Pertemuan Pertama

477 87 13
                                    

Pagi-pagi sekali Seungyoun sudah terbangun, menyiapkan sarapannya sendiri. Sepasang earphone di telinganya melantunkan lagu 1000x milih Jarryd James.
Pagi ini cukup sejuk, matahari masih terlihat malu-malu menampakkan sinarnya. Seungyoun menyantap omelet buatannya seraya sesekali tersenyum membaca kegaduhan di group chat miliknya, Hangyul dan Dohyon.

*group chat*

Hangyul :
Kemana kita hari ini?

Dohyon:
Karaoke?

Hangyul:
Aku bahkan mual mendengarmu menyanyi

Dohyon:
Diam dan jangan sok jagoan

Hangyul:
Jangan bernyanyi atau telingaku akan sakit

Dohyon:
Hyung!

Seungyoun:
Hahahahhaha

Hangyul:
Berhenti tertawa dan cepat kemari

Seungyoun:
Dohyon kau sudah di sekolah?

Dohyon:
Sudah. Tanpa diantar Hangyul hyung. Dia benar-benar menyebalkan. Aku membangunkannya seperti tengah terjadi gempa bumi

Hangyul:
Yak!

Dohyon:
Dia sama sekali tak bergerak. Aku pergi sendiri karena takut jika polisi menjadikanku tersangka kasus pembunuhan

Seungyoun:
Hahahhahahah

Dohyon:
Dia seperti orang mati

Hangyul:
Baik maafkan hyungmu yang tampan ini

***

Seungyoun mengambil sekresek besar sampah yang sudah tertumpuk. Berjalan menuju tempat sampah tepat di ujung pertigaan yang memisahkan rumahnya dan rumah di seberangnya.

Dia melihat punggung seorang pria yang tengah memisahkan sampah organik dan non-organik disana. Dia melirik sekitar. Seungyoun belum pernah bertemu pria ini sebelumnya.

" A-annyeonghaseyo " Seungyoun membungkuk hormat saat pria itu menyadari kehadirannya.

Pria itu balas membungkuk.

" Apa kau tinggal di seberang rumahku? " tanya Seungyoun.

" Ah, ya. " pria itu menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari sampah di depannya.

Seungyoun meliriknya sesekali. Benar-benar pria yang membosankan pikirnya. Sama sekali tak tersenyum atau menatapnya ramah. Seungyoun benar-benar tidak menyukai tipe orang seperti ini.

Pria itu berlalu meninggalkan Seungyoun disana. Seungyoun mengangkat bahunya acuh dan kembali dengan sampahnya.
Kegiatannya terhenti saat dia menemukan buku memo kecil di tong sampah. Dia mengambilnya dan meneliti buku itu.

" Apa orang itu sengaja membuang ini? Tapi ini terlihat masih bagus " gumam Seungyoun.

Dia membawa buku memo itu, bermaksud untuk mengembalikannya ke tetangga barunya itu, jikalau buku ini memang tidak sengaja dibuangnya.

Wooseok kembali memasuki rumahnya. Mendudukan dirinya di sofa. Meraih buku di sampingnya dan mulai membacanya.
Tapi tak lama kemudian dia kehilangan fokus, menutup buku itu kembali.

" Aku pernah melihatnya, tapi dimana? " tanya Wooseok pada dirinya sendiri.

Dia melihat manik mata pria itu walau hanya beberapa detik sebelum dia mengalihkan pandangannya. Wooseok seperti mengenal pria tadi, tapi dia masih tak yakin dengan ingatannya.
Wooseok jarang berteman atau bercengkrama akrab dengan seseorang. Tapi entah mengapa dia sepertu mengenal pria itu.

Wooseok menenggelamkan wajahnya di sofa, mencoba mengusir pikiran yang membuatnya harus menebak-nebak itu.

.
.
.

Seungyoun memasukan memo itu ke lacinya. Hangyul sudah menunggunya di cafe biasa, Seungyoun segera bersiap. Dia kembali melirik rumah di seberangnya dari kamar lantai atasnya. Sesekali dia menundukan tubuh tingginya untuk melihat ke jendela rumah itu namun dia tak menemukan apapun.

" Lee Hangyul? Kau tahu rumah di depan rumahku kan? " tanya Seungyoun di saluran telfonnya.

" Kenapa? "

" Rumah itu diisi orang baru. Seorang pria tanpa senyuman dan sangat tidak ramah "

" Seorang pria? Hey maksudmu dia sama sekali tidak menyapamu? "

" Ya, seperti itu.. "

" Hyung.. Kau tahu drama yang kita tonton minggu lalu kan? Tetangga baru misterius yang ternyata dia adalah seorang psikopat. Lihat sekarang ke arah rumahnya, kau melihat ada yang mencurigakan? Ada hewan disana? Atau ada sesuatu seperti kain besar atau plastik besar yang sedang dikeringkan? "

Seungyoun menjauhkan sedikit telfon genggamnya dari telinganya. Masih terdengar bagaimana pria bernama Lee Hangyul itu mengoceh soal drama thriller yang dia tonton pekan lalu.

" Yak. Lee Hangyul. Woah.. "

" Kenapa? Ada sesuatu? "

" Seharusnya aku tak bercerita soal ini padamu. Psikopat? Woah.. Kau benar-benar. Berhenti memakan usus babi, kau yang psikopat " Seungyoun menutup telfonnya dia menggelengkan kepalanya heran.

Wooseok memakai kemeja kebesarannya, berjalan ke luar rumah dengan beberapa buku di tangannya. Seungyoun yang masih di sana, memperhatikan langkah pria itu hingga dia tak dapat melihatnya lagi.

" Lee Hangyul gila itu. Bagaimana jika pria itu hanya seorang pelajar biasa? Atau mungkin dosen? Dokter muda? Wah, aku benar-benar harus memukul kepala Hangyul "

***tbc***

Lacuna ( Seungyoun X Wooseok )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang