Chapter 2

72 7 0
                                    

Happy Reading>>>

Author POV

“Iya. Kau tadi mengatakan senyumanku mirip dengan Minhyung. siapa Minhyung yang kau maksud.” Tanya Mark pada Mina. Tatapan matanya juga sangat tajam membuat Mina tak dapat berkilah lagi.

“Dia temanku,” jawab laki-laki dari balik tangga.
“Renjun.” ujar Jeno.
“Maaf. Aku tak pernah menceritakanya. Nama aslinya adalah Kim Jae Seuk. Dan nama kecilnya adalah Minhyung. Dia adalah kakak dari Mina” jelas Renjun tanpa cacat sedikitpun.
“Jadi kau mengenal gadis ini?” Mark mendorong Mina kedepan seperti seorang tahanan. Renjun mengangguk.
“Tentu saja dia sahabatku.” jawab Renjun yakin.
“Tapi kenapa bukan kau yang menjawabnya?” Jeno menatap Mina.
“Itu karna dia takut. Walaupun sikapnya sedikit dingin. Tapi dia penakut” jelas Renjun lagi
“Sudahlah. Untuk apa memperpanjang masalah ini. Lagipula ini semua sudah jelas. Minhyung yang dia maksud berbeda dari Minhyung yang kau maksud Mark” Jaehyun berusaha menengahi. Mina menghembuskan nafas lega, kali ini ia benar-benar berterima kasih pada Renjun.

Mina POV

“Aku pulang!” seruku setelah tiba dirumahku. Jarak rumahku dengan sekolah memang sangat jauh. Membutuhkan waktu dua jam dalam perjalanan, maka dari itu aku sangat kelelahan hari ini.

“Bagaimana?” Tanya kakek padaku. Ia memandang jendela yang berada didepannya.
“Maksud, kakek ?” tanyaku hati-hati.
“Apa kau berhasil mendekatinya?” kakek memperjelas pertanyaannya.
“Ah… ini baru saja hari pertama. Jadi mana mungkin aku sudah dekat dengannya. Lagi pula dia sangat dingin, aku rasa sangat susah untuk mendekatinya.” ujarku. Kakek membalikkan badannya, ia berjalan mendekatiku.
“Kau tau, aku menjadi mavia karna kedua orang tuamu terbunuh hanya untuk menyelamatkan mereka. Sedangkan mereka dengan sangat gampangnya mengatakan tidak perlu ada perang lagi. Tanpa memperdulikan pengorbanan orang-orang yang telah menyelamatkannya.” Entah sudah kesekian kalinya kakek mengatakan itu padaku.
“Jadi, apapun yang terjadi. Kau harus tetap dapat mendekatinya. Kau tidak perlu membunuhnya. Karena aku yang akan membunuhnya. Kau hanya perlu membawanya kemari padaku.” kakek menyeringai.

Aku tidak tahu seberapa besar dendam kakek pada keluarga kerajaan.
Aku melihat Minhyung yang berada dilantai dua rumahku. Ia menatapku sambil tersenyum pilu. Senyuman kesedihan, aku tidak tahu. Apa aku sanggup menjalankan misi ini.

Author POV.

“kakak buka pintunya!” seru Mina dari luar kamar Minhyung. Minhyung segera bangkit dari tempat tidurnya.
“Berapa kali harus ku bilang. kau itu lebih tua dariku, Kak. Jadi jangan panggil aku kakak lagi.” omel Minhyung saat Mina mulai masuk kekamarnya.
“Biarkan saja. Aku senang memanggilmu dengan sebutan kakak,” Ujar Mina sambil meletakan nampan di meja Minhyung. Sedangkan Minhyung mendengus kesal.
“oh. Apa ini?” Mina mengangkat sebuah pita sutra berwarna biru dengan tulisan Leetwins di sudut pita itu, ia merasa bahwa ia pernah melihat pita itu. Tapi ia tak tau dimana.
“Hanya itu yang kubawa saat kakekmu membawaku kemari,” jelas Minhyung. “Kau mau memakainya?” tawar Minhyung. Tanpa berfikir panjang Mina langsung mengiyakan tawaran Minhyung.

Minhyung mengikatkan pita biru itu dirambut Mina. Ia sengaja menyisakan bagian ujung pita itu yang berisi tulisan Leetwins. Berharap sesuatu dari pita itu.
“Sudah.” ujar Minhyung saat ia sudah selesai memasangkan pita itu. Mina tersenyum senang sambil sedikit bercermin, memandang pita yang kali ini bertengger di rambutnya.
“Huua… kau baik dalam memasang pita kak!” seru Mina.
“Jangan panggil aku kakak!” kesal Minhyung.
“Tidak!” tolak Mina. Ia kemudian bergegas keluar dari kamar Minhyung.
“yak!” teriak Minhyung frustasi.

...

Mina berjalan menuju kelasnya sambil bersenandung kecil, walau ia tahu bahwa saat ini hampir semua gadis menatapnya dengan tatapan elang, namun ia berusaha untuk tidak terpengaruh. Ia hanya berfikir bagaimana ia menjalani hari ini dan menyelesaikan misi dari kakeknya.

I Can't Hurt You [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang