note : kurevisi ya gan, soalnya part yang dulu cringe BANGET PLIS ANJER GELI AKU INGET-INGETNYA ANJER
"Felix? You okay?"Jisung melempar satu pertanyaan bernada cemas sembari tatap sahabatnya dalam-dalam. Felix menoleh dengan mata setengah terpejam karena tidak kuasa menolak kantuk.
"Huh? Apa?"
"Aku tanya, kamu gapapa?"
"Uh, kayaknya enggak."
Felix mendengus sembari mengucek indra penglihatannya yang berair. Ia menguap sekali. "Aku pengen pulang."
Mereka sedang berjalan ke arah lab komputer. Teman-teman sekelas mereka sudah mendahului karena Jisung terpaksa melambatkan jalannya sebab Felix terlihat lemas. Seharian Felix terlihat tidak fokus dan kuyu dengan mata merah yang mengundang ngilu.
"Mau bolos aja? Toh pelajaran juga ga bakal masuk ke otak kalau ngantuk, kan? Gaada gunanya."
"No, thanks. Aku masih mau dianggap anak sama Bunda." Felix berusaha tersenyum walau matanya terasa sakit dan berdenyut. Tulang-tulangnya juga serasa remuk karena baru bisa terlelap ketika ayam tetangga sudah berkokok.
"Yakin? You look ill. Mau ke UKS aja?"
"Gausah. Aku gapapa. Cuma faktor kurang tidur." Felix menggeleng pelan sembari membuka matanya yang lemah lebar-lebar, berusaha menyakinkan sahabatnya.
"Aku mau ambil freshcare dulu di loker. Kamu duluan aja."
"Aku temenin."
"Gausah. Aku gabakal lama. Nanti aku susul ke lab." Felix melambaikan tangan sembari tangannya yang bebas tetap memeluk buku paket dan buku tulis pelajaran TIK di depan dada. "Ijinin aku ke Bu Dilla, aku telat sedikit."
"Iyaaaaa. Jangan kemana-mana, loh. Langsung ke lab." Jisung menatap Felix sebentar sebelum berlalu dengan lari kecil menyusul teman-teman sekelas mereka.
"Oke, bawel."
Felix melangkah terseret menuju lorong tempat loker anak-anak kelas 10 berada. Koridor sekolah benar-benar sepi saat itu, hanya ada satu dua siswa yang berkeliaran. Sesuatu yang perlu disyukuri sebenarnya, karena Felix tidak dalam kondisi yang baik untuk bertemu temannya saat ini.
Felix terlalu malas bahkan hanya untuk membuka mata, bagaimana sanggup Felix menyapa seseorang walau sekedar basa-basi?
Felix meneliti satu persatu loker, mencari satu yang ditempeli stiker Kumamon sebelum membukanya.
Felix mengira ia hanya akan menemui setumpuk buku paket pelajaran yang tertata rapi dan sistematis serta satu toples permen mint yang ia stok di dalam loker, namun dugaannya salah.
Ada satu botol yang asing di sana. Tipe my bottle warna merah muda yang Bunda Felix koleksi untuk membuat infus water. Namun, tidak ada air segar dengan potong-potongan buah-buahan di dalam botol yang sekarang berada tepat di depan hidung Felix itu.
Cairan warna kuning keoranyean pekat. Penuh sampai luber-luber.
Sekali lihat, Felix sudah bisa menyimpulkan bahwa liquid di dalam botol itu adalah jamu kunyit asem yang biasa dikonsumsi Bunda dan kakak perempuannya.
Iya, jamu buat memperlancar menstruasi.
Felix mendapati satu sticky note bentuk bebek di permukaanya. Walau tulisan yang terukir di permukaannya acak adul dan membuat mata Felix mendadak berkunang-kunang, cowok berambut blonde itu masih bisa membacanya.
"Diminum ya, belahan hati. Katanya Hyunjin ini bagus buat ngobatin kantuk."
Felix berkedip beberapa kali dengan mata kantuknya dan bibir membentuk garis lurus.
Ia tidak tahu bagaimana Chan mendapat jamu ini, bagaimana Chan bisa tahu bahwa ia sedang ngantuk berat, atau bagaimana teman sepergoblokan Chan yang berinisial Hyunjin itu bisa dengan idiotnya mengatakan hoax tidak bermoral seperti itu.
Namun Felix tidak dalam mood yang baik untuk meladeni segala kebodohan kakak kelasnya itu.
Lelaki manis itu menghela nafas.
Tangan kecil Felix bergerak, menggeser benda yang menghalangi pandangannya itu ke sisi loker dengan pelan. Mencampakkan jamu itu dari hadapannya.
Telapaknya terjulur, meraih satu freshcare aromatherapy dari dalam sana dan melenggang pergi dari sana.
voment juseyong-!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary [ChanLix]
Fanfiction\\ 방찬 ft. 이용복 \\ | "aku benci kakak! kenapa ga cepet-cepet lenyap aja, sih?!" "i love you tu, dek. Ehehehehehe~" | bxb. local!au ©linomegat 。2019