Yang biasa terlihat indah pun menjadi tak berarti ketika garis senyum dan indahnya matamu mengalahkannya.
-oOo-
Bel pulang telah dibunyikan di hari Jumat ini. Para siswa yang haus akan berakhirnya KBM berhamburan keluar dari kelas yang mengurungnya. Langkah kaki yang beradu, tangan gatal ingin bergandengan, serta bibir komat-kamit menceritakan betapa bosannya mata pelajaran.
Tidak dengan Abdan. Biasanya ia akan menunggu sampai sekolah lumayan sepi. Setelah itu ia akan pulang ke rumah untuk berganti baju dan bersiap menjemput adiknya dari bimbel.
Koridor kelas masihlah diramaikan para murid, sehingga Abdan harus menunggu lebih lama. Ia tidak suka keramaian. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian.
"Oi, Dan! Gua kumpul dulu," pamit Bisma yang sedari tadi menemani Abdan di kelas sambil bermain game online.
"Yo, thanks."
"Lo gak apa-apa nih sendiri?"
"Ya... santai aja sih. Lu udah dicari pembina kan? Udah sono," pinta Abdan.
Bisma pun mengiyakan dan mengambil ranselnya. Ia berjalan keluar menuju ruang musik sembari bersenandung lagu favoritnya, yaitu lagu-lagu Elvis Presley. Ya, dia mengikuti ekskul musik dan menjabat sebagai vokalis band.
"Hei, ssstt ssstt." bisik seseorang ketika Bisma sampai di pintu.
Bisma menaikkan dagunya seolah bertanya 'ada apa?'.
Orang itu adalah Byanca. Orang yang sedari tadi menunggu bel pulang untuk bertemu dengan Abdan. Sedangkan Cheryl yang tadinya bersamanya pamit duluan karena sudah dijemput.
"Chairmate si Abdan ye?" Byanca bertanya, tapi sebelumnya ia menarik Bisma menjauhi pintu kelas XII MIPA 3 itu. Supaya tidak terdengar Abdan, katanya.
"Iyap betul. Tapi ada apa ya?" jawab Bisma enteng.
"Temen lo nyebelin tau ga?! Gue mau ketemu dia dulu,"
"Wait! Oh lu yang nge-chat kemaren-kemaren ya? Lewat HP gua pula,"
"Halu kali ah. Kapan gue nge-chat lo?"
"Oh, berarti lu dikadalin ama si Abdan noh. Serius dah itu chatting-an masuk ke HP gua,"
"Rese banget sih pake nomor orang segala," gumam Byanca. "Ya udah. Gue mau temuin dia dan rasanya gue masih butuh lo buat bantuin gue,"
"Atas dasar apa?"
"Etdah ini temen sebangkuan ampe respon juga sama?! Atas dasar apa.. atas dasar apa." nada Byanca seperti mengejek Bisma.
Byanca menggelengkan kepalanya. Ia memberanikan diri muncul dihadapan Abdan yang terlihat dari pintu sedang menulis sesuatu di buku. 'Dasar anak ambis' batin Byanca.
"Miss me, huh?"
"Astagfirullah,"
Rupanya Abdan terkejut oleh sosok bule jadi-jadian yang satu ini. Sontak ia memasukkan bukunya beserta alat tulisnya ke dalam ransel hitamnya.
"Jiahh, kaget ya lu?" Byanca tertawa ringan.
"Permisi, saya buru-buru." jawab Abdan sopan.
"Idih. Kemaren ngomongnya gua-gua. Sekarang, saya-anda?" ledek Byanca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Now You Know, You Love Me
Teen FictionEntah sihir apa yang berhasil merubah Byanca menjadi remaja kalem, penurut, tapi terkadang bossy pada satu pria yaitu Abdan. Ia yang tadinya sering membuat onar di sekolah, kini malah lebih senang duduk manis di sebelah Abdan yang tengah belajar. Ab...