[ part 4]

6 4 0
                                    

Gelap melihat langit yang mulai menghitam ,akan kah langit akan hujan entahlah terkadang lengit juga memberikan sesuatu yang tidak pasti ,sepertinya langit juga merasakan apa yang saat ini Aluna rasakan ,sedih ,marah ,bingung ,semuanya bercampur menjadi satu .

"Aluna "teriak seorang lelaki memangil si pemilik nama yang sendiri tadi hanya melamun yang berhasil membangunkan nya .

Aluna langsung melirik siapa yang barusan memanggil namanya ,begitu kaget melihat lelaki itu kembali setelah menghilang beberapa lama seperti orang yang di telan bumi .

"Aluna,kebetulan ketemu di sini " lelaki tinggi dan juga tato di leher entah kapan ia mulai bertato tapi itu membuat kesan sempurna untuk dirinya.

"David ,dari mana saja?? kita semua merindukan mu "memang Aluna kaget dan juga senang melihat lelaki yang dulu mengejar callista .

"Hmm masalah itu aku tidak bisa memberitahu mu ,syukur lah jika memang semua nya merindukan ku tetap saja satu orang yang ingin sekali ku temui tidak ada "David duduk di depan Aluna memegang segelas kopi hangat memang cocok untuk hari ini .

"Kau merindukan callista ,David ?"berbohong jika ia tidak merindukan wanita yang sangat ia cintai David memang tergila gila akan callista .

"Yah--aku merindukan perempuan itu ,entah semuanya menjadi berubah bahkan aku tidak bisa melihat callista dengan mudah "ucap david menunduk memandang kopi yang ia pegang .

"Sesusah itu kah bertemu callista ,bahkan aku tidak di perbolehkan untuk menemuinya "banyak orang yang mencintai callista tetap saja tidak akan merubah apapun .

"Callista berubah perempuan lembut dan cantik itu seperti sudah berubah menjadi monster menakutkan "tapi David yakin jika callista bisa berubah seperti dulu .

Keheningan kembali datang dengan dingin cuaca buruk ,apa tuhan marah melihat hamba hamba nya seperti ini ,hanya ada suara lonceng yang menandakan jika ada pelanggan yang masuk dan keluar ,cafe kopi ini memang tidak pernah sepi pengunjung dengan beberapa orang yang memang menyukai kopi dan cocok di minum saat cuaca seperti ini .

"David aku ingin mencari callista kaum tau ia ada di mana ?"pertanyaan itu terus Aluna keluarkan hampir seperti orang bodoh memang.

"Aku tidak yakin itu tapi----"omongan David terpotong sesaat teleponnya berbunyi ,David mengangkat penggilan itu raut wajahnya berubah ,darel beranjak pergi meninggalkan Aluna dengan raut wajah serius David pergi .

Kembali sendirian di sini ,apa tuhan memang mentakdirkan nya selalu sendiri apa tuhan ikut marah seperti callista sepertinya memang seperti ini .

                                     ***

David meninggalkan cafe itu dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh seperti orang gila ,setelah panggilan itu David seperti orang yang berhasil menemukan sasaran yang selama ini ia incar .

Jalanan mulai sepi dan gelap hanya ada hutan di setiap sudut Kanan dan kiri dan daun berguguran karena tertepa oleh angin ,tidak ada mobil yang melintas di sini .

Sampai lah di tempat yang selama ini ia incar keberadaan nya ,sedikit susah memang mencari keberadaan tempat ini bahkan orang tidak akan pernah menyangka bahwa di tempat seperti ini ada rumah besar ,rumah itu bercorak hitam tidak ada corak lain selain hitam .

David mulai berjalan menyusuri halaman rumah itu langkahnya terhalang saat lelaki bertubuh besar menghalangi jalannya .

"Minggir lah aku ingin bertemu dengan tuan kalian "ucapan dingin .

"Tidak ada yang mengijinkan mu untuk masuk pergi lah jika diri mu masih ingin hidup "tempat ini sudah cukup mengerikan dan orang orang di sini juga menyeramkan .

"Baiklah aku akan pergi "David berbalik dan kembali berbalik menyodorkan senapan di depan penjaga itu .

"Minggirlah jika tidak ingin peluruh ini mengeluarkan isi kepala kalian "ancam David yang terus membidik penjaga itu .

"Tembak mereka jika berani ,jika memang itu bisa memuaskan amarah mu "callista udah menyaksikan semuanya dari tadi .

Saat menyadari suara yang sangat David rindukan akhirnya bersuara ,David kembali menyimpan senapan kembali ke dalam jas yang ia pakai .

"Pergi lah biar aku yang menyuruh pria gila ini ,kalian urus pekerjaan kalian " tiga penjaga itu pergi meninggalkan callista dan David .

"Apa tadi kau bilang aku gila ,kau yang membuat ku gila bertahun tahun callista Addison " david tersenyum saat melihat callista ,ia tidak berubah tetap cantik bahkan ia seperti ratu yang memimpin samudra .

"sedang apa David sebaiknya kau pergi tidak ada yang menyukai keberadaan mu di sini "ucap callista ,bodoh memang wanita ini ia memang merindukan David tapi rasa rindu yang ingin ia tumpahkan callista tahan .

"Aku merindukan mu callista "David langsung memeluk callista yang membuat callista kaget ,tapi callista menyukai pelukan ini sejak dulu .

Entah rasa apa yang kini callista rasakan ,kehangatan dan rasa cinta yang begitu lebih David berikan begitu terasa di pelukan ini ,David memeluk erat callista seperti tidak ingin mengakhiri pelukan ini sampai David mati ,setan apa yang menggoda callista sampai ia membalas pelukan David .

"Kembali lah callista jadi lah seperti dulu aku tidak ingin melihat mu seperti orang monster yang memperjualkan manusia "ucap David yang terus mendekap erat .

"Kau pikir aku bodoh David aku mengetahui pekerjaan mu kau seorang bandar narkoba David "callista melepas pelukan itu tetap tidak bisa David memeluk callista seperti ingin membunuh wanita itu .

"Lepaskan aku David ,hiduplah dengan cara mu dan lupakan aku kau harus terus melanjutkan hidupmu "ucap callista yang begitu menahan air mata yang hampir ingin keluar di pelupuk mata .

"Yah aku memang seorang bandar narkoba ,tapi bandar ini mencintai mawar yang indah di sini "David mantap callista tidak melepaskan pelukan itu mereka berdua begitu dekat jaraknya hampir callista mencium aroma tubuh lelaki itu .

"Pergi lah ,jangan pernah kembali David callista mu yang dulu sudah mati ,aku yang membunuhnya " callista menahan David saat ingin kembali memeluknya ,lalu berbalik berjalan meninggalkan David .

"Kenapa??,jika memang begitu aku yang akan menghidupkan kembali callista ku yang dulu "David teriak di depan masion itu ,tentu callista mendengarnya hanya menahan rasa sakit yang ia rasakan ,demi tuhan callista ingin memeluk David lagi tapi bukan saatnya entah kapan waktu mengijinkan .

David keluar dari perkara gan masion itu ,tekadnya masih sama akan mendapatkan callista bagaimana pun caranya ia akan lakukan sampai ia mati .

Aluna pulang melihat sang ibu duduk d sopa yang hanya melamun sampai sampai ia tidak menyadari bahwa Aluna sudah pulang .

"Mam ,ada apa ?" Tanya aluna yang langsung menyadarkan Alana .

"Hmm sayang kau mengagetkan mam ,hmm mam tidak apa apa sayang "Alana harus menyembunyikan kedatangan callista ke rumah ini.

"Benarkah ,mam seperti sedang ketakutan apa ada sesuatu yang terjadi??" Tanya Aluna melihat Alana yang seperti habis melihat hal yang menyeramkan .

"Tidak apa-apa mam baik baik saja ,pergi lah makan kau pasti lapar kan ?"ucap Alana mengalihkan pembicaraan ia tidak mau sampai Aluna tau .

"Hmm benarkah baiklah kalo gitu aluna mana yah "Aluna pergi sebenarnya ia tidak yakin bahwa Alana baik baik saja seperti ada hal yang aneh .

Kata kata callista begitu buruk tidak sepantasnya ia berkata seperti itu meski Alana bukan ibu kandungnya ,tapi di sini lain callista juga tidak salah ia hanya membenci Alana yang telah merebut kebahagiaanya ,entah lah siapa yang benar dan siapa yang salah .

ALUNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang