|Bagian dua🌷

125 35 20
                                    

Biarkan hadirmu menjadi ritme romansa ku,begitupun juga tawa manis mu.

🌷

Tidak begitu terasa sekarang sudah memasuki bulan ke lima kebersamaan Rakha dan Rara. Semua masih terasa baik-baik saja,terarah dan juga teratur.

Saat ini Rara sedang terfokus pada novel yang digenggam nya. Jam keempat mata pelajaran Matematika tidak diisi oleh guru,bisa dibilang saat ini kelas X AKL 2 sedang free class. Moment-moment seperti ini lah yang ditunggu tunggu oleh penghuni kelas.

"Eh guys,gimana kalo kita nonton film?sumpah gak boong gua gabut banget deh" ceplos Tita dengan suara yang terdengar dari ujung-keujung.

"Eh iya eh,ayo kek bikin vlog atau apa kek,bosen dede diginiin" balas Dendi

"Dede?jijik banget deh,gaya paansi lu ih" sebal Tita dengan wajah yang kentara jelas.

Jangan heran sama mereka berdua,mereka itu salah satu penghuni kelas yang tidak bisa akur sama sekali,jelas tidak bisa akur,terdapat kisah memuakkan di dalam hidup mereka.

"As'salammualaikum warahmatullahi wabarakatu"

"Wa'alaikummusalam warahmatullahi wabarakatu" jawab seiisi kelas dengan kompak.

Kedatangan seseorang itu memotong perdebatan antara Tita dan Dendi,tanpa sengaja secara tiba-tiba mengalihkan perhatian seluruh kelas. Ya,dia adalah Rendi Pratama,orang yang menjabat sebagai ketua osis SMK Bugenvile. Dia datang dengan antek-antek yang mengikuti di belakangnya. Sudah pasti ini merupakan pemandangan yang sangat langka,pasalnya tidak pernah ketua osis datang dengan membawa pasukan lebih dari 3 orang. Kalau sudah seperti ini,pasti ada kejadian atau ada sesuatu yang penting,oh ralat,sok penting.

"Maaf sekalian semua,kami selaku anggota osis akan mengadakan razia eksternal,dimohon untuk kalian semua untuk berdiri dan menunggu di depan" lanjut Rendi dengan suara lantang.

"Njir maksudnya apa?"

"Bangun goblok ada razia"

"Razia apaan ee,etdah kurang kerjaan amat lu pada"

"RAZIA APAAN,APAAN AJA YANG DISITA,ETDAH GUA BARU BELI SKINCARE"

"Eh ya Allah,yang bener aja kek orang,lu pada kurang obat apa kurang belaian"

"Mohon untuk tenang,dan segera berdiri"

Oh tentu saja pemberitahuan ini membuat seisi kelas heboh dan tidak bisa diam,pasalnya semua barang-barang yang terlarang mereka bawa,dan razia jarang sekali diadakan,tentu saja mereka tidak segan untuk membawanya.
Osis mulai membuka satu-satu tas siswa dan tentunya kegiatan ini tidak berjalan lancar,baru saja membuka tas bagian depan sudah ada yang menghalangi.

"Berani lu nyentuh tas gua,gua kempesin lu"

"Mohon tenang kami sedang menjalankan tugas"

"Bacot lu semua,paansi garing"

Saat salah satu osis mulai merazia barisan ketiga,dan membuka tas berwarna pink,dia mengangkat sebuah sabun cuci muka,dan bertanya dengan bangganya, "ini punya siapa ya?"

"Eh itu baru beli sumpah,gua beli pake duit eh,jangan eh,gua baru beli berapa hari lalu" ya,tidak lain tidak bukan,itu adalah tas Rara,dan sabun cuci muka yang diambil ialah miliknya.

Takdir KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang