[Part:6]

80 2 0
                                    

Sementara itu,Riou tergeletak lemah di lantai rumahnya dengan darah menggenang dan banyak mengotori tubuhnya.Saburo turun dari kereta lalu berlari kerumah tentara kesayangannya,"RIOU!!!"teriak Saburo panik melihat kekasihnya terluka parah.Dengan wajah pucat pasi,Riou menoleh,"Sa..bu-ro?"tanyanya

"DASAR KAU!!"Saburo menampar pipi Riou dengan sangat keras sambil menangis,"BAKA!"amuknya lalu mengambil P3K ditas miliknya lalu mulai mengobati tangan Riou,"Ehe-he"Riou terkekeh lemah,"Dai jo bu Sabu-ro"ucapnya lemah dengan pandangan yang mulai memburam,"Cih..."decih Saburo sambil mengambil alkohol,"Ingatkan aku untuk memukulimu dengan tasku yang berat nanti"pintanya sambil membersihkan luka ditangan pasangannya dengan kapas berakohol,"Tahan dulu ya..."gumam Saburo lalu mulai menjahit luka ditangan Riou yang menatapnya dengan tatapan kosong,"Aku ti..dak bi-sa me-ra-sa-kan a... papun"ucapnya membuat Saburo panik,"Ugh...tahanlah...ayolah tangan...bekerja samalah"Saburo berkata pada dirinya sendiri dengan tangan bergetar,"A..ku baik baik sa... ja"ucap Riou lalu jatuh pingsan,Saburo segera menyelesaikan jahitan ditangan pasangannya lalu membebatnya dengan perban,ia lalu meminum obat penenang agar pikirannya tetap jernih,setelah itu,ia menyeret Riou ke kamar lalu menaikkannya kefuton dan menyelimutinya,"Ergh...kau berat sekali..."desis Saburo.

Badan Riou mulai terasa panas dan keringatnya bercucuran,wajahnya menyiratkan kalau ia sedang kesakitan.Saburo lalu beranjak untuk membersihkan darah yang mengotori lantai,"Sa... bu.. ro"gumam Riou sembari menggigil.Saburo kembali kekamar lalu memeluk pasangannya erat sambil menangis,"Hiks...kau kenapa sih...hiks hiks"tangis Saburo

"Ng... go-me-na-sai..."Riou meminta maaf pada Saburo yang terus menangis hingga akhirnya tertidur diikuti Riou yang tertidur dengan tubuh menggigil,sorenya,Saburo masih tertidur sambil sesekali sesenggukkan.Riou hanya mengelus rambut Saburo lembut masih dengan tubuh menggigil,"Dai.... jo... bu"ucapnya untuk menenangkan Saburo,Saburo terbangun,"Ri...riou?!"tanyanya dengan nada terkejut,ia lalu mengambil tasnya lalu menimpukkannya ke wajah Riou,"...MAMAM NEH TAS GEDE"amuknya

"Euh.... gomen...."Riou membuka lebar tangannya,mengisyaratkan kalau ia minta dipeluk.Saburo lalu memeluknya lalu berkata dalam suara yang berbeda,"Jangan buat Saburo panik,tolol"

"Hm...?? Maaf, sisi yandere ku tiba-tiba datang dan aku tak mau dia menyakitimu"ucap Riou lalu mengecup pipi Saburo

"Bodoamat,lo kira lo aja yang yandere?"

"Ya.. ya... terserah. Kau boleh menyakitiku tapi tidak dengan aku yang menyakitimu"kata Riou sambil mengeratkan pelukan,"Sudah cukup aku membuatmu menderita"lanjutnya

"Anj**** ya lo,lo kira Saburo nggak panik setengah mati apa?"

"Hei... aku tak punya pilihan"bantah Riou sambil mengusap kepala Saburo,"Aku tak ingin kau berakhir menjadi boneka pajangan di atas perapian rumahku ini"

"Cuih! Bacot anj****!"

Riou mencium bibir Saburo yang menurutnya kissable itu,"Kukira rasanya akan jadi sedikit pahit atau pedas jika kau berkata seperti itu"ucap Riou sambil menjilat bibirnya sendiri,"Ternyata kau tetap manis dalam keadaan apapun"

Saburo melepas pelukan,"Lo kira...gue Saburo,apa? Gue bukan Saburo jan***! Dan gue nggak suka ya,lo main sosor sesuka hati lo,bang***!"Riou sama sekali tak terpengaruh amukan dan omongan kasar Saburo,"Kamu ya tetap kamu... kalau bukan kamu mana mungkin kamu mau peluk aku tadi"ucap Riou sambil nyengir meski badannya masih terasa lemas.Saburo terjatuh ditubuh Riou dalam kondisi lemas,"Ugh...ma..maaf"erangnya sambil duduk,"Hm... maaf untuk apa? Harusnya aku yang minta maaf disini"tanya Riou

"Maaf kalau...tadi...aku mengasarimu"Saburo berpura-pura tidak tahu kalau sisi lainnyalah yang berkata kasar,"Ahaha.. tenang saja, buktinya aku masih baik saja"kekeh Riou dengan muka masih agak nyeri karena ditimpuk tas besar milik Saburo.Saburo melirik sekilas tas didekat pasangannya,"Ugh...itu tasku"gumamnya,"Oh... ya tentu.Kau membawanya kemari"Riou menatap Saburo heran,"Apa kau berencana kabur dari rumah dan sekolah?Jujurlah!"tanyanya sekaligus perintahnya pada Saburo,"Ya...aku kabur"Saburo menunduk,"Tadinya aku akan ke Hokkaido"jawabnya pelan,"Hm... kenapa harus ke Hokkaido kalau kesini saja cukup?"tanya Riou lagi,"Tapi...aku batal ke Hokkaido,aku..."Saburo menatap mata Riou tajam,

"...memiliki firasat buruk,makanya aku mengejar kereta ke Yokohama"lanjut Saburo lalu menunduk lagi untuk menahan tangisannya,"Kamu...tadi kenapa hah?!"bentak Saburo masih tetap menahan tangis,"Hm... souka"gumam Riou sambil menatap tangannya yang sudah diperban,"Sisi yandere ku tiba-tiba datang dan aku tak mau dia menyakitimu. Ya... jadi... aku melukai diriku sendiri dan membiarkanmu pergi dari sini"jelasnya sambil memandang langit-langit kamar dengan tatapan sendu,"Kukira kau tak akan kembali"gumamnya

Saburo mengambil pisau yang digunakan kekasihnya untuk menusuk tangannya,lalu menatap mata kekasihnya dengan tatapan polos kemudian dengan senyuman yang tampak polos dan tak berdosa,ia menusukkan pisau itu ketelapak tangannya hingga menembus tangannya.Ia menatap darah yang mengalir dengan tatapan yang tidak bisa diartikan,"Eh... lah.... "Riou langsung melompat sambil mengabaikan rasa sakit pada tangannya dan mencabut pisau tersebut dari tangan Saburo,"SABURO..  jangan lukai dirimu sendiri!"ucapnya lalu dengan panik mengambil alat P3K dan mulai mengobati Saburo," Ugh... kenapa kau begitu senang melukai dirimu sendiri..."desisnya sambil menahan tangis.Saburo diam,ia menatap kosong pada Riou yang sibuk mengobati tangannya dan darah yang membasahi pakaiannya,aura gelap pun keluar dari tubuhnya,"Seperti ini kan? Yang lo rasain?"tanyanya sambil terus menatap Riou.

Riou hanya menatap Saburo sendu,"Kenapa aku begitu payah hinggak tak bisa melindungimu?"erangnya sambil menutup wajah frustasi.Saburo mengangkat tangannya yang tidak terluka,lalu melayangkan tamparan yang sangat keras pada pipi putih Riou,"SADAR KUSO!!!"amuk Saburo,"Kini kalian impas"lanjutnya dengan nada dingin

"Katakan.... katakan padaku kenapa Saburo terus menyakiti dirinya sendiri?"tanya Riou sambil memegangi pipinya yang habis ditampar

"Dia nggak tahan lagi,goblok.Riou siapalah nama lo gue gak duli,lo cukup tahan aja dia terus jauhin dia dari jangkauan benda tajam apapun itu"

"Hm... wakatta"angguk Riou lalu berdiri,mengambil semua benda tajam yang ada diseisi rumahnya lalu menyembunyikannya disuatu tempat tertutup,'Aku hanya akan menggunakan satu belati saja...ini demi kebaikan Saburo' pikirnya sambil mengunci tempat penyimpanan pisau dan lainnya

"Hei... aku sempat berpikir bahwa keberadaanku di sisinya hanya menambah deritanya, benar?"tanyanya pada (dark)Saburo

"Ya dan enggak"jawab Saburo

"Ah... baiklah, lebih baik aku memasak saja"ucap Riou lalu pergi ke dapur lalu mulai memasak bubur,"Ugh..."erangnya karena merasa pusing,"Ah... pasti aku kehabisan cukup banyak darah"ucapnya sambil membawa nampan berisi  2 mangkuk bubur dan 2 gelas camomile tea

"Ayo makan"ajaknya,"Bego"umpat Saburo lalu melanjutkan,"Si tolol yang nggak pernah nanya alesannya apa,cepetan mewek,menang gede badan tapi kelakuan cem cewek"Saburo mendecih,"Beneran deh,gue gatau kenapa Saburo bisa suka ama elo njir"lanjutnya dengan nada dingin,"Kau boleh mengataiku sepuasnya, tapi kumohon makan dulu"bujuk Riou,"Saburo aja,gue nggak"Saburo mendudukkan dirinya lalu menarik tangan pasangannya,"Ya karena lo sering banget bikin Saburo diem-diem khawatir dan enggak karena lo jadi alesan dia untuk tetep hidup,Baka"jelas Saburo sambil menekankan beberapa kata

"A... begitu ya, arigatou"Riou mengusap kepala Saburo lembut,"Maaf, aku banyak merepotkanmu"

"Erhh...Riou-san?"erang Saburo sambil menumpukan badan dengan tangan yang terluka tanpa sadar,"Ma..maaf"gumamnya lagi,"A... tak apa.Ayo makan"ajak Riou,"I..iya baiklah"Saburo menunduk,menggigit bibirnya sendiri untuk menahan sakit

MTC X BB [RIOSABU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang