°18

910 124 5
                                    

BRAK!!

"KAK JISUNG!!"

Rie langsung lari ke arah Jisung yang lagi meringkuk sambil sesenggukan. Rie langsung peluk Jisung sambil bisikin kata penenang.

Kata penenang menurut orang-orang :
"Udah, jangan nangis lagi. Semuanya bakal baik-baik aja kok."

Kata penenang menurut Rie :
"Kak, jangan nangis lagi. Abangnya Jietha tuh emang BANGSAT, GAK TAU DIRI!! GOBLOK BANGET GAK BISA MIKIR ANJING!! GUE YANG EMOSI NGELIATNYA!! Abangnya aja gak punya otak kaya gitu, pantes aja adeknya goblok ya?"

Di lain tempat, Jietha yang lagi ngupil pun tiba-tiba alisnya rontok.

Yaudah skip.

Waktu Rie ngerasa kakaknya itu udah agak tenang, dia baru bisa ngomong, "Perasaan gue udah gak enak waktu liat kak Minho dateng sama kak Lia ke rumah Jietha. Gue tau lo gak baik-baik aja, kak."

Jisung ngangguk dalam pelukkannya Rie. Setelah hening cukup lama, akhirnya Jisung buka suara, "Ternyata cemburu sama orang yang gak dimilikkin tuh gak enak ya. Kita gak punya hak buat marah. Toh dia bukan siapa-siapa kita."

Rie ngelepas pelukkannya, natap kakaknya itu dalam-dalam. "Menurut gue sih kalo lo marah masih ada hak. Kak Minho yang udah kasih harapan segitunya, jadi salah kak Minho lah!"

"Cuman gue gak seberani itu, Rie. Gue gak bisa ngutarain perasaan gue langsung," kata Jisung.

"Kalo kak Minho minta maaf, terus langsung nembak lo gimana?" tanya Rie ngawur.

Jisung ngangguk sambil bilang, "Ya gue terima lah, terlanjur sayang guenya."

Tok tok tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok tok tok

"Masuk aja," kata Jietha cuek.

Minho masuk kamar Jietha, terus duduk di pinggiran ranjang cewek itu. Sedangkan Jietha masih setia baca wattpad. Hiya.

NC lagi.

hiya.

.g

"Jie.. Lo marah sama gue?" tanya Minho serius. Jietha ngelirik Minho sebentar sebelum akhirnya jawab, "Gak."

"Terus kenapa? Gue salah apa?"

Jietha banting hpnya ke kasur, setelah itu mendekat ke arah Minho. "Ya coba lo pikir kalo kak Jisung deket sama cowok lain. Perasaan lo gimana?"

"Ya.. Marah lah gue. Dia kan cuma punya- eh?"

"Tapi elo gak ada hak. Kan belum official," kata Jietha. Minho mikir, bener juga sih.

"Kak Jisung itu kesel sama lo. Lo deket sama kak Lia, sampe ngebatalin ke panti bareng cuman buat kerja kelompok doang. Mana cuman berduaan sama Lia. Gue juga liat kak Jisung tadi balik lagi ke kelas gegara ngeliat lo ngerangkul kak Lia di kantin. Dia sayang sama Lo, kak. Lo nya aja goblok, gak nyadar," kata Jietha.

Minho langsung dapet pencerahan. "Gue pusing," kata Minho sambil ngusak-ngusak rambutnya kasar, frustasi.

"Gini aja deh. Lo serius gak sih sama kak Jisung? Lo sayang dia?" Tanya Jietha.

Minho ngebenerin posisi duduknya, ngehadep ke Jietha. "Lebih dari itu, Jie. Gue suka sama dia dari dulu. Pengen ngejer tapi gak ke kejer."

"Ya kalo lo sayang, tembak lah goblok. Kalo sampe kak Jisung keembat orang, jangan nangis-nangis ke gue minta bantuin. Gue gak akan bantu," kata Jietha.

"Terus sekarang gue harus gimana?"

Jietha jeluar kamar, ngambil kunci motornya Minho. Setelah itu, Jietha lempar kunci motor itu ke arah Minho dan langsung ditangkep. Minho ngeliat kunci motor itu. Bingung.

"Buat apaan?"

"Praktek. Terjun ke lapangan," kata Jietha sambil pake jaket.

"Hah?"

"Samperin rumahnya. Tembak kak Jisung. Gue ikut."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Benci : Cinta yang Tertunda [MinSung] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang