Aku masuk ke rumah sederhana yang klasik namun elegan. Ku dapati Umi sedang sibuk didapur dengan segala peralatan masaknya.
"Waaah bau masakan umi sampai ke depan, Zahra jadi tambah laper"
Umi menggeleng dan tersenyum
"Masuk ke rumah itu salam dulu"
"Hehehe,,, lupa mi. Assalamualaikum umi"
"Waalaikumsalam. Nah gitu, udah sekarang ganti pakaian kamu, habis itu bantuin umi nyiapin meja makan"
"Iya mi, siap"
***
Tak butuh waktu lama aku bersiap. Aku turun dan membantu umi menyiapkan meja makan.
"Wih, Kak Zahra tumben pulang cepet"
"Apaan sih nay, kayak kakak ngga pernah dirumah aja"
Naya, adik perempuanku satu - satunya yang kini menginjak usia 15 tahun. Terpaut 4 tahun denganku.
"Udah, kakak sama adik kok nggak pernah akur" Kata umi
"Iya tuh mi, Naya suka ngejailin tuh"
"Biarin. Wlee"
Hampir saja sendok sudah mendarat diwajah mengesalkan naya. Kalau saja bunda tidak mencegahku.
"Yaudah, sekarang makan dulu. Sayang nanti keburu dingin makanannya" ajak umi
Aku dan Naya mengangguk kompak
***
Aku sedang berkutat dengan setumpuk buku dengan ketebalan yang bervariasi. Baru masuk awal semester tugas udah segudang. Tapi, semua tetap harus disyukuri. Mungkin jika tidak ada tugas, buku setebal 5 senti ini tidak akan terbuka.
Ku lirik jam diponsel sudah 23.33. Untunglah, tugas selesai lebih awal. Aku mengambil tas dan memasukkan paperwork kedalam tas.
Loh, sapu tangan kok nggak ada di tas. Aku mengeluarkan semua benda yang ada ditas. Dan hasilnya nihil. Saputangan buatan umi untukku tidak ada. Ya Allah, kok bisa ceroboh banget. Semoga ada orang yang menemukan benda itu dan menyimpannya untukku.
Aku merebahkan tubuhku yang terlewat lelah ini. Malam ini kejam. Mungkin akan lebih kejam jika aku tak memejam.
Hmm Alif.
Astaghfirullahaladziim. Aku kembali membuka lebar - lebar mataku, kenapa aku selalu saja memikirkan seseorang yang bukan mahramku. Ya Allah, maafkan hamba-Mu ini.
***
"Ya Allah ya Rohman ya Rahiim. Tolong hamba-Mu ini ya Allah. Kini difikirannya, dan dihatinya telah terusik oleh satu nama. Engkaulah yang maha membolak-balikkan hati. Ampuni hamba-Mu yang kini sedang memikirkan seorang laki - laki yang bahkan bukan mahramnya. Aku tidak mau ada nama selain Diri-Mu dihati yang lemah ini.
Jauhkan fikiran tentang dia. Hamba tau, cobaan terbesar seorang perempuan adalah seorang laki - laki. Oleh karena itu, tolong jagalah hati hamba-Mu yang mudah rapuh ini.
Rabbanaa hablanaa min-azwaajinaa wadzurriyyatinaa qurrota a'yuuninaa waj'alna lilmuttaqiinaa imaamaa. Amiin ya Robbal alamiin"Entah kenapa, sejak aku bertemu dengan Alif hati ini merasakan gejolak yang tak biasa. Apalagi saat mata kami bertemu untuk pertama kalinya.
Jika dia jodohku semoga Allah mendekatkanku padanya. Dan jika bukan, biarlah ku pendam rasa ini dalam diamku.
Mungkin ini terlalu singkat dan cepat, tetap saja masalah hati siapa yang tau?

KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diamku
RomanceDari pada sibuk mencari, sudah saatnya untuk memantaskan diri