01.new trip

18 9 2
                                    

Soekarno-Hatta internasional airport,
10 July,pukul 18.45.

Selena tiba di Jakarta dengan perasaan yang sangat berbeda,Dia merasa aneh dengan berbagai macam perubahan yang dirasakannya.

Suasana yang biasanya dikelilingi orang-orang berkulit putih dan rambut pirang,kini berubah menjadi  orang-orang dengan kulit sawo matang dan rambut hitam.Bahasa inggris yang biasa di dengarnya berubah menjadi bahasa indonesia.

Selena sudah 5 tahun berada di Melbourne,Australia.Dia mengikuti ayahnya yang sedang membuka cabang perusahaan mobil baru di Melbourne.Selena juga pernah berada di Malaysia selama 6 bulan,Singapura 10 bulan bahkan Jepang selama 2 tahun.tapi itu tidak membuat Selena melupakan bahasa indonesia,Selena merupakan anak dengan daya ingat yang tinggi.

Ayah Selena adalah CEO dari perusahaan mobil terkenal yang merupakan warisan dari Kakek Selena,Ambrogio.Ayah Selena merupakan anak satu-satunya begitu juga dengan Selena yang merupakan anak tunggal.

Selena penuh dengan kasih sayang dari ibu nya.Apapun yang Selena butuhkan akan tersedia hari itu juga.
Akan tetapi,tidak dengan ayah Selena,Ayah nya mendidik dia dengan tegas dan banyak peraturan.Salah satu peraturannya adalah Selena tidak boleh berpacaran sebelum dia berhasil lolos di University Of Melbourne.Dan terbukti,Selena belum pernah berpacaran selama masa remajanya.

Selena sekarang berumur 16 tahun,usia kelas XI SMA.Selena berencana akan bersekolah di sekolah swasta unggulan,SMA HORISON.

"nonaaa,permisi nona"seorang wanita berteriak dari arah belakang Selena,saat Selena berjalan keluar bandara.

Selena berbalik dan melihat seseorang wanita yang berusia sekitar 20an berdiri dibelakangnya.Wanita tersebut berjalan ke arah selena dan mengambil alih kedua koper yang di bawa selena sedari tadi.

"Eh,ini dengan siapa ya?"tanya Selena.

"Maaf,nona,membuat anda harus membawa koper ini sendiri,perkenalkan nama saya Tania Aliya Rustam,pendamping nona selama di indonesia"

"Oh,Halo kak Tania,saya Adara Selena..."kata Selena sebelum dipotong Tania.

"Ambrogio kan?"seru Tania dengan gaya bersemangat.

"Iya kak"jawab Selena,sedikit aneh.

Selena merasa Tania akan menjadi pendamping yang sempurna karena kepribadian yang ceria,bisa mengimbangi kepribadiannya yang tertutup.

Mereka pun berjalan keluar airport yang sudah ditunggu seorang pria berusia sekitar 30an menunggu di samping mobil.

Sesampainya di dekat mobil,Pria itu pun menghampiri mereka dan mengambil koper di tangan Tania.

"Perkenalkan nona,nama saya Adi Sudirman,Supir nona selama di indonesia"katanya sambil membungkukkan badan.

"Iya,pak Adi"jawab Selena.

Ketiganya masuk kedalam mobil dan kemudian melaju menuju suatu tempat.

Mobil Pajero tersebut masuk ke halaman sebuah Rumah mewah di wilayah Jakarta pada pukul 20.00.

Didepan rumah sudah berdiri Ayah,ibu,2 pembantu serta 2 satpam yang menyambut kehadiran Selena.

"Selamat datang,Selena ku"Sambut ibu Selena sambil memeluk Selena.

"Selamat datang,nak"sambut ayah Selena sambil mengelus kepala Selena yang masih berada dalam pelukan ibu nya.

"Bagaimana perjalananmu?maafkan Ayah dan ibu karena pergi terlebih dahulu karena ada beberapa hal yang harus kami urus di Jakarta"Kata Anton,Ayah selena.

"Perjalanan yang baik,ayah,aku mau lihat kamarku,bisakah aku masuk?"

"Tentu saja nak"jawab ibu Selena sembari merangkul Selena menuju kamarnya.

Pemandangan rumah yang sangat mewah membuat Tania yang sedang berjalan di belakang Melava dan Selena tercengang.

Seluruh furniture yang ada di rumah itu hampir semua bernilai jutaan rupiah.Mencuri satu furniture saja dapat membuat seseorang bisa membeli 2 buah ponsel.

Kamar Selena terletak di lantai dua.
Ketiganya pun masuk kedalam kamar.

"Lumayan"kata Selena sambil melihat-lihat kamarnya yang diisi dengan 1 single bed berwarna baby blue,1 buah meja belajar yang dilengkapi dengan pernak-pernik,dan tembok yang di cat warna abu-abu serta beberapa perabot indah lainnya.

"Jika ada yang ingin dirubah atau dibeli lagi tanyakan saja pada Tania,Tania yang akan mengaturnya"jawab Melava.

"Terima kasih ibu,sekarang ibu bisa beristirahat."jawab Selena.

"Tania,tepat jam 21.00 turun ke dapur ambil makan malam Selena,jika terlambat tanggung resiko nya."perintah Melava sembari menuju keluar kamar.

"Tania aku butuh waktu sendiri dulu,kembali lah saat jam makan malam ku tiba"perintah Selena.

"Baik,nona,jika butuh sesuatu,silahkan panggil saya"

"ya"singkat Selena.

Tania pun pergi,tersisa Selena yang menuju ke jendela besar di kamarnya,Jendela besar sangat penting yang harus ada di kamar Selena dimana pun dia tinggal.

Selena sangat suka menatap rembulan dibalik jendela yang besar melalui kamarnya.

Malam ini,Selena mengambil Buku Harian,pulpen serta kamera polaroid nya.Selena memotret betapa indah nya bulan malam ini,lalu hasil fotonya ditempel nya di buku Hariannya,sembari menulis:

Jakarta,10 july.

Untuk Kamu,yang entah dimana,dan kapan datangnya.

Hari ini sepi,tak ada yang menyenangkan,semua terlihat biasa saja karena alasan yang sama yaitu kamu belum ada disini.

Aku kesepian,tiap malam hanya rembulan yang menemaniku,seperti menatapku dan seakan rembulan berkata padaku bahwa semua akan indah pada waktunya dan skenario Tuhan yang terbaik untuknya.

Suatu hari nanti jika kamu ada disini,akan kubawa kau duduk bersamaku,menggenggam tangan ku sambil menatap bulan bersama dan akan kuceritakan padamu betapa indahnya bulan hari itu ketika kau berada di sisi ku.

--satu pinta ku pada Tuhan,kuharap 'pelangi akan segera muncul setelah hujan yang tak kunjung henti ini'


selena.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang