Heh ayo vote dulu sebelum baca!!
Aku bermalam di condo Bright karena besok adalah hari libur. Ini pertama kalinya aku bermalam di rumah temanku dan pertama kalinya dengan Bright. Bright memaksaku tinggal di sini karena ia malas menyetir. Ia terus mengeluh kesakitan karena pukulanku yang sebenarnya sangat pelan.
Sebenarnya aku bingung
APA YANG HARUS AKU KATAKAN?! AKU MALU!
Aku tidak berani menanyakan pada Bright apakah saat ini kami berkencan. Jika ia, berarti Bright adalah pacar pertamaku. Selama ini aku tidak punya waktu untuk mendekati gadis-gadis, hidupku aku dedikasikan untuk membaca dan bekerja. Tidak menyangka jika aku berakhir dengan pria.
Aku rasa Bright juga begitu, setahuku Bright adalah orang yang lurus. Semasa kuliah dulu, Bright pernah mengenalkan pacarnya padaku dan Shin. Aku pikir mereka akan bertahan lama karena pacar Bright sangat cantik dan Bright sendiri sangat tampan. Aku tidak tahu apa alasan mereka putus yang jelas itu bukan karena aku.
Setelah membersihkan diri, aku menghampiri Bright yang sedang bermain game. Aku tidak tahu kenapa Bright sangat wangi meskipun ia belum mandi. Aku menggeser Bright dengan kakiku dan duduk di sebelahnya. Ia begitu fokus sampai tidak menyapaku.
.
.
.
"Bright!!" aku panik saat lampu mendadak mati. Mataku sudah rabun dan dihadapi situasi seperti ini membuatku tidak bisa melihat sama sekali.
"Bright!!" Aku memanggilnya sekali lagi. Aku meraba sekitarku dan tidak mendapati Bright di sampingku. Sialan! Kemana perginya orang itu.
"Ai sat Bright!" Aku terkejut saat ada tangan yang menyentuh pundak ku. Itu Bright! Bright hanya tertawa dan mendorongku agar sedikit bergeser. Suasana masih gelap gulita.
"Di mana lilinmu?" Tanyaku pada Bright.
"Aku tidak punya" jawabnya enteng. Aku menganga, bagaimana bisa ia tidak menyediakan hal penting seperti ini?
"Lain kali kau harus membelinya untuk situasi seperti ini" ingatku
"Khab" Bright menyandarkan kepalanya pada pundakku. Tangannya juga melingkari pinggangku.
"Aku gerah" aku melepas pelan tangan Bright tapi dia semakin mengencangkan pelukannya.
"Bright" aku mengeluh pelan. Aku sungguh merasa panas.
"Ayo keluar" ajakku
"Mai Ao" tolaknya.
"Pramote" bisiknya. Sungguh aku ingin menampar mulut Bright yang senang berbicara di dekat telingaku.
"Jangan seperti itu" aku menjauhkan kepalanya. Bright tidak bergeming, ia terus meremas tanganku dan menyatukan jari kami. Bright membenamkan kepalanya di leherku dan itu sangat geli!
"Bright!" Aku menarik ujung bajunya karena kesal. Bright mulai berani menggodaku. Bukannya berhenti Bright justru memasukkan tangannya ke bajuku!
"Ai sat" aku mengerang pelan karena Bright meraba dadaku. Ini gelap dan aku tidak bisa melihat apapun. Aku ingin lari saja!
"Aku selalu menunggu saat-saat seperti ini" Bright bicara di dekat telingaku lagi, kali ini ia sedikit mengigit.
"Bright hentikan" aku menghalau tangannya yang masih bermain di dadaku. Aku merasa aneh, kenapa aku merasa ingin pipis? Aku menjadi gelisah karena Bright terus bermain dengan tubuhku.
Aku melepas kacamataku dan menangkup wajah Bright, entah kenapa mendadak aku ingin menyentuhnya. Bright mengisap jariku dan itu membuatku semakin gelisah. Aku mencoba tenang dengan tetap memegang wajah Bright.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Effect [BrightPramote] END
RomanceIni versi BrightPramote yang aku buat sendiri. Aku gak puas sama scene mereka di seriesnya jadi aku buat versi mereka sendiri. Anggap aja ini lanjutan dari series tersebut yaa!!!!!!! 1#👑 27/10/19 #romanticboy 2#👑 27/10/19 #Bright 2#👑 28/10/19 #Dr...