°19

917 116 4
                                    

"Rie, gue udah di depan," kata Jietha lewat telpon. Minho udah gugup banget daritadi.

Sebenernya Minho belum siap, tapi denger perkataan adeknya tadi, Minho jadi mikir dua kali. Kalo sampe ke embat oranglain, kan dia juga yang galau nanti. Lebih cepat lebih baik.

Cklek

"Oh? Ada kak Minho juga?" tanya Rie. Minho cuman senyum aja. Terus nanya, "Jisungnya dimana, Rie?"

"Di kamarnya. Lagi nangis. Gak tau deh gegara apa," kata Rie sambil nekenin tiap kalimat.

Minho langsung garuk-garuk tengkuknya. Terus Jietha tiba-tiba nyerocos, "Abang gue mo nembak kakak lo. Goblok dia, baru sadar."

Rie langsung senyum terus jawab, "Samperin aja."

Begitu dapet lampu hijau dari adeknya Jisung, Minho langsung rusuh lari-lari naik tangga.

Cowok itu nyari kamar gebetannya yang mana. Karena sumpah ya, di lantai atas ada 4 pintu berderet. Kan Minho takut salah masuk.

Senyum Minho ngembang waktu ngeliat pintu bertulisan "Jisung's Room". Minho langsung ngetok pintunya.

Kedengeran suara berisik dari dalem. Gak lama kemudian pintunya ngebuka, nampilin wajah Jisung yang udah kusut karena kebanyakan nangis. Rambutnya acak-acakan. Matanya sembab, hidungnya merah. Tapi malah keliatan gemesin di mata Minho.

Tapi gak lama, pintunya udah mau ditutup lagi. Tapi ketahan sama tangannya Minho.

"Tunggu dulu sebentar," kata Minho.

"Please, Ho. Gue lagi gak pengen liat muka lo. Gue pengen sendiri," kata Jisung sambil berusaha nutup pintunya lagi. Tapi tangan Minho nahan pintunya, ngebuka pintu itu lebih lebar, terus masuk ke kamarnya Jisung.

Jisung nunduk, megang ujung seragamnya gugup sambil sekali-kali sesenggukan. Minho gak tahan ngeliat Jisung nangis kaya gini, apalagi nginget yang ngebuat Jisung kaya gini tuh ya dirinya sendiri.

Minho spontan genggam salah satu tangan Jisung, terus narik cowok yang lebih muda ke pelukannya. Jisung kaget, tapi setelah itu Minho malah ngerasa bahunya basah.

Jisung nangis lagi.

"Maafin gue, Ji. Gue kurang peka sama perasaan lo. Gue.. Minta maaf," kata Minho sambil ngelus-ngelus punggung Jisung yang bergetar, sambil sesekali nyium aroma yang keluar dari rambut halus Jisung.

Minho bisa ngerasain kalo Jisung ngegeleng dalam pelukannya. "G-gue yang terlalu b-berharap. M-maaf," kata Jisung sambil nahan tangisannya.

"E-eh? Lo kenapa, Ji?"

Jisung makin lama makin merosot, Minho panik. Cowok itu langsung gendong Jisung dan ngebawa badan kurus Jisung ke kasur.

🌚

"P-pusing.." kata Jisung sambil megangin kepalanya.

"Tidur dulu ya? Lo kayanya kebanyakan nangis. Gue tinggal dulu," kata Minho sambil makein Jisung selimut.

"J-jangan," suara lirih Jisung ngebuat Minho berenti dari aktivitasnya.

"T-temenin gue. Sini.." Kata Jisung sambil ngegeser badannya. Minho senyum terus naik ke kasur sebelah Jisung.

"P-peluk," kata Jisung yang langsung dibales Minho pake pelukan.

"Lo manja banget kalo lagi badmood," kata Minho sambil ketawa kecil.

"B-bacot. Gue mo tidur. Berisik."

"Iya iyaaa.. Gue diem."

Di lain sisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di lain sisi...

"WOI ANJING DIPELUK COKKK!!"

"KAPAL GUE ANJENGGGG"

"ADUH ADUH GUE MIMISAN WOI"

"WOI TIDUR BARENG ITUUUU"

"WOI ASTAGA GUE RELA JADI RANJANGNYA, SUMPAH"

Coba tebak siapa.



















Ya siapa lagi kalo bukan duo goblok. Jietha sama Rie yang jiwa fujoshinya udah meresap sampe ke tulang. Ye gak hanriesta

 Ye gak hanriesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Benci : Cinta yang Tertunda [MinSung] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang