CHAPTER 10 : Our Story

593 89 17
                                    





Ripley's aquarium of Canada, yang merupakan akuarium indoor terbesar di negara tersebut.

Kini Sohyun menatap takjub makhluk air yang tengah berenang di balik kaca raksasa yang membungkus menjadi satu lorong jalan utama.

"Takdir itu memang mengejutkan. Saat aku bertemu denganmu di hari itu, jika aku terlambat sedikit saja, mungkin aku tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya dicintai." Ucap Dongyoon tiba-tiba.

Lantas, Sohyun menoleh pada kekasihnya. "Kau mulai lagi, kenapa kau tidak jadi motivator saja? Dasar tuan puitis."

Dongyoon tersenyum, dia merasa hari demi harinya semakin dipenuhi dengan goresan warna cantik. "Aku senang." Mendadak tingkahnya menjadi manis. Selalu manja.

Sohyun memicingkan sebelah alisnya begitu bingung, pasalnya sejak pagi pria itu tak kunjung berhenti tersenyum. Belum lagi genggaman tangan mereka yang tidak terlepas barang sejenak pun menjadikan irama jantung yang tidak stabil.

Percayalah, dua magnet sedang digetarkan hanya karena bersentuhan tangan. Sohyun berdehem. "Kau senang? Karena apa?"

"Karena dirimu."

Gadis itu sekarang lupa kalau mereka sudah menginjak usia dewasa, mereka bukan lagi remaja, tapi romansa yang sedemikian manis seperti ini, entah mengapa kalau dipikirkan jadi membuat malu salah tingkah?

"Jangan ditahan." Dongyoon meliriknya dan terkekeh pelan. "Kalau mau tersenyum, tersenyum saja. Pipimu jadi tambah merah jika menahannya."

Benar, sejak tadi Sohyun menahannya. Ingin tersenyum. "Tapi nanti kau pasti terus menggodaku."

"Pasalnya sudah jadi candu." Pria itu terkekeh lagi. "Sampai-sampai di buku saku milikku selalu penuh dengan tulisan 'cara membuat cintaku tersenyum', hebat 'kan?"

Mendadak Sohyun meninju lengannya dengan pelan. "Dasar!" Gadis itu berjalan lebih dulu dan meninggal Dongyoon, tanpa diketahui dia tersenyum.

"Hyun-ah!"

Sohyun menoleh ke belakang ketika mendengar panggilan Dongyoon. Tiba-tiba gadis itu terbahak ketika melihat kekasihnya sedang menatap ikan Hiu dengan pandangan kelewat cengo. Hiu itu juga menatap Dongyoon dari balik kaca dengan mulutnya yang menganga. Dongyoon tak bisa bergerak selain mengucapkan kata. "Luar biasa!" Mulutnya juga sama menganga.

"Hahaha Dongyoon-ssi, kau benar-benar... Ah tunggu!"

Cekrek!

Dongyoon mengerjapkan mata setelah Sohyun mengambil fotonya. "Aku pikir aku bisa hancur kalau masuk ke dalam mulutnya."

Sohyun terkekeh sambil mendekat. "Tidak, dia terlalu malu untuk memakanmu."

"Hah? Kenapa?"

"Karena kau tam—" Sohyun tercekat lalu berfikir sejenak, cukup membuat Dongyoon bingung hingga kepalanya sedikit miring. "—pil jelek."

Pria itu mengerutkan alis. "Apa hubungannya dengan dia malu? Bilang saja kalau kau ingin mengatakan kalau aku ini T.A.M.P.A.N."

"Yakk, omong kosong." Sohyun kembali memutar tubuh dan berjalan menjauh. Ah, katakan sekarang dia sedang salah tingkah. Karena perkataan Dongyoon memang benar adanya.

Dongyoon berjalan cepat untuk menyusul kekasihnya dengan kedua tangan yang di selipkan kedalam saku celana.

Keadaan di sana tidak terlalu ramai karena hari ini bukanlah hari libur. "Ah, rasanya sudah berapa kali yah, kami berkencan?" Gumam pria itu, setiap waktu yang diisi bersama Sohyun telah menjadi matriks terpenting yang ada dalam hidupnya.

Sweet Encounter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang