•N•

2.6K 123 14
                                    

                    Happy reading❤

"Papa takut ya?" goda Kairav setelah keluar dari bioskop. sepanjang film diputar, ia mengejek Papanya habis-habisan, karena muka sang Papa benar-benar pusat pasi. Dari dulu memang Ardian kurang suka dengan hal yg berbau mistis.

"Iya deh Papa ngaku kalah. Sekarang giliran Papa ngajakin kamu ke tempat yg ekstrem. Ayo, Papa buat kamu ngompol dicelana nanti." ajak Ardian dengan tidak manusiawinya memiting kepala anak itu diketiaknya tanpa menghiraukan rontaan Kairav.

Ternyata Ardian mengajak Kairav ke tempat lain. "Pasar malem?" tanya Kairav bingung, disini apanya yg ekstrem?

Ardian hanya mengangguk seraya tersenyum menatap dimana semua orang teriak bahagia saat menaiki wahana yg menggelitiki perut.

"Ayo turun, jangan salah itu yg perahu ayunan bisa bikin kamu ngompol."

"Namanya kora-kora btw."

Ardian lantas tertawa, "Iya iya apalah namanya itu terserah, ayo kita naik itu." ajaknya.

"Siapa takut."

Setelah memesan tiket, mereka berdiri diantrian menunggu giliran untuk mereka naik. Beberapa menit menunggu, akhirnya tiba giliran mereka.

Kairav dan Ardian kebagian tempat dipaling depan, yg cukup menguji.

Saat permainan mulai berjalan, awalnya tampak biasa saja. Namun setelah kecepatannya bertambah, semua orang yg ada disitu tertawa juga teriak, mereka seperti tidak ada beban.

Ya ini lah tujuan Ardian mengajak Kairav, bukan hal ekstrem seperti roller coaster. Tapi ia hanya ingin melihat tawa lepas anaknya, ya hanya itu.

Ia menoleh ke arah Kairav disampingnya, ia tersenyum melihat Kairav akhirnya tertawa lepas bersamanya.

Ia menoleh ke arah Kairav disampingnya, ia tersenyum melihat Kairav akhirnya tertawa lepas bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maap anggap aja ini lagi naik kora.

Ardian berharap, kebahagiaan akan selalu menyertai anak-anaknya.

Tak terasa, permainan selesai dan ia hanya menghabiskan waktu untuk menatap tawa anaknya. Rasanya cepat sekali waktu berlalu.

"Papa kenapa? Mual ya?" ejek Kairav lagi.

"Anti dong, ya udah deh Papa gagal, kamu tetep yg pemberani."

"Iya lah, Kai!"

"Abis ini mau kemana? Makan aja gimana?"

"Kan udah makan tadi, Pa."

"Itu kan siang Kai. Ayo pokoknya makan, kamu makan yg banyak, Papa perhatiin makin kurus aja sih?"

KAIRAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang