03.ayah

14 6 0
                                    

Malam harinya,Selena memilih makan malam dibawah,di meja makan walaupun hanya sendiri.

Ayah masih sibuk bekerja di kantor dan ibu tertidur di kamar karena sangat capek.

"Tania?"cari Selena.

"Ya,nona?"jawab Tania.

"Kemarilah dan duduk denganku kita makan bersama."ajak Selena.

"Haram hukumnya bagi pembantu seperti saya satu meja dengan majikan,nona"jawab Tania.

"Jika ini perintah apa yang akan kau lakukan?"pinta Selena.

"Bagaimana kalo nyonya tau?"

"Tidak ada ibu,kemari duduk denganku"

Tania tidak bisa lagi menolak ajakan Selena,Tania ikut makan bersama Selena walaupun hanya makan sedikit karena takut ketahuan Melava.

"Tania,ada sesuatu yang ingin kutanyakan"

"Dengan senang hati nona,silahkan"jawab Tania.

"Bagaimana rasanya mempunyai keluarga yang hidup?"tanya Selena.

"Maksudnya nona?"

"Kau tahu kan,aku disini seperti sendiri,tidak ada yang ingin tahu apa yang sedang aku lakukan,bahkan jika aku mati disini mungkin tak ada seorangpun keluarga ku yang tahu"kata Selena tertunduk.

"Maaf nona,bukannya ikut campur,tapi apa yang tuan dan nyonya lakukan semuanya untuk memenuhi kebutuhan nona,untuk kebahagiaan nona"

"Aku sendiri tak bahagia sekarang,apa yang patut aku banggakan dari keluarga ini?hanya sebatas nama?Ambrogio?"tegas Selena yang terlihat semakin emosional.

"Nona,mungkin nona butuh istirahat"jawab Tania mengalihkan pembicaraan

"aku tidak butuh istirahat,apa kau punya solusi untuk permasalahanku?"Tanya Selena.

"Mungkin untuk saat ini,menurutku,Nona perlu seorang sahabat yang selalu ada di sisi nona,dan yang mampu  mengisi setiap waktu kosong nona"Jawab Tania.

"Maksudmu pacar,kan?"

"mungkin seperti itu,nona"

"Ayah bahkan tak mengizinkan aku untuk memiliki seorang pacar,melarangku keluar rumah sampai jam 9 kalau bukan untuk alasan sekolah,ayah bahkan tidak membiarkan ku pergi kemanapun sendirian"Kata Selena.

"Kenapa seperti itu,nona?"

"Jawaban yang pasti,ayah selalu berkata Selena adalah Ambrogio tunggal yang harus dijaga nama baiknya"

"Sekarang saya tidak bisa bilang apa-apa nona,saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan untuk membantu nona"jawab Tania.

"Maaf Tania,jika membuatmu bingung"

"Tidak masalah,nona,silahkan beristirahat"

Selena pun bergegas mencuci tangannya dan kembali ke atas untuk beristirahat.

Malam ini,seperti biasanya,rembulan yang dapat menenangkan amarah Selena.

Di ambil nya polaroid untuk memotret keindahan rembulan malam ini.

Buku hariannya pun setia menemaninya.

Rembulan
Jika saja akan datang padaku orang yang dapat menemani hari-hari ku,kumohon jangan ambil dia saat dia sudah disini.

Aku lelah menghadapi hari-hari sulit,dimana hanya ada harta dan tahta.Tidak ada cinta yang mengisi hari-hari ku,sebagaimana remaja umumnya.

kapan pelangi itu akan datang,ada hujan yang tak kunjung henti,dan ada pelangi yang tak kunjung menampakkan dirinya.

Bisakah aku menemukannya?

Disaat aku tidak bisa menemukan jati diri ku sendiri?

Tak bisakah ayah menerima kenyataan bahwa gadis kecilnya kini telah tumbuh besar dan sedang ingin mencari jati dirinya sendiri?

^^maaf yah,author bisanya part +-500 kata aja,soalnya kalo lebih part dari ceritanya jadi sedikit deh,makin gak penasaran deh^^

^^jangan lupa share ke temen-temen yah^^

^^vote biar author makin semangat^^

selena.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang