5. Pertanda

473 27 8
                                        

"Do, kok gua ngerasa kita kita tadi udah ngelewatin tempat ini ya?"

Nando diam, tak menanggapi. Ia terus melangkah maju, berusaha untuk menerobos gelap serta beberapa semak belukar yang menghalangi. Langkahnya baru bisa berhenti ketika tanpa sengaja melihat sesuatu dibalik telapak kaki bersepatunya. Sesuatu itu bersinar ketika terpapar cahaya dari senter di kepalanya sendiri. Seketika Nando berbalik menatap Sansan yang berdiri dibelakangnya menatap bingung dirinya. Dalam hati, ia baru bisa membenarkan apa yang Sansan katakan sebelumnya. Badannya mulai membungkuk, matanya memperhatikan setiap sudut benda yang kini berada ditangannya. Memori otaknya mulai menggali kejadian beberapa waktu lalu ketika ia dan Sansan mengobati lapar dengan beberapa buah makanan ringan. Nando meneguk ludahnya sendiri, ia kini merasa yakin bahwa benda itu adalah jejak dari perbuatannya sendiri.

"San."

Nando menoleh ke belakang. Ia menunjukkan benda itu. Sansan yang awalnya penasaran tampak terkejut, terlebih firasatnya menjadi kenyataan.

"Do, lebih baik kita jalan ke arah lain."

Tanpa pikir panjang, Nando membuang benda itu untuk kembali mengotori hutan. Kini mereka bergerak berlawanan dengan arah yang mereka tuju sebelumnya. Jalan yang akan mereka lewati mulai menanjak, bahkan baru beberapa meter mereka sudah menemui rintangan awal. Namun tak ada jalan lain, selain harus melewati rintangan itu. Hujan masih turun berupa gerimis, membuat mereka harus mengeluarkan tenaga ekstra, memegang bebatuan tertanam di tanah, serta akar menyembul basah tak semudah seperti apa yang mereka alami selama mendaki sebelumnya. Namun naluri bertahan hidup serta darah muda yang masih mengalir, membuat mereka tak menyerah begitu saja, mati adalah pilihan terakhir setelah berusaha namun tak kunjung menemukan jalannya, dan mati di tempat seperti ini akan menjadi pilihan terburuk.

"San, pegang tangan gua."

Melihat Sansan yang berada di belakangnya kesusahan untuk menaiki tanah curam itu, Nando mengulurkan tangan. Mendapat bantuan ternyata tak juga memudahkannya untuk menaklukan medan, Sansan justru harus kembali melakukan usahanya dari awal lagi setelah ia gagal memanfaatkan batuan yang Nando beri. Tangan licin oleh air hujan serta tenaga yang terus menerus terkikis hingga habis menjadi penyebab utama. Namun ia tak menyerah, karena kelangsungan hidup masih menjadi pilihan, dan ia tak ingin seolah mendramatisir keadaan yang akan membuatnya terlihat lemah dan tak terlihat keren.

Percobaan kedua berhasil membawanya melewati jalan curam itu, namun ia langsung merebahkan diri. Rasa lelah tak mampu ia tahan, terlebih perih pada kaki akibat terjatuh tadi mulai menggaggu pergelangan kaki yang baru memulai untuk membengkak.

"Do, kayaknya kaki gua kesleo, waktu jatuh tadi."

"Serius loe."

Tak percaya dengan apa yang dikatakan Sansan, Nando langsung mencoba memeriksa. Ia melepaskan sepatu yang Sansan kenakan, kemudian memberi penerangan pada area pergelangan kaki tersebut. Sansan merasakan sakit luar biasa ketika Nando membantunya, caranya yang kasar membuat Sansan urung mengucapkan terimakasih. Selanjutnya, ia pun sepertinya enggan untuk meminta bantuan lagi untuk urusan yang sama.

Jam di tangan telah menunjukkan pukul sebelas malam. Waktu yang terlalu lama untuk mereka mencari jalan. Semua rencana telah berantakan. Niat menaklukan medan mendapat sambutan, berupa tantangan tak mereka inginkan. Nando tak bisa melakukan apa-apa, ia masih berada dalam kebingungan. Sansan tak jauh berbeda, namun dalam kondisi lebih menyedihkan. Suhu dingin tak mampu membuat luka di kakinya atau sekadar menahan rasa nyeri itu. Bengkak yang terus membesar menandakan bahwa luka yang dialaminya cukup parah.

Di tempat lain. Berseberangan dengan arah orang yang sedang mereka cari, Galang dan Miko mulai kehilangan rasa optimis. Nyatanya, mendapat bantuan tak memudahkan apa yang menjadi tujuan. Mereka tetap belum menemukan titik terang atau sebuah petunjuk tentang keberadaan Nando dan Sansan.

Wedhus GembelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang