Arra Florina

287 54 38
                                    

_P R O L O G_

"Setiap cinta memiliki sisi istimewanya tersendiri".

***

Pukul 11 malam, mungkin itu adalah waktu dimana semua orang telah terlelap. Tapi tidak bagi seorang gadis cantik yang sekarang masih menatap lampu-lampu jalan dari balkon kamarnya. Sudah biasa baginya untuk tidur larut malam. Dia selalu memastikan bahwa orang tuanya telah pulang ke rumah, meskipun dia harus terjaga sampai selarut ini.

Derap langkah kaki terdengar semakin dekat. Tapi Arra sama sekali tidak merubah posisisnya untuk sekedar menoleh ke belakang. Dan sekarang dia bisa merasakan sentuhan hangat pada pundak kirinya.

"Sayang...?" Panggil wanita paruh baya di belakangnya.

Arra masih tidak bergeming, dia masih setia menatap lampu-lampu jalan itu.

"Maaf mama pulang terlalu larut ya?" Ucapnya, namun Arra masih bergeming di tempat.

Wanita paruh baya itu membalikkan tubuh Arra menghadapnya, "Kalo mama bicara lihat wajah mama Arra!"

Arra menurunkan tangan sang mama dari pundaknya, "aku ngantuk mah, mau tidur." Ucapnya, kemudian berjalan menuju kasur.

Sukma hanya bisa menghela napas lelah, "yaudah, mama kebawah dulu ya?" Ucap Sukma.

Arra hanya menjawabnyaa dengan gumaman.

Setelah Sukma melihat sang putri mulai menidurkan dirinya, dia pun ke kamarnya untuk membersihkan dirinya sendiri.

***

Matahari mulai menampak-kan dirinya. Seperti pagi yang sebelum-sebelumnya. Kehidupan Arra hanya Flat seperti ini,tak ada kesan istimewa di dalamnya. Sejak satu tahun yang lalu.

Hening,

Itu yang Arra rasakan setiap paginya. Hanya hari-hari tertentu kedua orang tuanya bisa sarapan bersama. Seperti saat ini hanya dia sendiri yang berada di ruang makan seluas ini. Kadang perasaan bosan sering hinggap di dalam relung hatinya, tapi dia bisa apa?dia hanyalah seorang anak yang memang sudah terbiasa sendiri.

"Bi...Arra berangkat dulu. Assalamualikum." teriak Arra saat sudah sampai di pijakan terakhir tangga, kemudian Arra melanjutkan langkahnya menuju teras.

Disana Pak Joko supir pribadi di rumah Arra sudah menunggu di dekat mobil. Arra tersenyum ramah yang dibalas dengan anggukan. Kemudin Arra bergegas masuk ke mobil agar cepat untuk sampai ke sekolah.

Selama perjalanan Arra hanya diam memandangi pertokoan yang berjejer di sepanjang jalan.

"Mba...sudah sampai," ucap Pak Joko sopan.

"Eh, iya." Arra terkekeh seraya menepok keningnya, merutuki kebiasaannya yang sering sekali melamun.

"Makasih, pak." Arra turun kemudian bergegas menyebrang ke arah sekolahnya.

Mobilnya tidak berhenti tepat di depan gerbang sekolahan-nya, karna walaupun masih pagi begini tapi sudah banyak mobil yang bergilir  untuk berhenti di depan gerbang sekolahnya.

You Are Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang