PADA MALAM YANG BERBADAI
INGIN TIDUR DISAMPINGMU
HUJAN BESERTA ANGIN
DENGAN AMAT KENCANG
MENGETUK KACA DI JENDELA
***
Hujan deras mengguyur Jakarta malam ini. Berkali kali petir menyambar, memekakkan telinga, disertai cahaya kilat yang menyilaukan mata.
Sesekali angin berhembus. Menambah hawa dingin menusuk tulang.Seorang perempuan meringkuk ditempat tidur di kamarnya yang terletak di lantai 11 di sebuah apartemen mewah.
Perempuan itu berbaring meringkuk, memeluk tubuhnya sendiri.
Berusaha menahan rasa dingin yang menyakiti kulitnya.
Ia akan menutup telinganya jika petir kembali menyambar.
Sesekali wajahnya akan tersorot cahaya kilat yang bersinar.
Wajah yang begitu pucat.Mengapa ia tidak menyalakan lampu di kamarnya?
Mengapa ia lebih memilih cahaya temaram seperti itu?
Mengapa?Ia terlalu takut berada ditempat yang terang malam ini. Ia tidak ingin terlihat oleh siapapun.
Bahkan seekor cicak yang berada di dinding sekalipun. Tidak akan dapat melihat dirinya.Ia tidak ingin siapapun melihat dirinya yang hina.
Petir, hujan, angin, kilat, mereka tidak boleh melihat dirinya.
Mereka seolah sedang mengejeknya. Mengejek perempuan kejam seperti dirinya.Ia perlahan bangkit dari ranjangnya. Lalu berjalan pelan menuju arah jendela.
Ia menyentuh kaca jendela didepannya.
Terlihat ribuan curah hujan mengetuk kaca jendela.
Dan terasa sangat dingin. Seperti bekuan es di Arandelle.Perlahan airmatanya mulai menetes.
Mengingat sesuatu yang menyakiti batinnya.Tubuhnya mulai luruh, dan ia pun terduduk meringkuk dibawah jendela.
"Emily..... Hikss..." ia meracau.
"Aku takut Emily..." ia kembali meracaukan nama seseorang.
Isakannya terdengar menyakitkan. Dengan pilu perempuan itu terisak sendirian.
Ia sangat merindukan kekasihnya. Tidak, maksudnya ia dan kekasihnya itu adalah dua orang yang berselingkuh.
Ya, orang orang menyebut mereka seperti itu.
Bahkan alam semesta sekalipun. Mengakui kenyataan itu.Ini sudah hari ke tujuh, kekasih hatinya itu pulang ke pangkuan Sang Pencipta.
Dan perempuan itu belum bisa menerima kenyataan sampai kini.Mengapa?
Mengapa semesta memisahkan mereka?
Mengapa semesta merebut kekasihnya itu?
Apakah ia memang tidak layak lagi untuk dicintai?
Mengapa semesta begitu kejam? Memisahkan ia dari kekasihnya selamanya?
Meninggalkan ia sendirian bersama milyaran orang yang memandang remeh kearahnya.Dan hujan angin malam ini, seolah menegaskan jika yang paling kejam di dunia ini adalah dirinya.
Hujan angin malam ini seolah sedang menertawakan dirinya yang penuh dengan dusta.
Menertawai sang pendusta."Aku tidak mau sendiri Emily... Hikkss..." lagi. Seorang INA DARWIS terus meracau diantara isakan tangisnya.
Karena pada kenyataanya, alam semesta pun mengakui.
Jika INA DARWIS dan EMILY SOVIAN, hanyalah dua orang yang berselingkuh.BERSAMBUNG
hehe
Vote, komen, read, saya tunggu
KAMU SEDANG MEMBACA
PADA MALAM YANG BERBADAI (gxg)
RomanceCEWEK YANG KEJAM SEKALI PASTI NANTI MASUK NERAKA TERBAKAR API NERAKA MENDERITA KEMUDIAN MENJADI ABU