Happy reading.
Thx votmen.✖️✖️✖️
Plan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Setidaknya Plan harus mencoba walaupun nyawa menjadi taruhanya. Plan ingin tahu sejauh mana Min akan bertindak jika Plan sudah berani melawannya.
Para penjaga sudah berada di dekat Plan. Namun mereka tidak berbuat apa-apa. Siapa saja tidak akan berani menyentuh tubuh Plan hanya Tuan mereka yang berhak.
"Sialan! Brengsek!"
Suara Min menggema, salah satu dari penjaga tersadar jika Tuan nya sedang terkurung di dalam kamar, dan segera membukakan pintu untuk Min.Pintu kamar terbuka. Plan bergerak mundur hingga punggungnya menempel pada dinding. Tubuh Plan menggigil ketakutan.
Wajah Min sangat merah, kedua alisnya bertaut. Dahi berkerut. Tangan nya mengepal secepat kilat Min mendekati Plan lalu mengulurkan tangannya untuk mencekik leher Plan.
"Jangan pernah menguji kesabaranku lelaki bodoh!"
Desis Min begitu sinis."Min.., lepaas! Sa-sakit...."
Rintih Plan kesakitan."Dasar jalang! Murahan!"
"Ka-kamu a-akan me-membunuh ke-dua a bayi-mu..."
Plan memegang tangan Min pada lehernya. Nafasnya mulai terasa berat. Dan pandangannya mulai kabur. Plan mengangkat wajahnya lalu menatap Min sinis.
"Bunuh aku!"
Satu alis Min terangkat.
"Jangan meminta sesuatu yang tidak kamu inginkan sayang..."Min tertawa jahat. Lalu tangannya meraih pisau yang menggantung di celana penjaga dan langsung meletakkannya pada leher Plan.
"Tidak ada yang akan menolongmu di sini! Meski itu Mean sekalipun!"
Imbuh Min tajam.Senyum sinis Plan tidak menghilang. Plan menelan saliva berat.
"Aku tahu, tidak ada Mean di antara kita. Hanya ada aku dan kamu Min. Bukan Mean yang aku inginkan untuk menyelamatknku. Tapi KAMU seorang yang aku inginkan..."Plan sudah tidak peduli dengan hidupnya. Plan yakin Min tidak akan melepaskannya begitu saja. Dengan melontarkan seribu alasan pun Min tetap akan menghukumnya dengan kematian.
Hening beberapa saat.
Plan salah.
Nampak pandangan Min berubah. Sedikit demi sedikit meredup. Entahlah, Plan tidak pandai untuk menilai ekspresi seorang. Namun Min saat ini terasa berbeda.Bahkan pisau yang masih ada di leher Plan di tarik kembali dan meninggalkan goresan kecil disana.
Plan melangkah mendekat. Sengaja menempelkan perutnya yang kini membuncit pada tubuh Min. Plan sedikit mendongak pada Min lalu Plan berucap.
"Bunuh aku, Min. And you will lose me..."Min masih terdiam, Sebelum mengeluarkan senyum dan tawa nyaring. Plan sedikit bergidik.
Min kembali mengacungkan pisaunya di depan wajah Plan. Mata Plan terpejam rapat saat benda mengkilat itu tersenyum padanya.
Dan...
Plan mengernyit tidak merasakan sakit. Plan membuka matanya saat mendengar pekikan terdengar dari samping. Pisau tadi sudah menancap dalam, sangat jelas di dahi pemilik pisau itu sendiri.
Plan menutup mulutnya yang menganga. Merasa ngeri menyaksikan mata penjaga itu molotot lalu terjatuh tumbang di atas lantai dengan suara keras. Rasanya Plan ingin muntah.
YOU ARE READING
𝙻𝚄𝚂𝚃 𝙸𝚁𝙾𝙽 𝙱𝙰𝚁𝚂 (𝙴𝚗𝚍) 𝚂𝙴𝙱𝙰𝙶𝙸𝙰𝙽 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝚄𝙽𝙱𝚄𝙿
RomanceSweet 🎯 Sad🎯 Nafsu 🎯 Posesif 🎯 dissociative identity disorder🎯 Aku bahkan jatuh cinta pada seorang yang aku BENCI!! MeanMin. Dia lelakiku. Phiravich X Rathavit.