banget. Dasar Calya lo bego banget sih, ngaco tau gak, " ujarnya memarahi pribadinya sendiri.
***
Dara yang baru saja memasuki kelas terkejut, karena sahabatnya sudah teler sambil memangku tangan di atas meja. Ia berlari kecil dan menghampiri sahabatnya itu.
"tumben lo pagi buta gini dah stay. Biasanya kan nungguin toko buka sama pedagang asongan mangkal lo baru berangkat, " canda Dara.
"apaansih lo, gak gitu juga kali. Lebay banget sih. Nih ya gue kasih tau, kenapa gue berangkat pagi, ya karena gue bangun pagi la. Gimana sih, " jawabnya dengan enteng.
Dara yang merasa kesal pun langsung duduk di tempatnya karena ia sudah bosan mendengar jawaban Calya yang gak pernah ngotak. Sedangkan sahabatnya itu hanya diam dengan raut muka masam.
Setelah terjadi vakum suara di antara keduanya, Rafka yang sudah datang duduk dibangkunya kemudian menghadap ke belakang.
"pulang sekolah sibuk gak? " tanyanya pada dua orang yang duduk balik punggungnya.
"kalo gue sih gak sibuk. Kalo lo Lya? "
"tergantung mau ngapain sih, " jawab Calya dengan malas.
"karaoke an yuk, ditempat yang baru buka tuh di ujung jalan."
"setuju gue setu..., " ujar Dara dengan cepat.
"eh eh gak gue gak mau," sarkas Calya.
Dara lantas mencebikkan bibirnya dan seketika ia membulatkan matanya seperti yang dilakukan kartun-kartun ketika memohon. Puppy eyes. Calya yang mendengarnya pun hanya menghembuskan nafas kasar. Namun dalam hati ia berpikir bahwa jika ia ikut mereka pergi, setidaknya ia akan terhindar dari singa rumah.
"ehmm oke gue mau, tapi gue mau karena Dara sahabat gue bukan karena lo, " ucap Calya dengan mata yang mengintimidasi terhadap Rafka. Rafka hanya menelan ludah mengusap dadanya pelan sesekali membatin sabar-sabar.
Setelah bel istirahat berbunyi Calya yang biasanya tidak pernah absen dari kantin, tiba-tiba hari ini menjelma menjadi seorang biksu yang hobi puasa. Ia beralasan sakit perut saat semua temannya mengajak ke kantin.
***
Karaoke's Place. Banner besar tempat orang-orang unjuk suara itu kini telah berada di hadapan mereka bertiga. Dara, Calya, dan Rafka."selamat datang di Karaoke's Place. Silahkan menikmati fasilitas yang tersedia. Harap mentaati peraturan yang ada. Bernyanyilah sepuas anda. Terimakasih," sambut penjaga karaoke dengan ramah.
Mereka bertiga pun masuk dan memesan tempat. Setelah mereka duduk di bangku dengan berjajar, Rafka dan Dara sibuk memilih lagu. Calya dibelakang mereka hanya duduk menunggu dengan celingukan. Sampai matanya terpusat pada sebuah tempat di luar ruangan mereka.
"eh Raf, Lya mana?" tanya Dara setelah ia menemukan lagu untuk dinyanyikan, namun melihat temannya yang sudah tidak ada ditempatnya dan hanya meninggalkan tas di bangkunya.
"itu bukannya Calya? "
***
Wuishh kira-kira kemana ya Calya?
Jangan lupa Voment biar semangat updatenya hehe :-)
Tambahan follow juga yaSemangat membaca
Happy reading.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Melody
Fiksi RemajaAku dan kamu sudah terhubung dari dulu. Tapi mengapa pertemuan selang waktu malah membuat semua canggung dan berbeda. Kurasa dekatnya waktu membuat jarak kita semakin jauh. Selamat membaca.