Puisi? 2

297 43 1
                                    

Gs!






Kami sudah sampai pada koridor menuju kelas, kenapa sepi? Tanganku mencoba meraih ponsel di dalam tas kecilku untuk melihat jam.

"Kita terlambat 20 menit" sambar Jungkook dengan suara rendah.

"Gawat! Mr. Siwon si Dosen Killer, habislah kita…"

keluhku setelah sadar dengan siapa kami akan bertemu sebentar lagi.

"Jangan khawatir, biar aku yang jelaskan. Ikuti aku dari belakang." Jungkook membuatku bernafas sesikit lebih lega.

"Ba, baiklah" anggukku menyingkir dari hadapannya,

"terimakasih malaikat" tambahku, namun kata yang ini hanya kuucapkan di dalam hati.

Kami berdua melangkah dengan gugup memasuki ruang kelas.
"Maaf Mr. Kami terlambat, terjebak macet".

Ucap jungkook dengan penuh percaya diri, sementara aku hanya diam di belakang dengan pandangan kosong ke arah lantai.

"Ok, bagus. Jika kalian datang ke kampus lebih pagi, tidak akan ada kemacetan. Saya tambah hari libur kalian di jam mata kuliah saya, untukmu dua hari, gadis itu dua hari. Silakan keluar sekarang!"

Mr. Siwon berbicara dengan nada dingin, membuatku perlahan terbelalak. What? Diskors? Dua hari? Oh ini pertama kalinya bagiku.

"Em, begini Mr. Ini salah saya. Saya sempat meminta bantuan padanya untuk menemani saya ke perpuatkaan umum, mencari buku materi, oleh karena itu dia juga terlambat. Tolong biarkan dia tetap ikut belajar, saya saja yang diskors!" jelas jungkook membelaku.

"Ok, baik. 3 hari untukmu. Silakan keluar"

“Jungkook kau bicara apa?" bisikku kesal padanya, dia bohong lagi.

"Sudah, turuti saja. Belajar sana! Jangan lupa catat semua materi, berikan padaku nanti." balasnya berbisik.

"Keluar sekarang! Kau silahkan menuju kursimu" sambar Mr. Siwon. Dengan tatapan sinis.

Aku pun dengan cepat berjalan mebuju kursiku, sementara jungkook sudah menghilang di balik pintu. Oh Tuhan, apa yang baru saja dia lakukan benar-benar menghapus segala prasangka burukku terhadapnya.

Aku bodoh, memang kurang bergaul, kurang memperhatikan sekekiling. Hampir satu bulan di kelas ini setiap jam kuliah sampai tidak mengenal Jungkook, yang ternyata teman satu fakultas dan satu jurusan bahkan satu kelas, hanya saja dia duduk di sana pojok sekali di dekat dinding.

Dosen tidak pernah absen memanggil nama. Aku juga kurang cermat mengenal wajah orang, apalagi mengingat banyak nama.















"Oh Tuhan, Taehyung. Kamu beruntung!"

Nayeon menampakkan wajah alaynya setelah mendengar ceritaku tentang jungkook.

"Gak disangka, ternyata dia yang terus mengirim puisi itu. Dia itu mahasiswa cerdas tau! Lulusan SMA favorit Dengan nilai tertinggi".

Tambah Nayeon kembali memuji Jungkook.

"iya! Aku sudah tau".
Aku menatapnya dengan senyum penuh percaya diri.

"Aku harus menemuinya sekarang, memberikan catatan ini." aku meraih sebuah buku berisi catatan materi siang ini.

"Ok baiklah, selamat ya! Sana."

Nayeon tersenyum menggoda, sembari kembali menyeruput pop ice di hadapannya. Akupun segera berlalu meninggalkan ruang kantin yang cukup luas ini.

Oneshoot KV (Jjk+Kth)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang