P R O L O G

5.9K 536 38
                                    

Chan itu gapunya otak.

Chan itu kelakuannya kaya setan.

Chan itu kaya orang ga waras yang dibiarin bebas padahal harusnya dilempar ke sudut rumah sakit jiwa, mendekam di sana sampe kesehatan mentalnya kembali.

Felix mengerang kuat-kuat. Kepalanya pening, telinganya pengang. Cowok berambut blonde kusut itu membuka kedua matanya yang semula terpejam erat berusaha meraih lelap. Menampilkan bola mata yang seharusnya bulat jernih namun kini nampak merah dengan urat-urat yang menonjol karena kantuk yang merajai.

Batinnya sibuk mengutuk satu nama, bibir bawah ia gigit kuat menahan amarah yang menggelegak. Tangan-tangan mungilnya meremas selimut Pororo yang membalut badannya semalaman, melindungi kulitnya dari terpaan udara dingin AC.

Ponsel yang ia geletakkan di atas nakas masih bergetar, berbunyi mendengungkan ringtone teng-tengtengteng-teng yang digunakan Felix. Sudah sejak jam sembilan tadi, sampai sekarang ketika jam di nakas sudah menunjukkan pukul dua pagi.

Empat jam loh.

Empat jam.

Empat jam si Chan sialan kurang ajar ga berotak itu menelponnya tanpa jeda walau tidak dijawab.

Felix kira awalnya Chan akan menyerah setelah beberapa panggilannya tidak dijawab, namun dugaannya harus terbanting. Chan benar-benar memberondongnya dengan panggilan terus menerus.

Entah sudah berapa ribu? Felix tidak tahu.

Ingatkan Felix untuk mencincang  kakak kelasnya menjadi potongan kecil-kecil itu dan membuang dagingnya ke anjing tetangga besok.

Tangan mungil itu meraba-raba nakas, mengambil ponselnya yang masih bergetar di atas sana. Felix mendudukkan diri dengan lemas sembari jemarinya menekan tombol hijau di layar.

Felix sudah tidak tahan lagi.

Telepon tersambung.

"Kak-"

"Felix." Ada jeda sebentar sebelum suara berat itu melanjutkan. "Kamu ingat aku sayang kamu, kan?"

Felix menghela nafas panjang, berusaha meredam amarah "Kak Chan udah ngespam chat di Line 'aku sayang kamu' sampe notifnya sembilan sembilan ples."

"Jadi intinya, kamu ingat atau tidak?"

"Kalau menurut Kak Chan gimana?"

"Aku gatau. Makanya aku nanya."

"Kak Chan mau aku laporin polisi?"

"Kok gitu? Kakak salah apa?"

"...."

"Yaudah. Aku tutup ya. Jangan tidur kemaleman."

Sudah.

Telepon dimatikan secara sepihak. Meninggalkan Felix yang terpatung dengan telepon masih tertempel di telinga.

Cowok berambut blonde itu berkedip beberapa kali, sebelum memutuskan untuk menekan nomor telepon kantor polisi terdekat.

T e m p o r a r y

Chanlix Fanfiction

M a i n   C a s t s  :

• L e e  F e l i x

• L e e  F e l i x

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



C h r i s t o p h e r  B a n g

• C h r i s t o p h e r  B a n g

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




note : bxb

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

note : bxb. chanlix fanfiction. menggunakan latar cerita lokal. menggunakan bangchan dan felix stray kids sebagai main casts. bahasa baku, bahasa percakapan tidak baku. drabble/?, harsh words

Temporary [ChanLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang