"Haa"Saburo memperlihatkan ekspresi putus asanya yang sesungguhnya,"Sial"umpatnya pelan,"Hei... ini benar kau kan Saburo?"tanya Riou pelan,"Ya..."jawab Saburo dengan mata yang berkaca-kaca,"Ya...ini Saburo"lanjutnya,Riou langsung memeluk Saburo erat,ia terdiam,"Hei.... apa keberadaanku disisimu hanya menambah derita dan rasa sakitmu?"tanya Riou akhirnya,"Bu...bukannya aku...maksudku 'aku' sudah bilang?"jawab Saburo sambil menunduk lalu membalas pelukan Riou,ia lalu tersenyum kecil,"Ichi-nii selalu bilang,aku harus selalu senyum gimanapun keadaanku"
"Hei... aku hanya ingin memastikan saja"Riou mengecup kepala Saburo lembut,"Tapi setidaknya aku tidak membuat masalah untukmu kan? Ahaha sudahlah, kita harus istirahat"lanjutnya lalu melepas pelukan dan berdiri,"Selamat malam..."ucapnya sambil berjalan ke arah sofa dekat kasur klinik dan memilih untuk tidur disana.Saburo meringkuk,lalu mulai menangis terisak,sadar akan suara isakannya,ia membekap mulutnya sendiri untuk menahan isakan,tapi tetap saja,isakan super pelan lolos dari bibir mungilnya yang menurut Riou,kissable,"Hiks...hiks..."isaknya sambil membelakangi Riou
"Ng... Saburo..."Riou terbangun dari tidur singkatnya,"Doushite?"tanyanya sambil mengusap punggung Saburo,"Nandemo..."Saburo berusaha keras menghentikan tangisannya lalu berbalik menatap pria yang daritadi bersamanya,"Ne Riou-san"panggil Saburo,"Kalau...seandainya kau mendengar berita,'seorang remaja berumur 14th ditemukan bunuh diri didalam kamarnya dengan kondisi terluka parah' apa yang akan kaulakukan?"tanya Saburo dengan nada yang tersirat,namun ia mengatakan itu dalam keadaan berusaha terdengar biasa-biasa saja,"Ntahlah... selama itu bukan dirimu mungkin aku akan sedikit sedih"jawab Riou sambil sedikit mengerinyit
"Hoo..."Saburo tersenyum tipis,"Kalau itu...aku?"tanyanya lagi dengan nada yang terdengar biasa saja,"Aku akan mencegah insiden itu sebelum reporter melaporkan berita terbarunya"Riou duduk di kursi samping ranjang Saburo yang masih menatapnya,"Bisa kita lanjutkan percakapan ini besok?"tanya Riou sambil menumpu kepala dengan satu tangan di atas ranjang Saburo,"Ya baiklah"angguk Saburo lalu kembali berbaring sambil menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong,matanya terasa mulai memanas dan mengeluarkan tangisan kecil,"..hah..."Saburo hanya menghela napas panjang,Riou terus menatap Saburo,ia masih duduk disamping Saburo yang sedang menaikkan selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya lalu meraba-raba saku celananya untuk mencari sesuatu.Riou mengusap kepala Saburo yang ada di balik selimut,"Hei... ada apa?"tanyanya lembut.Saburo mengabaikan pertanyaan Riou lalu mengambil silet yang masih sangat baru dari celananya,membukanya,lalu nenggoreskan silet yang sangat tajam itu di urat nadinya,berusaha bunuh diri.
Ia menggigit bibirnya sambil menatap kedua tangannya yang salah satunya sedang mengalirkan darah cukup deras dengan tatapan kosong.Riou membuka selimut Saburo dengan paksa lalu menatap tangan Saburo yang baru mengeluarkan darah,"Huh... begitu lagi?"tanya Riou sambil menarik tangan Saburo dan mengikat bagian atas tangan Saburo agar tak mengeluarkan lebih banyak darah,"Hei... berhentilah menyakiti dirimu sendiri"pintanya lembut
Saburo hanya diam,ia lalu meremas silet ditangannya hingga merobek telapak tangannya yang juga terluka akibat tusukan tadi pagi,"...kau...akan dalam bahaya,Riou-san"Saburo memperingatkan Riou pelan,Riou menarik tangan Saburo yang sebelahnya lalu mengambil silet yang berada ditangan Saburo,"Kusita ini"ucapnya lalu menatap Saburo,"Aku... dalam bahaya? Bahaya mana yang kau sebutkan? Dengar!! Aku sudah tidak takut dengan bahaya jenis apapun itu.Mati sudah seperti di depan mataku, tapi nyatanya aku masih hidup sampai saat ini. Jadi tolong.... tolonglah...."Riou menggantungkan ucapannya,ia lalu menitikan airmata sambil mengobati tangan Saburo,"Tolong hargailah kehidupanmu!"pinta Riou nyaris berteriak,Saburo melemparkan tawa miris,"Apa...yang bisa kuhargai dari hidupku hm?"tanya Saburo sambil menatap sinis kesekitarnya,"Tolong jelaskan,apa yang bisa kuhargai?!"paksanya,"Ichiro sudah merawatmu sampai besar, Jiro juga sama.Bahkan jika kau ingin bertanya pada Tuhan, maka Tuhan pun akan menjawab kau masih berharga. Karena bahkan sampai saat ini Tuhan masih mengizinkanmu untuk hidup.."jelas Riou sambil merekatkan perban dengan plester,"...meski dengan berbagai cobaan dan ujian yang ada"lanjut Riou.
KAMU SEDANG MEMBACA
MTC X BB [RIOSABU]
RandomYang pasti ini cerita Yaoi aka BxB,tapi gak ada adegan naena karena penulis gak bisa(baca:sanggup) nulis adegan panas 18+,yang pasti (again) homophobic dilarang baca,maafkeun saia jika alurnya aneh atau kecepatan,ooc,dan ketypoan yang hqq Disclaimer...