Jamkos adalah suatu bentuk anugerah terindah yang keberadaannya selalu Felix syukuri tiap detik seumur lima belas tahun eksistensinya di dunia yang kejam ini.
Lima menit yang lalu, Ryujin - si ketua kelas galak yang setiap hari mengaku-ngaku sebagai butchynya Chaeryeong - menggebuk-gebuk papan tulis seraya mengacungkan satu kepalan tangan ke udara.
Wajahnya sumringah seperti habis menang lotre. Ia berseru kencang dengan semangat empat lima.
"JAMKOOOOSSSSSSS WOIIII TEMAN-TEMANKU YANG BUDIMAN! BU JIHYO MANTU! BLENDER SEMUA BUKU PELAJARAN, AYO KITA NGANTIN!"
Seruan provokator melengking yang bahkan menggema pada tembok hingga membuat telinga Felix sejenak berdengung itu dibalas dengan teriakan antusias anak-anak X-IPA-2. Ryujin memimpin pasukan, menyerbu kantin dengan semangat menggebu-gebu diikuti para pengikutnya.
Hanya butuh beberapa detik hingga kelas mulai lengang ditinggal penghuninya yang rata-rata memiliki kemampuan otak di bawah SNI. Hanya tersisa beberapa anak yang malas dan terlalu mager untuk melangkah keluar kelas. Seperti halnya Felix dan Jisung yang malah ngenolep di bangku.
Jisung sibuk dengan ponselnya, main Hago karena tidak ada kerjaan. Kedua kalinya nangkring di atas meja, saling bersilangan. Netranya fokus tatap ponsel di genggaman.
Sementara yang berambut blonde asik sendiri dengan satu lembar kertas yang ia sobek dari tengah buku tulis. Satu pensil mekanik di tangan kanan cukup untuk mengisi waktu luangnya saat ini. Felix goreskan coretan-coretan tipis di atas kertas, lamat-lamat membentuk satu figur tokoh anime kesukaannya.
"Fel."
"Iya?" Felix menyahut tanpa alihkan pandangan dari kertas.
"Kamu pernah denger-denger gosip tentang Kak Hyunjin nggak?"
Felix refleks meloloskan dengus saat otaknya langsung mengenali nama yang baru saja disebut dari bibir temannya. Ia melirik Jisung sekilas lewat ekor mata, mendapati Jisung masih fokus pada ponsel tepat di sampingnya.
Iya, temennya Kak Chan yang berdusta kalau jamu kunir asem bisa buat obat kantuk.
Namun tentu saja Felix enggan mengatakan sebaris kalimat yang sudah disusun oleh batinnya itu. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor Felix belum berminat untuk menyiapkan jawaban ketika Jisung bertanya,
'Kak Chan? Ada urusan apa kamu sama anak pemes kek dia?'
Tidak mungkin kan Felix menjawab,
'Oh, Kak Chan cuma orang gila yang ngejar-ngejar aku.'
"Nggak. Kenapa?" Felix kembali fokus pada guratan Asuna di kertas putih.
"Ih seriusan gatau?" Jisung mengernyitkan dahi sambil membulatkan bibir walau kelerengnya masih terarah lurus pada layar ponsel. "Ituloh. Yang pacaran sama anak seangkatan kita."
"Aku ga ngikutin gosip, Ji. Hidupku udah terlalu berat untuk ngikutin hidup orang lain juga."
"Kamu mah ga seru. Nggambar teross."
"Daripada kamu, Hago teros. Cari om-om ya di sana?" Felix mencibir. "Emang kenapa sama Kak Hyunjin?"
"Ngga papa sih. Ganteng aja, suka liatnya." Jisung nyengir. "Kalau nemu nomernya atau id linenya, kasih aku ya. Mau aku pepet."
"Ih, terus anak kuliahan yang dijodohin sama kamu itu gimana nasibnya? Kamu mau poligami?"
"Aku kan gapernah ngomong kalau aku bakal setuju sama pilihannya Eyang." Jisung mendengus kesal. "Lagipula Mas Minho juga kayaknya ga tertarik sama aku. Dia udah punya pacar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary [ChanLix]
Fanfiction\\ 방찬 ft. 이용복 \\ | "aku benci kakak! kenapa ga cepet-cepet lenyap aja, sih?!" "i love you tu, dek. Ehehehehehe~" | bxb. local!au ©linomegat 。2019