Prolog

16.1K 324 51
                                    


Mean Phiravich.

 Plan Rathavit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Plan Rathavit.

Sweet 🎯Sad🎯Nafsu 🎯Posesif 🎯dissociative identity disorder🎯Aku bahkan jatuh cinta pada seorang yang aku BENCI!!MeanMin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sweet 🎯
Sad🎯
Nafsu 🎯
Posesif 🎯
dissociative identity disorder🎯
Aku bahkan jatuh cinta pada seorang yang aku BENCI!!
MeanMin.
Dia lelakiku.
Phiravich X Rathavit.

Plan membuka mata. Sedikit mengerjap ketika merasakan silau lampu mengenai pupil matanya.

Kepala Plan terasa sakit dan berat, seperti habis dipukul oleh sesuatu yang sangat keras. Plan melihat sekeliling, menyadari bahwa ketika dirinya berada di tempat asing.

"Sudah bangun, sayang?"

Sebuah suara mengejutkan Plan. Plan yang belum sadar sepenuhnya semakin di buat bingung. Plan dapat melihat seorang lelaki berjalan mendekatinya. Dan lelaki itu hanya memakai handuk yang menutupi bagian bawahnya.

Dan demi apapun jika Plan tidak dalam keadaan seperti ini sekarang Plan pasti akan memuja lelaki itu.

Sungguh. Lelaki itu sangat tampan. Belum lagi tubuhnya yang begitu kokoh dan berotot.

"Aku sudah sangat menantikan hari ini akan terjadi, setelah sekian lama akhirnya kamu ada dalam genggamanku..."
Ucap lelaki itu.

Plan hendak memberontak. Tapi Plan sangat terkejut saat mengetahui tangannya di borgol di kedua sisi. Begitu juga dengan kedua kakinya.

Plan ingin berteriak, dan lagi-lagi usahanya percuma karena mulutnya ditutup oleh sebuah plaster.

"Ah, kamu pasti sangat terkejut bukan? Lagi dimana? Dan siapa lelaki ini?"
Lelaki itu mengangkat bahu acuh.
"Sayangnya aku tidak peduli."

Plan hanya pasrah saat lelaki itu mulai meraba tubuhnya yang baru menyadari tubuhnya tak terbalut kain sehelaipun. Plan mulai menangis saat lelaki itu menindihnya memaksa Plan untuk membuka kaki lebar-lebar.

Tiba-tiba lelaki itu mencekiknya saat tubuh Plan tidak mau berhenti bergerak.

"Ssssstt..,sabar sayang, sebentar lagi aku akan menjadikan kamu ratuku. Tidak usah takut. Kamu cukup menikmatinya..."

Mata Plan melotot ketika cekikkan pada lehernya semakin kuat. Di saat seperti itupun Plan masih bisa merasakan kejantanan lelaki itu mengeras menggesek-gesekkan ke lubang rectumnya.

Dengan serta merta lelaki itu memasukkan kejantanannya ke dalam lubang rectumnya.

Tangan lelaki itu membuka plaster pada mulut Plan, membiarkan telinganya mendengar teriakan dan jeritan menyakitkan Plan seperti melody yang mengalun indah.

Lelaki itu merasakan lubang rectum Plan sangat serat dan sempit tapi lelaki itu tidak peduli. Dengan kasar lelaki itu memaksa kejantanannya untuk memasukinya.

"Ahkkkk!!"
Plan berteriak semakin keras.

Lelaki itu mulai menusukkan kejantanannya maju mundur. Merasa begitu menikmati persetubuhan yang sekarang. Karena sudah terlalu lama lelaki itu tidak merasakan kejantanannya di jepit dengan begitu kuatnya.

Bagian lubang rectum Plan begitu perih dan sakit. Plan baru saja di perkosa oleh seorang yang tak di kenal. Dan lelaki itu semakin menggila, sesekali bibirnya menggigit puting Plan dengan keras.

Lagi-lagi Plan berteriak. Rasanya puting miliknya mau patah. Plan bahkan dapat merasakan ujung kejantanan lelaki itu menyentuh dinding rectumnya.

Plan menangis histeris. Dengan teriakan yang begitu memekakkan telinga. Hingga lelaki itu merasa kesal lalu akhirnya menampar pipi milik Plan.

Pipi putih Plan berubah merah bagian sudut bibirnya pun berdarah. Lelaki itu tidak peduli kesetanan bagai iblis di neraka. Plan begitu benci mendengar desahan lelaki itu.

Plan benci saat lelaki itu menjilati tubuhnya. Sangat menjijikkan! Semakin dalam lelaki itu menusuknya semakin kuat juga Plan berteriak.

Hingga akhirnya lelaki itu mencapai klimaks dan mengeluarkan pada lubang rectum milik Plan.

Plan mengira bahwa penderitaannya akan segera berakhir. Ternyata tidak! Nafsu lelaki ini tidak ada habisnya.

See u next_

𝙻𝚄𝚂𝚃 𝙸𝚁𝙾𝙽 𝙱𝙰𝚁𝚂 (𝙴𝚗𝚍) 𝚂𝙴𝙱𝙰𝙶𝙸𝙰𝙽 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝚄𝙽𝙱𝚄𝙿 Where stories live. Discover now