[Part:7]

73 2 0
                                    

Saburo mulai memakan apapun yang dihidangkan diatas nampan sambil sesekali meringis menahan nyeri,"Hm... Daijobu?"tanya Riou menatap Saburo heran,"Kalau rasanya tidak enak atau ada sesuatu yang terasa berbeda katakan saja"lanjutnya

"Ya"Saburo mengangguk pelan lalu lanjut makan meski tangannya masih sangat sakit,"Bagaimana tanganmu?"tanya Saburo,"Masih sedikit sakit, lalu bagaimana dengan lukamu sendiri?"Riou balik bertanya sambil menatap luka baru di tangan Saburo,"Sudah lama aku ingin menanyakan ini, kenapa kau selalu dibully di sekolah dan tidak pernah menceritakannya pada siapapun?"tanya Riou lagi

"Itu..."Saburo awalnya hendak menghindar dari pertanyaan itu,namun tatapan melas milik Riou telah mematahkan tekadnya untuk diam dan bersikap seolah tak pernah terjadi apapun itu,'Sudah kuduga pasti bakal ditanya'batin Saburo,"Dari awal sekolah"Saburo memulai penjelasannya,"Setidaknya katakan padaku alasannya, hm... biasanya seorang anak dibully karena anak itu punya kekurangan fisik, padahal kau tidak"sahutnya lalu mengusap dagunya sambil terus menatap Saburo,"Itu...nama belakangku"Saburo tertawa paksa,"Ketika aku masuk,aku tak menggunakan marga 'Yamada' aku hanya pakai Saburo,hanya Saburo"

"Oh... dan teman temanmu mulanya mengatai kau anak buangan begitu?"tebak Riou sambil mengusap-usap pipi tembam Saburo dengan satu jari,"Bukan"Saburo tertawa lagi,"Aku dikira anak yang dipungut keluarga 'Yamada' begitu Ichi-nii tahu kalau aku hanya pakai nama 'Saburo' aku dikira hanya numpang nama 'Yamada' mentang-mentang yah...kamu tahukah betapa famousnya kedua kakakku"jelas Saburo

"Huh... beraninya anak anak itu... apa boleh kuberi sedikit pelajaran?"

"Eh...apa yang akan kaulakukan?"Saburo terkejut,"Ja..jangan bunuh mereka"pintanya

"Ah... tidak, mungkin hanya memukul kepala mereka perlahan"

"'Perlahan' bagimu itu....bisa meretakkan tengkorak orang lho"

"Baiklah,ultra perlahan"

"Ya baiklah sesukamu sajalah Riou-san"

"Hm... lukamu masih sakit?"tanya Riou sambil mencoba menyentuh luka di tangan Saburo,"Hayo... jujur lho"Saburo menggigit bibirnya,"Tidak"namun Riou tahu kalau Saburo berbohong,"Hm... kau berbohong"ucapnya lalu menggigit luka di tangannya sendiri,"Kalau masih bohong aku akan terus menggigit tanganku sendiri lho"ucapnya lalu menggigit tangannya sendiri lagi,"Iya deh iya..."gumam Saburo,"Ini sakit banget"

"Nah.... ini baru Saburo ku"puji Riou lalu mengecup kening Saburo,"Nih... minum obat ini"perintahnya sambil menyerahkan obat,"Itu bisa menghilangkan rasa sakit, aku biasa meminumnya saat terluka atau setelah operasi"jelas Riou,Saburo langsung meminumnya walau dirinya agak ragu,"Baiklah"

"...ngantuk"gumam Saburo sambil rebahan difuton lalu mengecek hpnya,"Sial...aku lupa"umpatnya pelan,"Hm... lupa apa? "Riou bertanya sambil membereskan bekas makan.Saburo hanya menjauhkan hp nya lalu berguling-guling,"Bukan apa -apa"jawab Saburo,"O oy... hati hati dengan lukamu!"seru Riou saat melihat Saburo berguling-guling,"Ya..."angguk Saburo

Tiba-tiba,hp nya berbunyi menandakan ada panggilan masuk

Incoming call
+814516262727177xxx

"Hm... tidak diangkat?"tanya Riou,Saburo melirik hp nya lalu mengangkatnya,"Telfon dari siapa?"tanya Riou lagi,"Gatau"jawab Saburo enteng

"Yo Saburo"-suara Len dari seberang sana yang langsung membuat sisi lain Saburo aktif

"Apa mau lo bang***?"

"Wowowo santai dong,mana mainan gue?"

Riou hanya menatap bingung kearah Saburo

"Diem lo jan***,Saburo bukan maiann lo bang***"

"Oh? Jadi elo mainan gw?"
Saburo menyalakan loudspeakernya,"Denger ya Saburo,jam 1 di gang jalan xx gapake telat,pastiin lo sendiri,bye gaki"perintah Len lalu memutus panggilan

MTC X BB [RIOSABU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang