Chap 4

4K 201 15
                                    

Happy reading.
Thx votmen.

✖️✖️✖️

"Selamat pagi Tuan Plan."
Suara wanita paruh baya itu terdengar.

Plan mengira sedang bermimpi. Tapi langkah wanita itu semakin jelas terdengar mendekatinya. Mata bulatnya sedikit terbuka memastikan.

"Tuan Plan jangan takut mereka orang baik-baik. Mereka yang akan melayani Tuan Plan..."
Ucap wanita itu datar tanpa ekspresi.

"Tuan Phiravich, maaf membuat Tuan menunggu. Senang bertemu Tuan lagi..."
Suara wanita paruh baya itu terdengar.

Saat itu Plan memberanikan diri untuk mengangkat wajah, mendapati wanita paruh baya itu tengah berjabat tangan dengan Mean.

"Harusnya saya yang meminta maaf karena telah membuat kalian jauh-jauh datang kemari..."

Plan mengernyitkan dahinya. Ada apa hari ini? nampak aneh dan berbeda. Phiravich? Lelaki itu tampak berwibawa. Plan semakin bingung. Memikirkan itu semua membuat kepala semakin berat.

"Apa kalian sudah mempersiapkan semuanya?"
Tanya Mean halus.

"Sudah Tuan. Semuanya sudah kami siapkan..."

Mean manggut-manggut. Senyum manisnya begitu ceria. Bahkan tatapan mata nya pun begitu bersinar. Mata coklat yang sama, tapi ini berbeda.

"Tuan Plan. Perkenalkan, saya Sammy, dokter yang akan memeriksa kondisi anda hari ini. Mari ikut dengan saya..."

Sudut mata Plan melirik ke Mean, meminta persetujuan. Mean mengangkat bahu, menyuruh Plan untuk mengikuti Sammy.

"Anda orang yang sangat kuat Tuan Plan..."
Kata Sammy sambil tersenyum.
"Usia kandungan anda sekarang sedang berjalan 15 minggu..."

Mean masih setia berada di sana mengangguk dan tersenyum.

15 minggu. Jadi Plan sudah terkurung selama empat bulan. Dan ini adalah keajaiban Plan masih hidup bahkan sampai bisa menghasilkan benih.

"Dan selamat Tuan, penerus keluarga Phiravich akan bertambah dua bayi..."

Sepeninggal Sammy, Plan berada di kamar sendirian. Plan sudah berpindah kamar yang lebih besar mewah dan tentunnya Plan bisa menikmati dunia luar meski hanya sebatas mengintip dari dalam jendela.

Satu yang membuat Plan terenyuh, di luar dugaan ternyata Mean begitu menyukai kenyataan jika anak yang berada dalam tubuh Plan adalah bayi kembar.

"Terimakasih..."
Ucap Mean lembut.

Plan hanya diam. Plan bingung, Mean tidak berlaku kasar sedikitpun dengannya. Mean bertingkah sangat manis sehingga hatinya sedikit menghangat karena di perlakukan seperti itu.

Mungkin juga karena pengaruh bayi. Plan merasa tidak rela jika Mean meninggalkannya. Bahkan Plan merasa rela untuk di pukuli, jika Mean mau sedikit lebih lama bersamanya.

"Ah, seperti nya aku sudah tak waras. Mengharap lelaki iblis ini!"

Mean seakan mengetahui keinginan Plan. Mean melangkah mendekat dan duduk di samping posisinya sekarang. Plan secara reflek bangun.

"Aku sudah meminta pelayan untuk menyiapkan vitamin untuk kamu dan anak-anak aku..."
Ucap Mean lalu tangannya bergerak terangkat, hendak menyentuh Plan.

"Ja-jangan sentuh aku..."
Elak Plan gugup.

"Jangan takut, aku hanya ingin menyapa mereka..."
Jelas Mean mencoba menenangkan.

𝙻𝚄𝚂𝚃 𝙸𝚁𝙾𝙽 𝙱𝙰𝚁𝚂 (𝙴𝚗𝚍) 𝚂𝙴𝙱𝙰𝙶𝙸𝙰𝙽 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝚄𝙽𝙱𝚄𝙿 Where stories live. Discover now