"Namjoon kau sudah pulang? "
Pintu di buka membuat punggung Namjoon berbalik spontan dan nampak gugup melihat Seokjin, dia tersenyum
"Ah, ya aku pulang lebih awal"
Seokjin mengangguk dan mendekat pada Namjoon untuk melepas dasi pria nya, namun kening Seokjin duluan tertekuk bingung"Kau berkeringat? Apa AC kita bermasalah? "Seokjin menoleh pada AC kamarnya lalu menatap Namjoon yang menatap gugup padanya"Tidak, kita selalu service rutin pada AC nya"
Namjoon terkekeh pelan"Aku hanya habis makan Ramen pedas"dia menunjuk meja dekat jendela kamar Apartement mereka
Seokjin mengangguk lalu membereskan bekas makan Namjoon lalu mengganti bajunya dan duduk di depan kaca kamarnya sedangkan Namjoon fokus bermain ponsel
Seokjin melirik Namjoon dari kaca"Kau tau Namjoon... "Namjoon berguman membalas ucapan Seokjin, Seokjin mulai memoles Handbody pada tanganya"Ada kasus pembunuhan berantai di kota ini"
Namjoon diam wajahnya pucat seraya menaruh ponsel dan menatap Seokjin"Pembunuhan berantai? "
Seokjin mengangguk"Kasus yang sama seperti di Ilsan dulu"ujarnya,Seokjin dapat melihat wajah pucat Namjoon dan ketakutan yang begitu jelas terpancar di matanya"Kenapa Namjoon? Wajahmu pucat"tanya Seokjij berbalik menatap Namjoon
"Ha? Tidak aku hanya takut kau kenapa napa"
Seokjin mengangguk dan berjalan mendekat pada Namjoon dan Namjoon merentangkan satu tanganya dan Seokjin langsung masuk dalam dekapan Namjoon, Namjoon mencium pucuk kepala lelakinya lalu kembali bermain ponsel
Seokjin mencium dagu Namjoon"Bermain apa sih"lalu mulai mengganggunya dengan menggeser geser layar ponsel Namjoon
"Sayang sayang! Jangan! Nanti aku kalah! "
Seokjin tertawa ketika Namjoon kalah karna dia mengganggunya, Namjoon berdecak gemas lalu menaruh ponselnya dan menggelitiki perut Seokjin, Seokjin tertawa dan mencoba menghalangi tangan Namjoon namun pria itu makin gencar mengganggunya lalu Namjoon menciumi seluruh wajah Seokjin membuat Seokjin tertawa
Geletikan itu berhenti ketika Seokjin sudah di bawah Namjoon, Seokjin tersenyum tanganya menelusuri rahang Namjoon dan bibir Namjoon bergerak mengapit jari Seokjin diantara bibirnya"Namjoon"
Namjoon berdeham membalas
"Apa aku boleh mencurigaimu? "
Namjoon diam menatap Seokjin, melepas apitan jari telunjuk Seokjin lalu mengernyit"Curiga?"
Mata Seokjin berubah redup penuh ketidak yakinan"Soal..."
Wajah Namjoon berubah datar ketika dia mengerti maksud Seokjin dia berdiri dari baringnya diikuti Seokjin yang menatapnya"Bukan aku yang melakukanya"ujarnya mengambil Jas panjang miliknya dulu, jas Jokernya
"Kau mau kemana Namjoon?! "
Namjoon hanya diam dan keluar dari Apartement mereka nampak sekali dia ingin meredam kemarahanya
Namjoon berbalik menatap Seokjin"Aku tak pulang malam ini"dia menyulut rokoknya menghembuskanya dan mencium dahi Seokjin sebentar lalu pergi setelah mengucapkan"Jangan mencariku"
Pintu tertutup, Seokjin mengusap wajahnya kasar"Kau bodoh Seokjin bodoh"dia membanting Vas bunga yang ada di mejanya, tanganya bergerak meraih ponsel dan menekan sebuah nama
Tersambung...
"Hallo"
Seokjin diam sejenak"Cari tahu kemana Namjoon pergi"
**
Jeng jeng jeng:D
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT JOKER[Namjin]
FantasiSKUEL OF, THE JOKER:NAMJIN Seokjin itu Detektif dan Namjoon tak lagi menjadi Joker, tak ada yang tau bahwa suami Seokjin dulunya dalah Seorang Joker Seoul dilanda Pembunuhan berantai seperti di Ilsan dan Namjoon bertingkah aneh beberapa hari itu Seo...