PART 1 (ZAHRA DAN ZIZI)

55 2 0
                                    

"Ra, Ra, ... Lo lolos. Gue dapat sms barusan." Dari ujung taman kulihat Zizi mengayunkan HP yang ada di tangannya. Emang kebiasaan sahabatku yang satu ini kalau ngga teriak teriak ya ngomel ngomel. Tapi hanya dia orang terdekat yang selalu mengerti aku setelah keluargaku, bahkan ketika keluargaku belum paham akan keinginanku, dia yang selalu memahamiku. Dia gadis berparas galak dan kasar namun berhati lembut. Kerjaannya setiap hari sok kenal sok dekat dengan siapapun, tak heran jika dia punya banyak sekali kenalan di kampus bahkan sampai kampus lain.

"Lolos apaan ?" Jawabku lembut sembari duduk di kursi taman dan segera melepas earphone ketika Zizi datang.

"Menurut lo ? Emang lo daftar apa aja selain daftar ini ?"

"Serius ? Mana coba liat." Jawabku dengan semangat.

Seratus delapan puluh derajat berbeda dengan Zizi yang sudah ikut berbagai macam organisasi seperti Himpunan, BEM, dan Komunitas, sampai pada semester 7 ini aku belum pernah ikut organisasi sama sekali. Bisa dibilang aku adalah orang yang ansos tidak mudah bergaul, beruntung sekali aku berteman dengan Zizi. Setiap bertemu dengan orang baru dia yang selalu memulai pembicaraan.

Inilah kali pertama aku memberanikan diri mendaftar sebagai volunteer di sebuah NGO Internasional tingkat Asia Tenggara. Berawal dari novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El-Shirazy yang tak hanya menceritakan tentang romansa Fahri dan Aisha namun juga bercerita mengenai kebiadaban Zionis terhadap perempuan Palestina, tiba-tiba saja aku memiliki impian untuk bergabung menjadi seorang relawan di organisasi kemanusiaan tingkat Internasional. Dan akhirnya, aku lolos hingga tahap akhir.

"Ra, ngga mau tau lo besok harus urus nomor lo yang keblokir, penuh hp gue banyak yang ngehubungin lo."

"Iya, iya, makasih banyak Ziziku sayang." Qoddarullah HPku baru saja hilang kemarin, jadi untuk beberapa hari ini aku nebeng ke nomor HP Zizi.

Menyisakan skripsi yang sungguh rumit, ditambah dosen pembimbing yang harus ke luar negeri karena harus menyelesaikan kuliah S3, rasanya ini benar-benar karunia dari Allah Ta'ala memberikanku kegiatan positif sebagai volunteer.

Hari ini aku berangkat mengikuti pertemuan pertama tentunya ditemani oleh Zizi karena aku masih lumayan nervous untuk bertemu banyak orang baru. Kami diantar oleh supir Zizi karena maklum saja dia adalah anak orang kaya yang jarang sekali naik angkutan umum, dan dia selalu marah ketika aku menolak untuk diantarnya menggunakan mobil pribadinya.

"Lo yakin mau ikut volunteer ini, Ra ? Sorry nih ya gue beneran mau nanya, kata lo kemarin ada Umi umi tuh yang ngelamar lo buat jadi menantu, lo udah jawab ? Kita jadi cewek pun ngga boleh PHP loh, Ra." Sontak aku kaget ketika diingatkan Zizi tentang kejadian sepekan lalu.

Ahad lalu aku dan Zizi mengikuti kajian rutin di Masjid Al-Quds. Kami hampir tak pernah melewatkan kajian ini karena hari nya yang cocok yaitu hari Ahad selepas Dzuhur. Setelahnya kami biasanya langsung jalan jalan ke Mall terdekat untuk sekadar melihat-lihat dan melepas penat. Disanalah aku bertemu dengan Umi nya Yahya. Biar kujelaskan siapa itu Yahya. Yahya adalah teman sekampusku dan Zizi. Dia hampir sama seperti Zizi, organisatoris yang hits, ditambah dia juga terkenal dengan orang yang shalih di lingkungan kampus. Aku tak pernah memikirkannya, namun kejadian ahad sore kala itu sungguh mengusikku.

Mall dalam keadaan ramai. Kala itu Zizi sedang asyik memilih gamis dan jilbab syar'i dan aku duduk di restaurant menunggunya.

"Nak Zahra, tadi Umi liat Nak Zahra juga di Al-Quds, mau manggil udah terlalu jauh."

"Iya, Umi. Zahra tadi buru-buru sama Zizi karena mobil Zizi harus keluar parkir." Aku dan Zizi memang sudah akrab dengan Umi nya Yahya karena kami sering kajian bareng.

"Nak, menurut Nak Zahra Yahya itu gimana ? Rasanya kalau liat Nak Zahra Umi ingin segera menikahkan Yahya dengan Nak Zahra."

Yahya ? Zizi menyukainya. Dan aku pun sejujurnya kagum padanya.....

(bersambung...)

ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang