Sepotong Donat

362 35 2
                                    

Gs!






Tringtring…










"Selamat sore, selamat datang di Dunkin Donuts. Silahkan mas, mau pesan apa?"

sapa seorang perempuan muda pelayan toko donat yang sore itu sedang bertugas. Pelanggan yang disapanya adalah seorang lelaki yang masih lengkap dengan seragam kantornya yang berwarna abu-abu muda dan celana panjang hitam.

Di bahunya 0tersampir tas ransel hitam dan tangan kirinya menenteng jas berwarna senada.

"Minta triple cocholate-nya satu ya mbak. Dimakan disini. Minumnya orange juice aja,"
pinta lelaki itu.

Perempuan pelayan toko pun mengambilkan pesanan lelaki itu dan meletakkannya didalam nampan. Setelah semua pesanannya lengkap, lelaki itu pun membawa nampannya ke sebuah meja yang terletak di sisi jendela.

Sebenarnya meja itu sedikit panas, karena cahaya matahari sore menyinari langsung sisi tersebut. Tapi dalam ruangan ber-AC ini, rasa panas itu menjadi hangat, sehingga lelaki itu pun memilih untuk duduk disana.

Tring…. Tring….








"Selamat sore, selamat datang di Dunkin Donuts. Silahkan mbak, mau pesan apa?"

kembali perempuan pelayan toko itu menyapa pelanggan yang datang. Kali ini, seorang gadis dengan baju batik warna hijau muda dan celana panjang hitam, serta tas ransel abu-abu yang dibawa di pundaknya.

"Mm… saya mau pesan donat Peanut, mbak. Masih ada nggak mbak, ya"” tanya gadis
itu ragu ketika dilihatnya rak donat isinya tinggal sedikit dan ia tak menemukan donat yang dimintanya disana.

"Maaf mbak, jenis donat yang mbak minta sudah habis. Mungkin yang lain saja mbak?" tawar perempuan pelayan toko itu.

Meskipun gadis tadi tampak kecewa, akhirnya ia memesan satu buah donat jenis yang lain beserta ice chocolate. Ia pun membawa nampan berisi pesanannya ke salah satu meja yang masih kosong.

Meskipun meja itu agak panas, tapi menjadi hangat karena ruangan ini ber-AC.
Saat gadis itu duduk, lelaki tadi memandanginya. Mereka duduk berhadapan meskipun berpisah meja.

Saat gadis itu menyadari kehadirannya, ia sempat melemparkan sedikit senyum yang dibalas dengan senyum seadanya oleh lelaki itu. Ia pun melanjutkan memakan donatnya sendiri yang tinggal sepertiga lagi.

Lima menit kemudian, donat di piringnya habis dan ia pun menyelesaikannya dengan menghabiskan pula orang juice-nya. Ia pun berdiri dan menyandang kembali tas ransel serta jas-nya.

Seraya melangkah ke pintu keluar, ia menoleh lagi pada gadis itu lalu tersenyum kecil yang dibalas oleh gadis itu.





.
.
.

Tring… tring…


"Selamat sore, selamat datang di Dunkin Donuts. Silahkan mbak, mau pesan apa?" tanya pelayan toko donat, seorang pria berwajah oriental.

Pelanggan yang disapanya yaitu seorang gadis berkemeja ungu muda dan rok hitam selutut, masih lengkap dengan tas ranselnya.

"Saya mau pesan donat Peanut, mas. Masih ada nggak mas?" tanya gadis itu sambil celingukan melihat ke rak donat.

"Maaf mbak, kalau jenis donat yang itu memang paling cepat habisnya, apalagi kalau sudah sore begini, mbak. Mungkin donat yang lain saja mbak?" tawar pria penjaga toko donat itu.

Dengan ragu akhirnya gadis itu menunjuk salah satu jenis donat yang masih tersedia di rak. Ia pun membawa nampan berisi pesanannya ke meja yang masih kosong. Dipandanginya sejenak donat yang ada dihadapannya, lalu dengan enggan ia memotong donat itu dan menyuapkannya sendiri. Sementara itu, pandangannya menerawang ke lalu lintas jalan raya yang ada diseberang toko ini.

Oneshoot KV (Jjk+Kth)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang