PART 2 (DUNIA BARU ZAHRA)

3 0 0
                                    

"Lo tau ngga, Ra ? Ada gosip katanya Yahya mau nikah. Ngaco kan ? Padahal gue yang hampir tiap hari rapat sama dia aja ngga denger apa apa. Heran sama anggota-anggota gue entah pada denger darimana."

"Yahya mau nikah ? Sama siapa ? Kalau mau nikah kenapa kemarin Umi nya bertanya kepadaku ? Apa maksudnya ini ?" Batinku dalam hati karena merasa gundah sejak kejadian sore itu.

"Ra, lo denger gue ngga sih ?" Tegur Zizi sambal melambaikan telapak tangannya di depan mukaku.

"Oh, iya denger, ya kamu kenapa nanya sama aku ? Kan kamu yang sering rapat dan deket sama dia. Aku aja ngga pernah ngobrol sama dia." Jawabku dengan hati-hati. Aku tidak ingin Zizi tau tentang obrolanku dengan Uminya Yahya. Aku tidak ingin Zizi tau kalau ternyata seorang Ibu yang melamarku adalah Uminya Yahya.

Aku dan Yahya memang satu kampus dan satu jurusan, namun beda kelas. Itulah kenapa kami tidak pernah ngobrol karena memang tidak ada kepentingan. Dia bukan orang yang sombong, tapi dia orang yang sangat menjaga interaksinya dengan perempuan. Tak heran kalau kami seperti orang yang tidak kenal.

Seluruh anggota Care and Share for Ummah diharapkan menghadiri pertemuan penting pada sore hari ini di Kantor Pusat guna membahas bantuan untuk anak anak Palestina. Membaca pesan singkat dari koordinator aku merasa semangat untuk menghadiri forum tersebut. Apalagi ini project pertama yang akan aku lakukan setelah diterima sebagai anggota. Aku belum tau apakah nanti ada tim kami yang berangkat ke Palestina atau tidak karena kondisi disana belum memungkinkan untuk dimasuki para volunteer baru.

Bahasan pertemuan ini sungguh menarik, mulai dari bagaimana kondisi anak anak Palestina disana, apa yang mereka butuhkan, serta bagaimana kita mencari mitra donatur sebanyak-banyaknya agar donasi yang terkumpul dapat mencukupi segala kebutuhan. Ternyata seperti ini hidup berorganisasi, banyak bertemu orang-orang baru, program-program yang belum pernah diikuti, dan hal-hal menantang lainnya. Aku merasa menemukan jati diriku.

"Ra, emang gue ngga shalihah ya ?"

"Kata siapa ?"

"Ya kan gue nanya ke lo, kan lo sahabat gue dari pertama kali kuliah, gue aja seringan sama lo daripada sama orang tua gue."

"Kamu tu shalihah, Zi. Kamu selalu sholat di awal waktu, ngga pernah absen kajian rutin, sholat sunnah, puasa sunnah, dan yang terpenting menutup aurat secara sempurna." Jelasku secara jujur. Aku kadang pun kadang iri dengan ke istiqomahan Zizi dalam beribadah terutama amalan sunnah yang dia tunaikan. Dia hampir tidak pernah meninggalkan sholat dhuha dan sholat sunnah rawatib. Bedanya adalah dia orang yang ekspresif, suka bercerita, ceria, ramah, dan sangat ekstrovert sehingga orang kadang luput betapa shalihahnya dirinya. Dia adalah sahabat terbaikku.

"Zi, aku dapat tugas buat cari mitra bisa perusahaan atau apapun itu untuk membantu penggalangan dana buat anak anak Palestina. Kamu ada ide atau saran ngga aku harus kemana ?" Aku pun sudah berusaha ke beberapa titik untuk mengajukan kerjasama, tinggal menunggu hasilnya.

"Oh dana sosial ya, yaudah nanti gue nelpon bokap barangkali perusahaannya mau bantu kan. Lo juga jangan lupa share di medsos, punya medsos tu dipake buat share kebaikan, jangan dianggurin." Jawab Zizi memberikan banyak ide kepadaku.

"MasyaAllah, iya boleh kali Zi aku ketemu Ayahmu untuk bahas ini, makasih banyak Ziziku sayang." Aku hobi banget meluk dia karena dia selalu risih kalau dipeluk.

"Ih Ra geli gue. Udah sana lo lanjutin lagi, gue mau rapat udah di WA sama Yahya suruh cepet meeting." Zizi langsung pergi menuju ruang rapat organisasi.

Tanpa pikir panjang akupun langsung membagikan informasi donasi ini ke instastory instagramku dan menuju kantin untuk makan siang yang telat, ternyata sudah hampir jam 2.

Kring kring.

Kami dari PT Insan Mulia membuka kerjasama untuk program kepedulian anak anak Palestina. Jika berkenan dimohon hadir ke perusahaan kami membawa proposal dan kelengkapan lainnya. Terima kasih.

Direktur Utama, Muhammad Yahya Ar Rasyid

Yahya ? Kami akan bekerjasama ? Dan akupun mulai gugup sepanjang waktu...

(bersambung...)

ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang