_You Are Me_
Cara berfikir kita berbeda. Hidupku bukan hidupmu.
***
Malam ini hujan turun dengan derasnya. Petir yang saling bertautan pun kadang terdengar begitu memekakan telinga. Tapi gadis cantik itu seakan tuli, tak mendengar apapun.
Dia masih diam diatas sofa kamarnya, memandangi hujan dari balik jendela. Entahlah, bahkan kamarnya pun begitu gelap.
Arra. Gadis kecil yang baru beranjak remaja. Ia mungkin tak tau bahwa hidup itu memang kejam, butuh diperjuangkan. Dan malam ini membuktikan, bahwa gelap tak selalu menakutkan.
Akan sia- sia jika hanya berdiam diri merenungi hidup. Tapi mungkin ia hanya butuh waktu sejenak untuk menenangkan diri.
Arra memejamkan matanya, kemudian menghembuskan nafas kasar, begitupun seterusnya hingga berulang ulang.
Arra lelah?
Jelas
Keluarganya baru kembali baik- baik saja. Dan sekarang? cintanya pergi. Kadang hidup memang selucu itu ya?
Tok...Tok...Tok...
Ketukan pintu itu seakan menyadarkan Arra untuk kembali ke dunia nyatanya.
Arra bangun dari duduknya kemudian berjalan menuju pintu kamar.
"Loh mama?" Arra mengerutkan dahi bingung. Ngapain mamanya malam- malam gini ke kamarnya.
"Mama masuk y, mau ngomong penting." Belum juga Arra menjawab, mamanya itu sudah lebih dulu menyelonong masuk dan duduk di kasurnya.
Arra memposisikan diri di samping mamanya. Ia jadi penasaran hal penting apa yang mamanya itu ingin bicarakan.
"Besok mama sama papa bakal pergi ke London," Ucap Sukma serius.
"Loh bukannya bulan dep-"
"Cuma seminggu sayang." Potong sukma cepat seraya mengelus puncak kepala putrinya.
Arra hanya bisa menghembuskan nafas lelah kemudian mengangguk.
Mau bagaimana lagi, yang orangtuanya lakukan saat ini toh itu demi dirinya, demi masa depannya. Dalam hidup memang kadang harus mengorbankan satu hal demi hal yang lain. Jika tidak begitu, kita tak akan mencapai sebuah tujuan.
***
Dan disinilah Arra sekarang berdiri di depan teras untuk mengantarkan kedua orangtuanya pergi memenuhi kewajibanya.
Arra memandang kepergian kedua orangtuanya dengan perasaan yang berat. Tapi ia mencoba memasang senyum terbaiknya.
"Yasudah mama berangkat dulu ya." Sukma mencium kedua pipi sang putri.
"Arkan, tante titip Arra ya. Jaga baik-baik dia anak tante satu-satunya loh." Tambahnya tak lupa dengan cengiran yang menyebalkan.
yaelah masih aja, batin Arra.
"Om percaya sama kamu." Chandra menepuk-nepuk bahu Arkan, tak lupa disertai senyum tulusnya.
"Om percaya banget sama saya. Kalo saya macem-macem gimana?" Tanya Arkan polos. Sontak Chandra dan Sukma terkekeh.
Arra yang mendengar cowok jangkung disebelahnya pun sontak melebarkan mata. Bisa-bisanya ngomong kaya gitu. Ngga pernah ngomong, sekalinya ngomong nyeremin.
Chandra menatap iris Arkan dengan tatapan teduhnya. "Om percaya kok kamu ngga akan mengecewakan kita."
Yakali, dikira gue cowok apaan gak bisa macem-macemin anaknya, kecuali anaknya cowok.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Me
General Fiction"izinin gue ngisi ruang kosong di hati lo. Izinin gue jadi penopang saat lo gak sanggup lagi melangkah. Jadiin gue, salah satu alasan kenapa lo hidup." Ucapnya mantap. - ? *** Arra Florina, gadis yang menyimpan luka dalam sorotan matanya. Arra Flo...