"Selanjutnya apa?" Tanya Boruto
Ruangan atau lebih terlihat seperti gua itu nampak terlihat redup. Cahaya lampunya mengurang dari sebelumnya
Himawari bergidik ngeri. Ia tak melepaskan cengkaramannya dari Sarada
"Tumbalnya. Mana?" Tanya Mitsuki
"Hah tumbal?" Teriak Hima tak percaya
"Edo tensei. Harus menggunakannya" ujar Misuki enteng
Seperti hal itu sangat biasa baginya
"Mits..."
Blupp.. kepulan asap keluar begitu memenuhi ruangan
Boruto memegangi seseorang berkulit putih,, sangat putih.. ia pingsan
"Siapa dia?" Tanya Hima masih tak mengerti situasi gila ini, situasi yang tak pernah dilihat sebelumnya
"Jetsu putih, ciptaan orang tua ku" Mitsuki mendekati orang putih itu
"Orang bisa diciptakan ne Sarada-san?" Bisik Hima
Sarada tersenyum tipis
"Edo tensei"
Mitsuki dan Boruto mundur beberapa langkah
Cahaya di ruang itu mati. Hanya gelap.
"Gagal?" Boruto panik
Cahaya kembali. Seisi ruangan kembali terlihat.
"Apaaa yang kalian lakukannnnn??" Tegas yondaime yang sudah berdiri dengan tatapan tajam mengarah ke 4 bocah di hadapannya
Wajah teduh nan wibawanya hilang seketika
"Boruto?? Himawari?" Tanya dengan nada menurun
Himawari dan Boruto mengangguk pelan dan tak percaya
Apakah yang di hadapan mereka ini benar Yondaime? Kakek mereka? Hokage ke empat?
"Aaaaaa Himawari-channn, Boruto Channn" kemarahannya hilang seketika.
Ia memeluk dua bocah yang juga merupakan dalang dari terbangunnya ia dari peristirahatan terakhirnya.
"Ehehe" Himawari terkekeh plus bergidik ngeri karena tak percaya atas apa yang ia lihat. Hima merasa sedang dipeluk mayat hidup.. hiihh
Ia tak membalas pelukan kakeknya, ia tak percaya. Sungguh tak percaya.
Sama halnya dengan Boruto. Setidaknya Boruto mau tidak mau harus percaya karena ini idenya. Ide gilanya untuk menyelamatkan ayahnya, naruto. Lebih tepatnya menghindarkan bahaya dari keluarganya.
****
"Aku bisa melihat dengan jelas takdir mu"
Kata-kata itu terus terniang di kepala boruto. Ia selalu bertanya-tanya. Bagaimana takdirnya?!
"Sasuke-san"
"Tetap di belakang, aku akan pergi ke sisi lain. Tetap waspada dan hati-hati" Sasuke memperingatkan sebelum menghilang seketika yang dibalas anggukan ketiga bocah tim 7 itu. Boruto, Sarada dan Mitsuki.
"Misi awal tetap sama.. Naruto memiliki cakra terbesar di dunia... selain pohon itu, kaguya bisa kita bangkit kembali jika memiliki cakra sebesar itu" pembicaraan yang samar-samar tedengar membuat boruto memutar otaknya untuk mencerna
"Mereka masih mengincar nanadaime"
Belum Boruto mengucap, Sarada mendahuluinya
****
Malam semakin larut. Semakin dingin. Hima tetap berada di sisi Sarada.
Boruto menjelaskan situasi yang ia alami.
"Mereka masih mengejar Tau-chan" Boruto tertunduk lesu
"Tenang lh Boruto, bukan kah sejak kecil Naruto selalu diincar. Dan karena hal itu ia menjadi shinobi terkuat"
"Tapi.. tapi Jii-chan.. ada yang mengatakan kepada ku bahwa takdirku kehilangan segalanya, termasuk keluarga ku"
"Siapa yang mengatakannya?" Tanya Minato geram
"Otsutsuki"
Minato tersentak. Ia lalu menatap mata Boruto. Ia teringat beberapa detik saat ia muncul. Tak sengaja melihat salah satu mata boruto berubah putih layaknya byakugan.
"Kau memiliki Jougan?"
Boruto mengangguk
"Lalu siapa yang akan jadi wadah kurama?"
"Aku" Himawari angkat bicara
Boruto tersentak, ia tak percaya.
"Hima"
"Nii-chan, jika takdir mu seperti itu,, maka aku yang akan melindungi keluarga kita. Karena aku bisa memastikan takdir ku berbeda dengan mu" tegas Hima. Himawari mulai mengerti.
"Hi.."
"Nii-chan.."
"Kenapa kalian tidak mempercayakan hal ini pada ayah dan ibu kalian?" Tegur Minato
"Jii-chan, juga bisa mempercayakan kurama pada ku" tegas Hima
"Tapi Hima, cakra kurama bukan main-main.. jika kau tak mampu membendungnya, bisa saja membunuh mu"
"Biarkan ak.."
Lagi-lagi Hima memotong perkataan Boruto
"Aku bisa, aku Uzumaki Himawari. Anak dari Uzumaki Naruto dan Hinata. Cucu dari Yondaime Hokage dan Ketua klan Hyuga. Klan terkuat di Konoha. Apa itu kurang?"
****
TBC
Tinggalkan jejak Jeerrrr 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Himawari
De TodoBeberapa karakter minjam dari pengarang manga/anime Naruto, Masashi Kishimoto.