Io's story
Violeta vilneria
Dddrrtttt drrttt
Bunyi getaran handphone itu mengalihkan perhatian io yang sedari tadi menonton drama korea kesukaannya itu di laptop.
Mamih♡
CallMelihat siapa yang menelfonnya di hari minggunya yang cerah ini, io langsung mengangkat panggilan-
"Halo mih, ada apa"
"Ndok apa kabar disana? Ngga ada apa-apa mamih cuma kangen aja sama kamu"
"Baik mih, mamih gimana? Aku juga kangen sama mamih, aku pingin pulang tapi ga bisa aku masih ada pelatihan"
"Mamih juga baik, yowes toh gapapa kamu ga bisa pulang yang penting kamu baik-baik aja, ququ gmn toh?? Baik?"
"Ququ?? Dia baik mih kan ada io "
"Yowes mamih tutup yo, mamih mau buka toko dulu, ati-ati kamu kalo ada apa-apa langsung kabari ibu atauga bapak jangan nyusahin ququ "
"Iyo, mamih tenang aja aku bisa jaga diri"
Setelahnya sambungan telpon itu ditutup oleh mamihnya. Io tahu mamihnya itu sangat menghawatirkan dirinya saat, io bilang sedang kesusahan dengan pelatihan model yang di gelutinya. Pasalnya, io tidak bisa terlalu tertekan atau sesuatu yang io tidak inginkan keluar. Io tidak mau semuanya hancur.
Memikirkannya membuat io lagi-lagi memutar kembali memorinya ketika masih kecil. Io dari kecil memang sudah memiliki paras cantik yang membuat siapapun gemas melihatnya. Ditambah lagi io yang memang terlalu baik terhadap seseorang membuat io terlalu mudah percaya kepada orang.
Bahkan saat io masuk Sekolah dasar, teman-temannya beramai-ramai mengajak io berteman atau sekedar berkenalan. Io kecil berpikir kalau teman-temannya saat itu memang benar-benar baik sampai pada kelas 6, io mendengar teman-temannya yang membicarakan dirinya dibelakang.
Flashback
"Huh, kalo bukan karena si io terkenal aku ga bakalan temenan ama dia, orangnya ga asik gitu! Sok polos cih"
"Iya untung aja dia bisa kita manfaatin ahahahahh" ujar salah satu temannya yang disusul tertawaan teman-teman yang lainnya.
Melihat itu io hampir menangis kalau saja bell istirahat selesai tidak mengintrupsinya. Segera io menghapus air matanya dan berjalan menuju kekelas dan menghampiri mereka yang katanya 'teman-temannya' -
Seperti ia tidak mendengar semua yang tadi dibicarakan oleh mereka.Io memang terlalu baik, menahan, berpura-pura tidak tahu apapun dan menjadi baik di hadapan mereka. Io pikir kalau io menjadi baik semua orang akan menyukainya, nyatanya mereka tetap saja membicarakan semua kelakuan io dibelakang dan terus mencelanya dengan 'sok polos'. Selama setahun io harus berpura-pura dan menjadi baik di depan mereka, sakit- Dada io rasanya sesak sekali mendengar perkataan mereka. Io yang notabennya memang anak baik-baik dan tidak pernah mendengar celaan seperti itu selama inipun akhirnya menyerah. Io berbicara kepada mamihnya tentang apa yang terjadi padanya-
Namun mamihnya bilang biarkan saja, mereka hanya iri.Dan tiba saat io masuk Sekolah Menengah Pertama, io memang mendapat sambutan hangat dari teman-teman sekelasnya pada di awal. Namun itu tidak berlangsung lama saat, io mendengar beberapa teman sekelasnya yang membicarakannya lagi. Tetapi io mengingat perkataan ibunya dan menghiraukan mereka, sampai pada-
Seorang lelaki lebih tepatnya kakak kelas io yang menyatan cinta pada io, yang lebih parahnya lagi io tidak terlalu mengenal laki-laki itu. Tentu saja io menolak- io bahkan tidak akrab dengan laki-laki itu. Tetapi setelah kejadian menembak dan menolak itu, io diberikan tatapan sinis dan tidak enak dari teman-temannya, sebab laki-laki itu adalah kakak kelas populer incaran banyak perempuan.Namun disaat beberapa orang menatapnya sinis dan menjauhinya banyak juga orang-orang yang tidak peduli dan melanjutkan kegiatannya seperti tidak ada kejadian apa-apa. Salah satunya teman sebangkunya aletta perempuan yang io ketahui berasal dari jawa tengah sama sepertinya itu tampak tidak peduli atas kejadian itu. Tentu saja itu membuatnya senang setidaknya io masih punya teman yang baik. Io melihat sekitar saat beberapa orang itu masih meliriknya dan membicarakan dirinya secara terang-terangan dikelas, ia melihat 2 orang perempuan yang tengah berdebat tentang rumus matematika dan pada akhirnya malah memilih bertanya kepada teman yang duduk bersebelahan dengan mereka-lucu sekali.
Padahal dari tadi orang-orang tengah ramai membicarakannya namun mereka malah berdebat-
Yang lebih lucunya lagi io mengenal salah satu perempuan itu-
Ququ tetangganya, ia tengah berdebat dengan teman sebangkunya yang io ketahui galak, namun io salut ququ bisa berani berdebat dengannya padahal io yang mati-matian menjauh dari perempuan itu.Mulai saat itu io hanya istirahat dikelas karna io malas kekantin, pasti banyak orang yang meliriknya sinis lagi pula io tidak punya teman selain aletta. Saat io akan menyantap bekal yang io bawa, io mendengar pembicaraan orang di belakangnya karena kelas sepi jadi suara mereka jadi terdengar kencang-
"Tuhkan jatoh! gua bilang juga jangan di senggol bego"
"Yakan gua ga sengaja raaaa maaf"
Io melihat siapa yang tengah berbicara itu ququ dan teman sebangkunya dan yang sedari tadi minta maaf adalah ququ. Io yang melihatnya saja bergidik ngeri teman sebangku ququ sangat galak menurutnya. Namun anehnya setelah kejadian itu mereka tetapi melanjutkan tugas sembari makan. Aletta, teman sebangkunya itu sedang tidak masuk-sakit, jadi io harus sendirian hari ini.
Namun di sisi lain ququ yang melihat io sendirian ia menghampiri dan berbicara dengan io
"Eh io sendirian aja? Aletta kemana?"Mendengar sapaan itu io terkejut tidak menyangka ququ akan menyapanya.
"Ah aletta sakit jadi aku sendiri deh" ucap io dengan nada sedih,
Ququ yang memang pada dasarnya gampang bergaul mengajak io untuk mengerjakan tugas bersamanya, io tentu saja senang namun mengingat teman sebangku ququ itu galak ia agak bingung,
"Aduh emang boleh qu??""Ya boleh lah, ga boleh kenapa?? Ayo temen sebangku aku kebetulan pinter anaknya biar bisa bantu kamu juga" kata ququ mengajak.
Io berpikir ini bukan tentang pintar atau tidak io takut terhadap perempuan itu, namun melihat kesempatan io akan mempunyai teman akhirnya io menyetujuinya."Ra bangun anjir lu mah molor bae" ucap ququ membangunkan ara yang tengah berusaha menutup matanya untuk tidur itu.
"Gua baru mau molor loh ya! Salah mulu gua"
Ucap perempuan itu tidak kalah nyolot.
"Iya deh iya, eh ini io, violeta lebih tepatnya tetangga gue kenalkan lo?""Kenal lah satu kelas ngomonginnya dia mulu ampe bosen gua kayak gada topik lain aja" ucap ara sambil menampilkan muka malasnya, tapi sehabis itu ara bukannya mengulurkan tangan untuk berjabat ara malah menatap io dengan intens lalu-
"Gua ayyara panggil aja ara atau ra serah"."Oh iya aku violetta"
"Gosah aku-kamuan ga nyaman gua udh kayak orang pacaran aja, pake gua-elu"
Ucap ara"Ehh?? I-iya" balas io gugup
"Udh skrg ayo ngerjain tugas"
Setelah kejadian itu mereka jadi lebih dekat, ara yang sebenarnya tidak galak-galak amat hanya tidak mau sesuatu yang ribet hingga membuatnya emosi, malah ara itu gila menurut io kadang ara akan sangat marah hingga bahkan ququ diam tidak bisa menjawab tetapi juga ara bisa tertawa sangat ngakak saat moodnya baik. Ququ juga pendengar dan teman yang baik. Dan yang tidak disangka aletta teman sebangkunya juga akrab dengan keduanya. Yang akhirnya mereka ber-4 menjadi sangat dekat dan membantu io harus bersikap seperti apa kepads orang-orang yang suka berbicara sinis tentang dirinya.
Flashbak off.
Io yang sedari tadi melamun itupun tersadar oleh ketuka pintu kamarnya itu ququ meminta agar io keluar untuk makan siang. Io tersenyum didalam kamarnya melihat sampai sekarang pertemanan manis mereka masih tersimpan indah diingatannya walau mereka berpencar dan tidak tau kabar masing-masing namun mereka tahu itu namanya kehidupan. Akan ada saatnya bertemu dan berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF HALOO TEAM!
Novela Juvenil"Jadi nama genknya apa nih biar kita koyok orang-orang ges" tanya Tata sambil melahap satu porsi cimin kesukaannya. "Namanya kayak grup Korea aja! Kan ada Suju tuh Kita Super girl!" Kata Qu yang dibalas Toyoran Dikepala oleh ara "Yang simple aja deh...