•K•

1.5K 93 2
                                    

         Happy reading❤

Dia bukan penyuka hujan, tapi penyuka aroma setelah hujan.
Baginya, hujan hanya untuk orang-orang yg memiliki kehangatan.

Disini lah Kairav, sudah satu jam berdiam diri dihalte bus menunggu hujan yg tak kunjung reda.

Rasa dinginnya terkalahkan oleh resahnya sendiri. Setelah menimang-nimang akhirnya memutuskan untuk menerobos hujan lebih baik daripada harus lebih lama menunggu reda yg tak pasti.

Baru beberapa meter, ia melihat seseorang yg sangat dikenalinya, Nada. Nada didepan pertokoan sedang berteduh. Kairav langsung saja menghampiri.

"Na." panggilnya seraya turun dari motornya dan tak lupa melepas helmnya. Ia abaikan hawa dingin yg memeluk tubuhnya, juga pusing yg beberapa hari ini dia rasakan.

Nada tampak terkejut dengan kedatangan Kairav. Ada rasa kesal, tapi melihat Kairav yg basah kuyup, rasa kasihan yg lebih mendominasi.

"Aku mau ngomong, please."

"Ya udah kita duduk disitu aja." masih dengan kejutekannya, namun tetap mengajak Kairav untuk duduk di bangku depan toko yg kosong.

"Na, aku mau jelasin ke—"

"Ngomongnya ditunda dulu, pikirin kondisi kamu dulu. Bu? Saya pesen teh tawar anget 2 ya?" walaupun kesal tapi ia masih punya hati, untuk tidak membiarkan anak orang mati kedinginan.

Diam-diam, Kairav tersenyum melihat  perhatian kecil itu.

"Nih minum dulu biar angetan dikit." ucap Nada seraya memberikan segelas teh anget yg dipesannya tadi.

Kairav tersenyum menerima itu, "Makasih."

Keheningan memeluk mereka, belum ada yg memecahkannya. "Em. Na aku mau ngomong."

"Apa aku ada salah?"

Mendengar itu Nada jelas naik pitam, "Kamu nanya aku?" tanyanya dengan sinis.

"Ya, tadi kamu langsung pergi bahkan kamu gak menyapaku."

"Males aja. Takut ganggu, lagian udah ada gebetan kamu."

Kairav tertawa mendengar itu, jadi benar kata sepupunya, kalau Nada ini salah paham.

Melihat itu, Nada menyerngit bingung, "Kok malah ketawa?"

"Kamu cemburu?" bukannya menjawab, Kairav malah menggodanya.

"Ngapain, kurang kerjaan aja."

"Kalo cemburu bilang aja." Kairav masih terus menggodanya.

Nada memalingkan wajahnya kearah lain, kemana pun asal bukan Kairav. Ia masih kesal juga malu karena kecemburuannya ketahuan.

"Aku mau jelasin, kamu itu salah paham." Mendengar kata salah paham, Nada reflek menoleh.

"Salah pahan gimana? Aku bahkan liat kamu cium dia waktu ditoko buku!"

Kini Kairav yg menyerngit bingung, "Toko buku?" ia tampak mengingat sejenak, "Jadi kamu bener ada disana?"

"Itu juga kamu salah liat, Na—"

"Salah liat gimana? Jelas-jelas aku lihat itu—"

"Kamu dengerin aku dulu, dan jangan potong. Yg kamu bilang aku nyium dia, itu salah. Karena yg sebenarnya, aku cuma niupin luka dia karena ketimpa buku tebel jadinya luka. Dan kamu tau dia siapa?"

"Gak tau dan gak mau tau." potong Nada cepat.

Kairav mengerang gemas, "Heh dengerin dulu aku belum selesai, sayang!" ia tersenyum geli dengan kalimat terakhir.

KAIRAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang