1. Kebetulan?

130 36 27
                                    


"Pagi, ketika cerita mulai di cari
dan kembali untuk di bagi"

▶▶▶

Arra memejamkan mata, membiarkan wajahnya tersapu lembut oleh sejuknya udara. Menghirup aroma teh hangat yang masih mengepulkan asap. Nikmat.

Satu

Dua

Tiga

Dorrrr!!

Oke kalo makhluk yang satu ini udah nongol, di jamin setiap detik hidup Arra akan hancur.

"Hayo mikir jorok y lo?" Tuduh lily seraya menyipitkan mata curiga.

Cately Fradela, biasa di panggil Lily. Gadis cantik berlesung pipi, bermata sipit, dan berambut pendek sebahu itu adalah salah satu sahabat Arra. Bisa dikatakan spesies langka dari 1 : 1000 wkwk.

"Ngaco, yang ada lo tuh muka polos tapi laptop isinya 17+ semua." Jawab Arra santai.

"Anjirr lo kok tau?!" Lily membulatkan matanya, kaget. Karna setaunya ia telah menyimpan documen itu dengan nama 'gk penting' agar tidak ada yang membuka.

"Iyalah Arra," Arra membusungkan dada bangga.

Sekarang gini, kalau ada documen yang judulnya kaya gitu siapa pun pasti curiga.

Secara nama yang tertera kentara banget supaya orang yang lihat gak buka documen itu. Seharusnya kasih nama biasa aja supaya gak di curigai.

Arra hanya menepuk jidat atas keluguan sahabatnya itu. Eh, btw lugu sama bodoh beda tipis ya ngga sih wkwk.

"Ck, yaudah kuy berangkat,"

Arra dan sahabatnya memiliki rencana di hari libur ini untuk sedikit bersantai di kafe,

***

Setelah menempuh jarak sekitar 20 menit. Disinilah mereka, di sebuah kafe yang mungkin bisa di bilang instagramable.

Kafe ini ramai dengan para remaja, mungkin karna suasananya yang nyaman. Tapi yang penting sedang ada diskon di sini, makanya mereka memilih tempat ini sebagai tujuan.

"Kemaren lo di hukum bareng si Arion kan, anak 11 IPA 4? Gilaaa beruntung banget" Ucap Lily seraya mendudukan bokongnya di kursi.

Arra ikut memposisikan diri, duduk di kursi yang berada di depan Lily. Mereka sengaja mengambil meja dua kursi.

"Beruntung pala lo! Yang ada gue capek sendiri, lo tau yang bersihin tuh taman sama gudang? Gue ly, sedangkan tuh cowok sengak enak- enakan main hp," Jawab Arra menggebu-gebu.

"Gue sebel banget sama dia sumpah!" Lanjutnya. Kemudian Arra beranjak dari kursi untuk memesan minum mereka.

Setelah mendapatkan pesannaya, Arra berniat kembali ke mejanya. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti.

Arra menyipitkan mata. Memperhatikan cowok berjaket kulit yang baru memasuki area kafe. Seketika matanya membulat.

Mungkin keberuntungan sedang tak berpihak padanya. Begitu luasnya Indonesia ini dan ia malah bertemu dengan orang yang tidak ingin ia lihat wajahnya. Arion Putra Keano. Sebal sekali rasanya saat melihat cowok itu berkeliaran dihadapannya.

Dengan gesit Arra langsung melesat ke balik tembok penyekat toilet kafe tersebut.

"Huhh aman." Ucapnya seraya mengelus dada.

"Aman kenapa?"

Prankk,

Gelas yang di bawa Arra seketika jatuh dan pecah. Astaga...suara itu, Arra kenal suara itu, suara dingin namun tegas milik...milik Dion. Kekasihnya.

"Ka-kak Dion, kok di sini?" Tanya Arra sedikit gugup kemudian mencoba tersenyum se-natural mungkin. Meski kenyataannya kentara sekali kalau senyumnya dipaksakan.

"Loh, seharusnya aku yang tanya itu," Ujar Dion dengan pandangan yang tak lepas dari gadis mungil di hadapannya.

"Oh ini lagi jalan sama Lily." Arra hanya nyengir lebar memperlihatkan gigi kelincinya.

"Yaudah, jangan pulang terlalu sore,  oke?" Ucap Dion lembut seraya mengusap puncak kepala gadisnya.

Arra hanya mengangguk angguk-kan kepalanya sebagai jawaban. Setelahnya, Arra memandang punggung Dion yang semakin mengecil kemudian menghilang di balik tembok.

Dion memang seperti itu, sedikit posesif. Jadi tidak heran jika sikapnya terkesan menuntut agar yang Arra lakukan harus di ketahui olehnya.

"Eh cewek," Colekan di bahu itu,  membuat Arra menoleh ke arah sumber suara. Seketika mata Arra membesar sangking kagetnya.

"Ngapain sih. Maaf saya ngga kenal!" ketus Arra. kemudian Melanjutkan langkahnya yang tertunda ke meja sahabatnya.

"Lucu. Dingin-dingin manis." Ucap Rion lirih, namun nyatanya masih bisa di dengar oleh Arra.

Sableng! dia pikir gua ice cream apa. Eh ngomong-ngomong soal ice cream pesen ahh,

Sudut bibir Arra sedikit tertarik, mengukir senyum yang begitu manis. Kemudian langkahnya kembali menuju meja.

Biar nanti Lily yang pesenin mhehe, pikirnya.

***

Hari senin....
Hah, hari ini adalah hari yang sangat di benci Arra. Bahkan mungkin bukan hanya ia yang membenci hari ini.

Kadang ada beberapa siswi yang akan berpura- pura sakit agar tidak mengikuti upacara. Memang sungguh cerdik.

Pada kenyataanya. Arra, serta kedua sahabatnya Lily dan Adira juga sering melakukan hal konyol itu.

Owh perkenalkan, satu lagi sahabat Arra,
Adira Meheswari, sebut saja Dira. Gadis ayu nan anggun itu terkesan gadis yang irit bicara. Dan di antara mereka ber tiga Adira-lah yang paling dewasa dalam memecahkan segala hal.

***
Jangan lupa voment ya:')

Karna satu vote dari kalian berharga buat aku_^
Dan
Makasih buat temen-temen yang masih setia di cerita ini♥♥

Follow akun wattpad aku y⇩
@desinovita01


You Are Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang