"Hei... ini semakin keras"ucap Riou yang mencoba menjilat nipple Saburo dan sedikit mengigitnya,Saburo mendongak,"Hh...matte kudasai..."pintanya yang menbuat Riou salah paham,"Hm...doushite?"tanya Riou sambil menghentikan kegiatannya,"Na..nandemo"jawab Saburo hardblush,"Ah... maaf, mungkin lain kali ya?"ucap Riou berusaha duduk,"Ya~"Saburo tersenyum,'Selamat'batin Saburo,Riou kemudian keluar kamar dengan perasaan kecewa,Saburo langsung berdebat dengan sisi lainnya,"Lihat kan? Ujung-ujungnya dia akan meninggalkanmu kan?"
"Dia hanya..."Saburo berusaha menyangkal,"Jangan menyangkal,Saburo"pinta sisi lainnya,"AKU TIDAK MENYANGKAL!"teriak Saburo,tangannya bergerak mengambil tasnya,"Harusnya aku membunuhnya saja"ucap sisi lainnya dingin,"Ja..jangan!!"Saburo berusaha menghentikan sisi lainnya,ia bahkan memohon pada sisi lainnya yang sangat berbahaya,"Diamlah Saburo,biar aku saja yang menyelesai-"sisi lain Saburo berusaha merebut kesadaran Saburo,tangannya bergerak mengambil pisau besar yang terselip rapi diantara pakaiannya,"Jangan!!"teriak Saburo memohon,ia menahan tangannya yang bergerak hendak melempar pisau itu ke punggung lebar Riou,sebagai efeknya,tangannya berbalik menusuk perutnya sendiri hingga mengeluarkan darah yang cukup deras,"ARGHHH!!!!"teriak Saburo kesakitan,"S..saburo!!"sisi lain Saburo merasa panik,ia lalu melepaskan kesadaran Saburo yang daritadi berusaha direbutnya,"Ng... Saburo???"Riou berbalik begitu mendengar teriakan Saburo,Saburo meringkuk difuton sambil berusaha menarik pisau yang menancap (dengan indahnya) diperut ratanya,"Urgh...sa..sakit"erangnya kesakitan,"Bahaya...."gumam Riou lalu berusaha menarik pisau di perut Saburo,"Kenapa??"tanyanya sambil berusaha menahan pendarahan Saburo,"Kenapa harus begini lagi? Hei.. padahal tidak ada masalah kan?"tanyanya lagi lalu mengeluarkan alat-alat medis dan mulai mengobati luka di perut Saburo, mulanya menyuntik bius lokal di punggung Saburo,"Ugh... lukanya cukup dalam"gumam Riou yang mulai berusaha membersihkan luka dan lanjut menjahitnya sementara Saburo meringis kesakitan sambil berbicara pada sisi lainmya yang terus meminta maaf,"Maaf"ucap sisi lainnya,"Tak apa...tak apa...bukan salahmu kok,ini salahku yang menghalangimu"kali ini,Saburo tidak berbicara dalam pikirannya melainkan perkataan itu terlontar dari bibirnya,"Maaf...maafkan aku"sisi lain Saburo terus meminta maaf,"Tapi... tetap saja..."Riou menggigit bibir menahan isakannya sedangkan matanya sudah sedikit berair,"Gomen...."Riou
menyelesaikan jahitan dan menutup luka dengan perban,"Ugh...berhentilah meminta maaf"ringis Saburo,"Ini salahku!"sisi lainnya kembali menyalahkan dirinya sendiri,"Aku tahu...aku ta-"sisi lain Saburi akhirnya muncul mengambil alih kesadaran Saburo,"Maaf...maafin aku"mohonnya,Riou yang sadar kalau ini sisi gelapnya Saburo kemudian bertanya,"Hm... apa? Kenapa minta maaf? Aku baru saja ingin keluar kamar dan ketika aku berbalik Saburo sudah terluka"Riou membersihkan darah yang ada pada tangan Saburo perlahan,"Apa mungkin aku pembawa sial baginya?"tanya Riou lagi"Maaf...ini salahku...aku berniat melempar pisau itu ke punggungmu...maaf...maaf...Saburo menghalangiku dengan membalik pisau itu ke perutnya...maaf...aku tak menyangka dia akan tertusuk...maaf sungguh...maafkan aku"jelas sisi lain Saburo sambil terus meminta maaf,"Ehm... baiklah, setidaknya Saburo sudah selamat sekarang. Beruntung luka nya tidak mengenai organ vital.Dan ya...."Riou mengusap bawah mata Saburo,"Jangan menangis, kau semakin tampak menyebalkan saat menangis"lanjutnya sambil tersenyum kecil,"Maaf...Saburo terluka karenaku ..maaf...sungguh..."Saburo menangis,"Iya... aku memaafkanmu, tapi tolong jangan lakukan hal hal berbahaya lagi oke"Riou kemudian mengecup pipi dan pelipis Saburo,"Ugh...huh..."wajah Saburo berubah menjadi pucat pasi,napasnyapun semakin cepat,hingga akhirnya ia jatuh pingsan setelah berkata,"A..aku tak sanggup...lagi"
"Gomen...."gumam Riou lalu menyuntikkan penghilang rasa sakit ke tangan Saburo,napas Saburo terlihat memburu,ia mengigau,"Maaf...Saburo...maaf"Riou mengusap kepala Saburo lembut,"Maaf...Riou"napas Saburo secara perlahan kembali menormal,namun ia masih dalam kondisi pingsan hingga beberapa jam kemudian,"Ngh..."erangnya sambil membuka matanya sedikit,"Hm... sudah bangun?"tanya Riou lalu mengelus kepala Saburo sambil tetap mengetik sesuatu di laptopnya,"Ya"ringis Saburo pelan,"Ah... doushite?"tanya Riou sembari menyingkirkan laptopnya dan segera mengusap usap punggung Saburo,"Ada apa? Apa ada yang terasa sakit?"tanyanya cemas,"Sedikit"jawab Saburo,manik heteronya menggelinding(?) yang membuat arah pandangnya berada pada pisau(nya) yang berlumuran darah segar,Uh...apa itu?"tanyanya dengan sedikit perasaan takut,"Oh... nandemo nai. Itu bekas ku menyembelih ayam"jawab Riou lalu mengambil pisau dan menariknya di wastafel dapur?"Coba kulihat lukamu, terasa sakit di bagian mana?"tanyanya pada Saburo yang menatapnya bingung,"Hah? Kok nyembelih ayam disini?"Saburo bertanya balik,"Dan lagi....aku luka kenapa?"tanyanya lagi,"Ah... bagaimana mengatakannya ya"Riou menggaruk tengkuknya,memikirkan jawaban,"Huh... baiklah... aku tak tau kenapa, tapi sepertinya saat kau mengambil tasmu pisaumu terjatuh dan langsung menusuk perutmu"
"Uso desu
'Aku' mau menusukmu lalu aku menghalangi dan langsung berbalik mengenaiku kan?"jawab Saburo dengan nada tajam,"Huh... y ya... begitulah"sahut Riou gugup,ia memberikan Saburo obat dan segelas air putih,"Jadi... kalau masih terasa sakit segeralah minum obat"perigatnya pada Saburo,"Hm...maaf ya"cicit Saburo,"Hm... tak apa, yang penting sekarang kau selamat"Riou membantu pria mungil miliknya minum obat,"Mungkin lain kali usahakan untuk tidak mengenakan benda tajam saat ingin melukaiku ya"lanjutnya sambil tersenyumSaburo meminum obatnya dalam diam,"...harusnya kau menjauh saja"gumam Saburo,"Bukan tak menutup kemungkinan,kalau 'aku' dan aku bisa membunuhmu saat ini juga...tidak tidak,lebih tepatnya harusnya aku yang menjauh"lanjutnya lagi
"Ahaha, menjauh darimu? Mungkin hanya kematian yg bisa menjauhkanku darimu
Dan ya...."Riou mencubit pipi Saburo gemas,"... jangan berpikir untuk menjauhiku oke""...baiklah,maafin aku...ya"kata Saburo dengan nada sendu,"Hm... memaafkanmu ya?"Riou memikirkan hukuman apa yang akan diberikannya,namun,mengingat Riou memiliki hati yang baik *coretbucinSaburocoret* maka dia menjawab,"Kalau begitu aku minta satu ciuman untuk permintaan maaf 😊"
"Setuju"Saburo langsung setuju dengan sedikit tersenyum tipis,Riou tersenyum lalu menunjuk bibirnya sendiri,"Sa..."Saburo langsung mencium bibir kekasihnya ragu,"Oke... karena kau yang satunya juga salah aku meminta pertanggungjawaban juga padanya"lanjutnya yang langsung mengagetkan sisi lain Saburo,"Apa? Ga...gak mau!"tolak sisi lainnya dengan nada kaget,"Hm... baiklah..."Riou memasang wajah murung,"Saburo hanya menyayangiku setengah jiwa"gumamnya sedih
"Cih..."decih sisi lain Saburo,ia langsung membuang harga dirinya yang setinggi langit,menarik kerah Riou lalu mencium bibirnya sekilas,"Puas?"tanyanya yang membuat pipi Riou sedikit memerah lalu membalas ciuman Saburo ganas,"O... uhm... suki...."gumamnya ketika berciuman panas
Seluruh pipi Saburo kini sudah dilapisi rona merah yang sangat pekat,"Lepas!!"perintahnya namun tubuhnya justru membalas ciuman itu,"Hm... nikmati saja..."Riou mencoba memasukkan lidah ke mulut Saburo yang membuka mulutnya sedikit untuk berbicara,"Lepas!!"namun Riou mengabaikannya dan mempertemukan lidahnya dan lidah Saburo,"Ng... amai...."gumamnya
Saburo melepas ciuman paksa lalu menggigit leher Riou lembut,"Dasar...kau"Riou membelai rambut hitam Saburo,"Ng... a...."Saburo melepas gigitannya lalu menjilat bekasnya lembut,"Dah puas?"tanyanya dengan nada datar,"Hm... entahlah, tapi kalau kau menikmatinya kau boleh melanjutkannya"jawab Riou
"G"tolak Saburo langsung,"Harga diri gue hancur,tol**"umpatnya kesal,"Dahlah pokoknya kissunya kelar"lanjutnya agak ketus,"A... apa ini yg disebut Tsundere? Sepertinya Ichiro pernah mendeskripsikannya"tanyanya yang langsung dihadiahi delikan marah oleh Saburo,"Bodo anjir"sahutnya dengan nada datar lalu ia terbanting jatuh ke futon,"Ergh...itte..."ringis Saburo sambil meraba kepalanya,"Ng... daijobu?"tanya Riou lalu mendudukkan Saburo dan mengusap usap kepala Saburo,"Aih.. ano otoko..."panggilnya,"Nanika?"tanya Saburo dengan nada biasa,"Mau putus? Gapapa sih...udah sering dibuang juga"tanyanya lagi dengan nada yang sama namun kali ini dihiasi kekehan paksa,Riou menatap Saburo dengan tatapan datar,"Itu mulut kok minta dicium terus ya?"ia lalu ngedusel di pipi putih Saburo,"Jangan ngomong aneh-aneh! Aku nggak akan semudah itu mutusin kamu"
Saburo memutar bolamatanya bosan,"Iya deh iya.Apa?"tanyanya,"Tak apa... hanya saja dirimu yang lain itu cukup menggemaskan"jawab Riou sambil terkekeh geli,"Oh"Saburo ber-oh-ria,ia membuang mukanya lalu bergumam,"Dasar"
KAMU SEDANG MEMBACA
MTC X BB [RIOSABU]
RandomYang pasti ini cerita Yaoi aka BxB,tapi gak ada adegan naena karena penulis gak bisa(baca:sanggup) nulis adegan panas 18+,yang pasti (again) homophobic dilarang baca,maafkeun saia jika alurnya aneh atau kecepatan,ooc,dan ketypoan yang hqq Disclaimer...