Lee Hangyul, benar?

435 86 12
                                    

Seungyoun menyeruput americano miliknya, di depannya sudah ada Hangyul dan Dohyon yang sedari tadi memandang Seungyoun aneh.
Seungyoun menatap buku memo yang berada di samping gelas kopinya.

" Kita buka saja " celetuk Hangyul.

" Beraninya kau? " balas Seungyoun. Hangyul kembali ke senderan kursinya.

" Tapi bagaimana kalo di dalamnya ada daftar orang yang sudah jadi korbannya? Kita bisa mencegah pembunuhan dengan melaporkannya ke polisi kan? Hyung? Ayolah. Ini sudah 2019, kita harus lebih terbuka pada kejahatan yang mungkin saja ada di sekitar kita " terang Hangyul dengan wajah seriusnya.

Dohyon menatapnya datar, menelan ludahnya sesekali saat melihat Hangyul menarik nafas untuk memberi suasana serius di penjelasannya.

" Kau memiliki fotonya? " tanya Dohyon pada Seungyoun.

" Kau gila? Aku tak mengenalnya untuk apa aku memiliki fotonya? "

" Namanya? "

" Tidak tahu. "

Dohyon menghembuskan nafasnya pasrah. Dilihatnya Hangyul masih menatap tajam buku memo itu.

" Hyung.. Hangyul hyung benar. " ucap Dohyon yang sontak membuat mata Seungyoun dan Hangyul menatapnya.

Bukan hal yang biasa Dohyon percaya pada kata-kata Hangyul. Pernah, saat Hangyul bilang bahwa membuat contekan dengan bahasa Rusia adalah hal yang bisa Dohyon coba saat ujian semester. Tapi pengawas ujian Dohyon sangat fasih berbahasa rusia, mengatakan bahwa itu hanya lirik lagu adalah hal konyol.

" Tuan Nam? Lirik lagu Rusia mana yang menjelaskan tentang sejarah Korea Selatan dan Korea Utara? Katakan padaku? "

Sejak saat itu Dohyon tidak mempercayai saran dari Hangyul.

" Benarkan? Apa kataku? " ucap Hangyul bangga.

" Membawa buku ini pada kalian adalah hal bodoh yang sudah aku lakukan "

" Hyung.. tidak ada yang tahu kan? Bagaimana jika ini memang sengaja dibuang? "

" Bersama dengan plastik kemasan ramyeon dan botol soda bekas? " balas Seungyoun.

" Tidak ada hal yang tidak mungkin. Dia baru saja pindah dan membersihkan rumahnya " timpal Hangyul.

Semuanya terdiam sejenak.

Keadaan seperti ini sama sekali bukan keadaan yang biasa Seungyoun alami. Dia tidak pernah sepenasaran ini terhadap barang orang lain.

Dan..

" Okay. Buka. Hanya halaman depan. Setelah itu bantu aku memutuskan aku harus mengembalikan ini atau tidak "

Seungyoun menyerah. Dia membuka buku memo itu. Melihat halaman depannya dengan hati-hati.

Tidak ada yang aneh di halaman pertama. Hanya tertulis angka 1 cukup besar di tengah kertas berwarna kecoklatan itu.

Hangyul memasang matanya tajam.

Dohyon melakukan hal yang sama sambil menyeruput bobanya.

Ini terlihat seperti 3 orang tengah melakukan penelitian terhadap benda kuno.

Seungyoun membuka halaman ke dua.
.
.
.
.
.
Kosong.
.
.
.
.
.
Ia membuka halaman ke tiga.
.
.
.
.
.
" Kim? " ucap Seungyoun menyebutkan apa yang dia lihat di buku itu. Mata mereka saling memandang satu sama lain.

" Kim Jaehwan. Kim Yohan. Kim Minju. Kim Chaewon... " mata mereka kembali saling memandang.

Seungyoun membuka halaman selanjutnya.

" Park. "

Seungyoun langsung menutup buku itu. Hangyul sudah menelan ludahnya beberapa kali. Sementara Dohyon mengontrol keadaan dengan memperhatikan kedua hyungnya.

" Buang itu " ucap Hangyul.

" Yak. Kau baru saja menyuruhku untuk memberikan ini pada polisi? " balas Seungyoun.

" Jadi apa yang Hangyul hyung duga benar? " tanya Dohyon ragu.

Seungyoun dan Hangyul saling menatap satu sama lain.

" Malam ini kita menginap di rumah Seungyoun hyung. Kita akan memastikannya " ucap Dohyon.

" Tidak. Kau gila? Kau mau tertangkap lalu menjadi bagian dari daftar nama Cho, Lee dan Nam? Tidak. Tidak. Aku tidak mau " ucap Hangyul seraya mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.

" Kita pastikan. Aku tidak mau dihantui sugesti konyol Hangyul. Jadi ayo ikuti rencana Dohyon "

Hangyul melempar kepalanya ke senderan kursi. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika hidupnya berakhir malam ini. Dia belum menikah dan mempunyai anak. Tidak. Bahkan dia belum memiliki pacar. Hangyul tidak mau mati muda mengenaskan. Tapi apa daya, dia juga harus menghentikan rasa penasarannya.

" Baik. Malam ini. " Hangyul menghembuskan nafas berat.

****tbc****

Lacuna ( Seungyoun X Wooseok )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang