Cukup selama lima belas menit, mereka kembali untuk melanjutkan pencarian jalur utama.
"Tunggu, mending sekarang kita pastiin dulu lagi aja deh, jalan yang kita lewatin udah bener apa belum."
Nando menolak melanjutkan pencarian mereka, ia ingin agar Miko memastikan jalur yang ia tunjuk pada peta. Kali ini, Galang dan Sansan setuju dengan apa yang Nando katakan.
"Bener, lebih baik kita pastiin dulu, biar kita yakin jalan yang kita ambil udah bener."
"Ok, kalau gitu kita lihat bareng-bareng, biar kalian lihat sendiri.
Pada akhirnya Miko kembali membuka peta untuk memastikan rasa penasaran ke tiga temannya. Galang menyalakan senter kecil agar peta bisa terlihat dengan jelas. Mereka tetap berhati-hati dan tak sembarangan menyalakan cahaya yang mungkin bisa menjadi sumber bencana, setidaknya walau kemungkinan itu sangat kecil.
Miko mulai menjelaskan peta terbuka yang kini berada di antara lingkaran mereka berempat. Galang menyoroti peta tersebut.
"Loe lihat? Ini titik awal tadi kita masuk, setelah melewati jalan kembali, kita terus motong jalan sekitar daerah ini, yang harusnya nyambung ke jalur utama yang ada di sini."
Miko menjelaskan sesuai dengan kejadian yang tadi mereka alami. Jari tangannya tak hentinya menunjuk mengarahkan jalan yang mereka lalui agar mereka mengerti.
"Yang gua gak tahu cuma satu, gua gak tahu jaraknya bakal sejauh ini."
"Jadi? Loe masih yakin kita di jalur yang bener?"
Nando masih tak percaya, ia masih belum sepenuhnya yakin dengan jalur yang mereka lewati saat ini.
"Loe tahu ini apa?"
Miko menunjukkan sesuatu yang melingkar di tangan kirinya. Di sana terdapat dua belas deret angka, dari satu sampai dua belas memutar mengelilingi dua buah jarum pendek dan panjang yang berputar dengan pelan dan saat ini jarum panjangnya telah berada di antara angka enam dan lima, sementara jarum pendeknya telah melewati angka tujuh. Namun Miko tak ingin menunjukkan waktu yang ternyata telah lebih dari satu jam mereka lewati hanya untuk mengambil jalan pintas ke jalur utama. Ia menunjukkan benda bulat yang terdapat di samping jam tangan yang ia kenakan, yang pada ujung jarum pada anak panahnya tertulis sebuah huruf U, yang berarti menunjukkan arah utara. Nando memperhatikan benda itu, lalu secara bergantian mengarahkan fokusnya pada peta serta benda itu bergantian. Pada peta yang masih berada di tengah, dikelilingi oleh mereka, tepatnya di bagian atas, juga tertulis huruf U yang berarti bagian utara. Akhirnya Nando mengerti bahwa mereka tak salah jalan, mereka hanya tak menyangka bahwa waktu tempuh takkan berlangsung cukup lama.
"Ok, gua ngerti, kalau kita udah di jalur yang bener, mending sekarang kita lanjutin lagi."
Galang memberi saran, menengahi mereka yang hampir bersitegang. Miko langsung melipat peta dan memasukan kembali ke dalam saku jaketnya.
Mereka kembali melanjutkan langkah. Dominasi gelap telah sepenuhnya menyelimuti. Kali ini, sebuah senter mulai menemani, mengikis kegelapan untuk menunjukkan sebuah jalan. Namun seketika, langkah Miko kembali terhenti, pendengarannya samar menangkap suara pertanda dari alam, beruntung gemuruh itu hanya sekali terdengar dan setelah itu hilang begitu saja.
Selang hampir setengah jam, membuka jalan baru sebagai jalan pintas bukanlah hal mudah, beberapa kali sejak mereka melakukan penerobosan, mereka harus menyingkirkan semak belukar cukup tinggi yang menghalangi. Beberapa duri sudah tak terhitung lagi menembus jaket yang mereka kenakan, namun pengalaman mengajarkan bahwa ketika mereka melakukan petualangan, harus disertai dengan persiapan matang. Jalan naik turun telah mereka lewati hingga akhirnya beberapa kali mereka harus lebih berusaha untuk bisa melewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedhus Gembel
Korku"Tolong." Mereka semua berlari, rasa takut itu kian memuncak sebelum sesuatu itu datang melahap semua yang terlewat.